INDIGO

#Kerucut Abdi (Awan)



#Kerucut Abdi (Awan)

"Tindakkan Adalah Sebuah Amalan     
0

-------------------     

BUMMMMM     

"ALBERRRRRRTTTTTTT!!!!!"     

Kami langsung berteriak secara bersamaan karena melihat kejadian yang tidak terduga di hadapan kami.      

Kepulan debu akibat tabrakan keras itu masih mengepul dengan tebal di padang batu, tepatnya di posisi di mana Albert membekukan batu itu untuk sesaat.      

"Albert...."     

Suara lirih itu keluar dari gadis kecil yang sekarang berlutut lemas di bawah pohon besar yang ada di tepi padang batu.      

Aku melihatnya dengan lemas kemudian aku menghampirinya perlahan.      

Para Roh yang lain masih tediam mematung dengan kejadian barusan.      

Aku hanya mengikuti instingku saja, untuk mendekati Gilbert.      

"Hei, Gilbert tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa dengan kakakmu, percaya denganku. Kakakmu adalah sosok yang sangat kuat, jadi jangan khawatir ya, tenang saja masih ada aku disini!" ujarku perlahan sambil memeluknya dengan erat.      

Dia tidak mengucapkan satu patah katapun, dia hanya terdiam menangis di pelukkanku.      

"Dia pasti kembali, percayalah!" tambahku sambil mengelus rambutnya perlahan.      

Dia masih menangis dengan keras di pelukkanku, aku tahu apa yang ia rasakan pada saat ini. Karena aku juga pernah merasakan kehilangan seseorang yang sangat kita cintai itu seperti apa rasanya.      

Aku memalingkan wajah ke arah dimana debu itu masih menggumpal dengan tebal disana. Tak lama setelah itu aku melihat bayang berjalan dari arah debu tersebut.      

Ku sipitkan mataku untuk memastikan siapakah dia?      

"Albert!!!!"     

Teriak Rosalina.      

Dan serentak kami pun langsung berlari ke arahnya. Gilbert yang mendengar itu dia langsung berdiri dan berlari sambil mengusap air matanya dengan kasar dan berlari menuju ke arah dimana Albert jalan dengan santai menuju ke arah kami.      

"Jangan tinggalkan aku!" seru Gilbert yang langsung datang dan melompat ke arah pelukkannya Albert.      

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Sekar     

"Iya aku gak apa-apa, mendingan ayo kita segera menuju ke tepian sebelum mereka bangun kembali!" seru Albert.      

Aku berjalan di paling akhir barisan, melihat semuanya merangkul satu sama lain, membuat hatiku tentram untuk sesaat. Karena aku benar-benar bisa merasakan sebuah kehangatan apa itu artinya keluarga. Disinilah aku rasa merasakan keluarga kedua dari mereka.      

Kami semuanya duduk di akar yang sangat besar dari pohon besar yang berada di tepi padang batu ini.      

"Ini adalah Pohon Abdi Agung PurwaRucut! Dimana ini adalah keturunan dari kami yang ke 60 jadi tidak heran kalau dia sekarang benar-benar sudah besar sekali. Dia akan bangun setiap 20 tahun sekali, saat dia bangun dia akan mencari tempat untuk dia singgahi dan dia tempati. Jadi di setiap dia pindah tempat lagi, maka namanya dia juga akan berubah sesuai dimana tempat yang akan dia tempati. Sekarang dia layaknya hibernasi panjang!" jelas Sekar.      

Wow kami semuanya hanya bisa menganggukkan kepala secara terus menerus mendengarkan cerita dari Sekar yang layaknya dongeng sebelum tidur.      

"Lalu dimana kita bisa menuju ke Kerucut Abdi? Padahal dari jauh tadi kelihatan dimana tempatnya, namun sekarang malah gak kelihatan sama sekali!" seruku sambil melihat sekeliling.      

"Ini adalah tembok ilusi, sama halnya dengan dinding yang berada di aliran sungui waktu itu dulu. Namun kalau yang ini namanya adalah Tembol Ilusi, dimana siapapun yang melihat ke arahnya, maka dia akan keluar seperti apa yang sebenarnya mereka sedang pikirkan!"     

Setelah dari menjelaskan Sekar langsung berjalan dengan pelan ke arah salah satu batu yang berada tak jauh dari akar pohon besar ini. Dia mengusap batu itu beberapa kali dan setelah itu yang tadinya terlihat di mata kami adalah sebuah padang yang sangat luas, sekarang sudah menjadi sebuah pemandangan yang sangat jauh berbeda.      

Terlihat dengan jelas Kerucut Abdi itu terpampang dengan sangat jelas di mata kami semuanya. Memang tidak pas di hadapan kami semuanya, namun ada sebuah jalan setapak yang harus di lalui untuk bisa menuju ke sana.      

Kerucut Abdi itu berwarna hijau lumut dan itu sangatlah Indah sekali. Terpampang dengan besar dan megah hadapan kami.      

"Woahh jadi itu Kerucut Abdi!" seru Albert kagum dengan mulutnya yang menganga lebar.      

Mata yang lainnya juga hampir sama, seolah bahwa Kerucut Abdi ini sudah menghipnotis kami semuanya hingga seperi lupa diri.      

Bentuknya mirip sekali dengan Piramida, namun bedanya ini berwarna hijau lumut dan seger banget pokoknya kalau di lihat.      

"Ayo kita kesana untuk bisa mendapatkannya sebuah jawaban!" seru Sekar.      

Kami semuanya langsung membuntuti Sekar untuk menuju ke Kerucut Abdi.      

