BAB 382
BAB 382
sudah 1 atau sampai 2 jam aku berputar-putar tapi selama itu pula aku aku merasa kembali dan kembali lagi ke tempat yang sama. padahal tadi aku merasa ndak mengambil jalan belokan atau tikungan manapun. sebenarnya jalan manakah yang kutempuh sekarang ini? aku benar-benar bingung dan mulai ragu dengan jalan yang aku pilih sedari tadi.
"duh Gusti apa yang aku lakukan sekarang aku pikir jalan di depanku itu adalah jalan yang lurus. bukankah seharusnya aku tinggal mengikuti jalan itu sampai bertemu dengan jalan utama tadi? lantas kenapa kok seolah-olah aku telah berputar-putar ke sini dan kembali lagi ke hutan yang mengerikan ini. sebenarnya ini adalah hutan apa Gusti?" keluhku setengah frustasi karena aku merasa benar-benar sudah sangat jengkel dan emosi dengan semua ini.
"Romo, Romoku Adrian untuk anakmu ini untuk melihat jalan yang benar-benar bisa kami lewati agar kami bisa kembali ke Kemuning. Aku benar-benar sudah ndhak sanggup jika harus berputar-putar sekali lagi dan kembali ke tempat ini lagi,"
putar kepalaku di setir mobil untuk sesaat kemudian aku memejamkan mata rapat-rapat. kulihat ada sinar putih yang tampak menyilaukan dan itu berhasil membuatku menengadahkan wajah melihat ke arah sinar itu. banyak banyak sekali jalan yang bercabang-cabang yang ada di depanku.Aku masih di jalan itu hanya satu dan jalan itu adalah jalan yang lurus. lalu kemudian aku melihat sosok romo berdiri di depan mobilku, dengan gaya khasnya yaitu mengangkat kedua tangannya di belakang punggung dan dengan senyuman yang sangat-sangat itu.
"Romo, Romo datang?" tanya aku setengah terkejut aku langsung keluar dari mobil, kemudian mendatangi ke arah Romo Adrian.
"apa yang kamu lakukan sampai berada di sini Arjuna? tahukah kamu kalau ini adalah hutan larangan yang menjadi hutan yang paling dilarang oleh orang-orang untuk masuk ke sini. bagaimana bisa kamu sampai berada di titik ini?"
"Aku juga ndak tahu Romo. tadi saat di jalan utama aku dan Bima mengalami sedikit masalah jadi kami memutuskan untuk mencari jalan lain dan mengikuti jalanan itu yang searah menuju Kemuning. tapi akhirnya malah kami sampai ke sini,dan yang lebih bodohnya lagi adalah dari tadi aku berusaha untuk keluar dari tempat ini aku terus berputar-putar dan kembali lagi ke sini. sebenarnya apa yang terjadi romo? Aku benar-benar sangat bingung,apakah para lembut-lembut itu yang telah membingungkan ku dan Bima selama ini?" tanyaku kepada Romo karena aku benar-benar merasa sangat penasaran bagaimana bisa aku seolah seperti terikat dan terbawa arus sampai-sampai aku tetap berada di sini lagi Dan lagi.
"penunggu hutan ini adalah seorang putri, dia selalu menginginkan laki-laki yang tampan untuk dijadikan suami di alamnya. dan kalian berdua adalah masuk dalam kategori yang diinginkan oleh Putri tersebut.itu sebabnya kalian seolah ndak bisa keluar dan lepas dari tempat ini.karena yang putri itu inginkan adalah kalian merasa putus asa cara memutuskan untuk bermalam di sini,"
"lantas Kalau kami sampai bermalam di sini apa yang akan terjadi?"
tanyaku yang semakin penasaran, pantas saja dari tadi aku melihat sosok putri keraton tampak berdiri di pinggir jalan sambil memandangku dengan tatapan anehnya itu bibirnya tampak tersenyum dengan kulit yang seputih kapas. kulit yang seolah tanpa darah dengan warna yang sangat mengerikan.
"saat Kalian ndhak sadarkan diri, ruh kalian akan diambil untuk dibawa ke alam mereka. dan Kalian juga akan susah untuk bisa kembali ke tempat ini sebagai manusia. Untung saja saat ini yang tertidur hanya Bima jadi kamu bisa menjaganya. jadi mulai sekarang kamu akan menemukan banyak pertigaan pertigaan yang ada di depan sana, ambilah selalu pertigaan ke kanan dari posisi mengujimu saat ini. dan selama kamu belum sampai di jalan utama.kamu jangan pernah menoleh ke arah samping apalagi menoleh ke belakang,meskipun kamu mendengar sesuatu yang sangat mengerikan atau apapun.cukup pandang lurus lurus ke depan ambil pertigaan sebelah kanan dan kamu dan adik ipar mu itu akan selamat sampai tujuan," setelah mengatakan itu sosok kamu akhirnya menghilang dan membuat bulu kudukku meremang dengan sangat nyata. aku bisa melihat dengan jelas sosok sosok itu mengintai aku dan juga Bima. tapi aku pura-pura ndhak tahu dan ndhak melihat mereka. bergegas aku kembali masuk ke dalam mobil,kemudian kutancapkan gas tinggi-tinggi agar aku bisa lekas bertemu dengan pertigaan pertigaan seperti apa yang telah Romo sampaikan. telingaku pun bahkan ndak bisa untuk sekadar berhenti untuk mendengarkan kan suara lolongan, jeritan, tangisan, bahkan tawa dari sosok perempuan yang seolah-olah terbang tepat di atas mobilku. duh Gusti ini benar-benar ndhak lucu sama sekali setelah aku sudah merasa cukup lelah dengan godaan-godaan manusia yang berjenis kelamin wanita, kenapa sekarang aku malah dikejar-kejar lelembut? sebenarnya apa yang salah dengan diriku? Aku benar-benar sangat bingung merasakan semua yang terjadi ini.
"Arjuna tunggu Aku, tunggulah aku Arjuna!!"
teriakan itu tampak melengking, sampai membuat telingaku sakit bukan main. tapi aku terus saja melajukan mobilku dan ndhak memperdulikan mereka.