INDIGO

#Asal Mula



#Asal Mula

0Takut, Adalah Rasa Ketika Kita Membutuhkan Sebuah Bantuan      
0

---------------------     

Ingat bahwa ini bukanlah cerita lanjutan dari yang sebelumnya karena ini adalah V.3 "Mata Batin".     

Semoga kalian semuanya bisa mengikuti kisahku yang satu ini.     

***     

"Awan Apakah kamu sudah siap untuk mendengarkan kisahku yang satu ini!?" Tanyaku padanya sambil aku memandang ke arah keluar dari jendela.     

"Okay aku siap! Memangnya seperti apa sih? Kok sampai segitunya?"     

"Kamu akan tahu setelah ini!" jawabku singkat.     

Dan inilah ceritanya...     

***     

Malam itu aku merasakan tidak enak pada tubuhku. Rasanya aku sedang tidak enak badan jadi aku putuskan untuk tidak ikut pertunjukan malam hari ini. Sebelumnya aku memang sudah makeup dan memakai kostum sesuai dengan bagianku dipertunjukkan malam hari ini, karena aku rasa Aku tidak enak badan jadi aku putuskan untuk menuju ke salah satu Pembina untuk mengecek keadaanku.     

Sebelum aku ke Pembina yang dia bagian ngurusin anak yang sakit di sini, aku bertanya kepada salah satu Adik Kelasku untuk memastikan bahwa benjolan kecil-kecil berisi air di bagian leher ku ini bukanlah sakit yang aku takutkan. Karena kalau sampai aku mengidap penyakit cacar air di tempat ini maka aku akan diasingkan ke sebuah tempat yang jauh dari tempat ini.     

Karena alih-alih Tujuannya adalah agar aku tidak menulari anak-anak asrama yang tinggal di sini, karena dulu pernah terjadi disaat ada anak sakit cacar air 1 anak kena cacar air jika kalau tidak segera diasingkan atau dipindahkan ke kamar tersendiri maka akan menular yang lainnya. Karena kejadian sebelumnya 1 anak kena cacar air hampir 30 anak lebih tertular pada saat itu. Dan itu adalah kejadian 2 tahun silam di tempat ini.     

"Ika, Ika Coba kamu lihat Leherku ini kira-kira ini apa ya?" sambil aku tunjukkan benjolan-benjolan kecil yang berisi air itu.     

"Wah alergi mungkin kak, gimana e rasanya?" tanya Ikan memastikan.     

"Hmmm rasanya biasa aja agak gatel sih, memangnya kenapa?" tanyaku lagi padanya.     

"Hmmm aku kurang tahu sih kak, eh kak Joe, ini kak Ejh sakit apa e?" tanya Ika pada Joe yang sedang make up di sebelahku.     

"Sini coba aku lihat!" seru Joe sambil mendekat ke arahku.     

"Waduh kak jangan-jangan ini cacar air!" seru Joe langsung mundur dari dekatku.     

"Eh Joe jangan gitu ah nakut-nakutin deh!" seruku pada Joe.     

"Kak mendingan di tanyain aja sama Ko Jody, mungkin beliau lebih tahu!" sambung Grace dari kejauhan.     

"Hmmm jangan sampe kalau iya, berati kakak bakalan di pindahkan ke Villa!" seru Joe nambahin.     

Njir Villa, aku langsung dia pada saat Joe mengatakan hal tersebut, karena cacar air memang sangat bahaya bagi mereka yang semasa hidupnya belum pernah terkena sama sekali. Namun seingatku aku udah pernah kena cacar air sebelumnya pada waktu aku masih kecil, masa iya aku bisa kena lagi.     

"Hmmm ya udah deh aku tanya ko Jody dulu!" seruku pada anak-anak yang sedang make up.     

Dengan segera aku langsung bergegas mencari Ko Jody untuk menanyakan apakah aku benar-benar terkena cacar air.     

Dan pas banget pada waktu aku menuju ke arah toilet Ternyata koko Jody barusan saja keluar dari toilet.     

"Eh ko mau tanya, kira-kira ini apa ya ko!" tanyaku sambil mendekat dan menunjukkan benjolan kecil berair yang berada di leherku pada ko Jody.     

Orangnya mendekat ke arahku sambil melihat dengan teliti bagian leher belakangku. Hmmm semoga saja ini bukan cacar air, karena kalau iya maka aku akan segera di ungsikan ke Villa itu.     