Aku berjalan sambil melihat sekeliling bahwa memandang sekeliling pun bisa menbuat hati jadi nyaman.      

Yang kelihatannya dekat ternyata bisa di bilang lumayan untuk berjalan sampai kesana.      

"Lihat!"      

Aku langsung melihat ke arah dimana pada waktu Guike menunjukkan sesuatu.      

Dan wow lagi yang bisa aku ucapkan, karena aku melihat sebuah air terjun yang sangat besar dan indah sekali dengan biasan pelangi yang melengkapi menambah indahnya air terjun tersebut. Namun yang membuat aneh adalah bahwa air terjun itu jatuh turun dari sebuah gumpalan Langit (Awan) yang agak mendung berada di atas air terjun tersebut.      

Wow, keren banget.      

Aliran dari air terjun tersebut mengalir di sebuah sungai kecil di samping kanan kami. Yang dimana disana ternyata juga sudah ada Para Penanjur yang sedang mencuci kelopak bunga di tepian sungai yang sangat jernih ini.      

"Apakah itu juga bagian dari Bunga Kehidupan!?" tanyaku pada Sekar, yang melihat ke arah yang sama.      

"Ya, mereka adalah calon dari keturunan kami yang akan di lahirkan kembali!" seru Sekar.      

"Hmmm jadi harusnya keturunanmu bertambah dong, namun kok Runci bilang bahwa kamu adalah keturunan terakhir dari Jigawaratur?" tanyaku kembali.      

"Ya seharusnya seperti itu, namun hampir setiap hari ada keturunan kami yang meninggal dan merekalah dari yang meninggal akan di gantikan secara baru dengan yang akan kita lahirkan kembali dari Bunga Kehidupan, jadi jumlahnya sama gak nambah gak kurang!" jawab Sekar.      

"Ah begitu aku baru ngeh aku hehe!" tambah Guike     

Kami semuanya menaiki tangga yang lumayan banyak dan jalan ini juga lebar banget.      

"Mungkin kalau kalian mengiran ini tangga, ini bukanlah tangga melainkan ini adalah dulunya sebuah aliran sungai yang dulu berasal dari air terjun utama. Namun air terjun utama sudah lenyap jadi belum ada penggantinya sehingga ini di buat akses untuk berjalan!"     

Baru aju juga gumamkan dalam hatiku, namun Sekar sudah tahu mengenai apa yang aku pikirkan.      

Kerucut Abdi itu semaki lama kelihatan semakin besar sekali berada di hadapan kami saat ini. Sekarang aku baru benar-benar tahu bahwa ini adalah bangunan yang sangat besar sekali.      

Kami seolah menyusut menjadi kecil pada saat melihat Kerucut Abdi ini sudah terpampang dengan jelas di hadapan kami.      

Dan semakin dekat dengan Kerucut Abdi, semakin banyak juga penghuni di tempat ini, tentunya dengan mereka yang berbentuk dengan aneh-aneh.      

Mulai ada dari yang bentuknya pohon, bentuknya bukan berupa pohon saja namun dia seperti manusia yang memakai baju cosplay pohon, terus ada yang berbentuk bunga juga, terus ada juga para hewan yang rupanya seperti hasil persilangan antara hewan satu dengan hewan lainnya.      

Wow dan masih banyak lagi.      

Kami hanya bisa membelalakan mata dan membuka mulut kami karena saking herannya karena melihat mereka. Mereka pada kesibukannya masing-masing.      

Sekarang kami berada di kaki Piramida Kerucut Abdi. Dimana sudah terpampang dengan sangat besar, sebuah gerbang yang sangat besar sudah menyapa kami yang baru saja sampai.      

Aku melihat Sekar berbincang dengan salah satu sosok makhluk yang sangat besar memikul sebuah pemukul seperti pukulan tongkat kasti, namun di bagian ujungnya itu di sertai dengan duri-duri yang sangat tajam, aku rasa kedua sosok ini adalah penjaga gerbang dari Kerucut Abdi.      

Penampakannya saja sudah sangat menyeramkan, dengan muka lebar, telinga lebar, memiliki taring yang keluar dari mulutnya du bagian bawah, terus mereka memiliki rambut hanya dikit, mungkin bisa di hitung helain dari rambutnya.      

Saat aku mengabsennya, ternyata dia ini di pakaikan sebuah borgol yang sangat besar di bagian kakinya, dengan rantai panjang besar juga yang terkait dengan bagian depan gerbang dari Kerucut Abdi ini.      

"Ayo setelah ini kita masuk, namun sebelum masuk aku harus memakai ini di dahi kalian!"     

Sekar tiba-tiba datang dengan membawa sebuah cawan kecil dimana di situ ads cairan berwarna hijau neon. Sekar memasukkan jari telunjuknya ke dalam cawan tersebut dan kemudian yang pertama adalah Timothy.      

Sekar melukiskan sesuatu di dahi Timothy, saat sudah selesai aku mengintipnya, dsn itu adalah sebuah tanda atau simbol berbentuk Spiral dengan ada tiga petikan di bagian samping dan atasnya.      

"Untuk apa ini Sekar?" tanya ku penasaran .     

"Ini adalah akses agar kalian bisa masuk ke Kerucut Abdi, dan agar kalian juga terlihat seperti Jigawaratur yang lainnya. aku sudah lukiskan semuanya, kecuali Albert!"     

"Kenapa aku tidak?" tanya Albert.      

"Karena kamu sudah memilikinya!"     

Ujar Sekar yang langsung membuat kami bingung.      

------------------------     

"Apakah bertemu denganku masih lama?" tanya Ejh padaku.      

"Hmmm aku rasa iya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.