"Hmmm waduh, ini cacar air Ejh!" ujar Ko Jody ringan yang detik itu juga membuatku terdiam secara langsung.     

"Gini aja kamu segera ganti baju biasa, dan bawa tas, bawa pakaian biasa kamu dan alat mandi kamu atau intinya barang-barang yang jamu butuhkan, kamu harus segera di ungsikan ke Villa ok!" jelas ko Jody.     

Dan ternyata dugaanku benar, bahwa aku terkena cacar air.     

Hmmm Gawat nih, kalau aku di Villa sendirian, gimana jadinya.     

"Okay Ko saya akan siap-siap!" ujarku pada ko Jody, dan langsung bergegas menuju ke tempat make up untuk memberitahu bahwa malam ini aku tidak bisa ikut pertunjukan.     

"Joe, dan guys aku gak bisa ikut show malam ini karena bener, aku kena cacar air... Jadi setelah ini kakak harus segera siap-siap buat pergi ke Villa!" jelasku pada mereka yang ada di depan kaca yang spontan langsung diam dan melihat bingung ke arahku.     

"Joe, jadi..!"     

"Hmm iya kak aku back up squel kaka deh, inget ya kak ati-ati di sana hehehe!" seru Joe sambil mengambil pakaianku di meja yang udah aku siapkan.     

"Kak, buka baju yang kaka pake...  Kan ini squel penting!"     

"Iya iya bentar napa!" jawabku sambil membuka costumes berwarna hitam yang aku pakai dan dengan segera aku langsung berikan padanya.     

"Guys aku pergi dulu ya!"     

Semuanya langsung berkaca-kaca seolah aku akan pergi jauh saja, udah gak usah lebay.     

Aku langsung meninggalkan ruangan ganti dan pergi ke asrama untuk mengambil baju-bajuku.     

Bisa dibilang aku tidak hanya sehari saja di sana atau mungkin seminggu. Karena aku tahu bahwa orang yang terkena cacar air dia akan sembuh minimal 3 minggu baru benar-benar bisa kembali lagi seperti semula meskipun akan meninggalkan bercak hitam hitam di sekujur tubuhnya.     

Aku tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan sekarang namun yang jelas aku benar-benar belum terpikirkan apapun. Karena menurutku jikalau aku benar-benar tidak punya teman di sana maka ini yang akan menjadi kegelisahan ku sendiri. Ya memang aku bisa berteman dengan makhluk yang tidak terlihat mungkin di sana! Namun aku rasa tidak semua makhluk yang tak kasat mata itu bisa mengerti apa yang aku mau dan tidak semua dari mereka itu bisa diajak komunikasi.     

Setelah aku benar-benar sudah siap dengan semua barang bawaanku, dengan segera aku langsung menuju ke Villa yang dimaksud oleh Ko Jody.     

Dan sialnya malam hari ini hujan deras sekali. Dan pada saat aku keluar dari asrama aku langsung menuju ke ke samping pintu untuk mengambil payung yang sudah disediakan disana.     

Semoga semuanya berjalan dengan lancar!     

Dan asalkan kamu tahu bahwa Villa yang kumaksud tempatnya tidak berada di dalam lingkup tempat kerjaku ini. Jikalau kita mau menuju ke Villa maka kita harus keluar dari tempat kerjaku ini menuju ke gerbang menyeberang ke Jalan Raya kira-kira 500 meter baru sampai di Villa tersebut.     

Aku berjalan sambil memakai payung aku genggam dengan erat dan aku cincin Celanaku agak ke atas agar tidak basah karena tampiasan dari air hujan. Sambil jalan menuju ke parkiran atas aku mengirim pesan ke Ko Jody, bahwa aku sudah on the way ke Villa.     

Dan sejujurnya aku pernah menuju ke Villa ini sebelumnya, yaitu setahun lalu pada waktu aku masih sekolah. Dan ada kerja bakti disana, yang jelas tempatnya sangatlah wow.     

Wow angkernya, karena selama aku bersih-bersih disana aku melihat banyak sekali "Mereka" yang berkeliaran disana. Tapi pada waktu itu aku hanya bersihin bagian luarnya saja, dan sedangkan setelah ini aku akan tinggal di dalam Villa nya.     

Ampun... Sumpah.     

--------------------     

"Ayo Lanjutkan napa!" ujar Awan dengan nada memaksa     

"Iya Bentar, Masih ingat-ingat ini!" jawabku padanya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.