INDIGO

#PERENUNGAN



#PERENUNGAN

0Pengertian Yang Tidak Diartikan dan Di Mengerti     
0

-------------------     

Mungkin siapapun tidak tahu menahu dengan siapa nama asliku.     

Banyak sekali yang bertanya-tanya akan hal itu.     

Maaf itu memang benar, aku tidak bisa menyebutkan nama asliku kepada siapapun.     

Siapapun...     

Hanya Ayah dan Ibuku saja yang mengetahuinya. Karena aku tidak bisa mempercayai siapapun kecuali diriku sendiri. Karena semua itu beresiko kepadaku.     

Memang simpel, sebuah nama. Mungkin bagi kamu iya, namun bagiku tidak demikian. Apakah ini sampai seterusnya berlangsung di dalam kehidupanku. Aku pun belum tahu jawabannya...     

Mungkin yang kamu tahu saat ini ya sekedar nama keseharianku saat ini. Nama yang tersebar, nama akta, izajah, Ktp dan semuanya. Itu hanyalah nama yang di samarkan dari nama asliku.     

Karena setelah kejadian yang tidak ingin ku ulangi itu, membuat aku harus menyamarkan nama asliku. Ya kejadian pada waktu aku duduk di bangku SMP...     

Kejadian yang pada waktu aku masih belum bisa menerima kelebihanku, yang dimana aku malah menganggapnya sebagai kutukan. Aku belum bisa menerima dan mengendalikan semua yang kumiliki.     

Dimana aku mencoba menutup dan menghilangkan semuanya. Tetapi malah menjadi sebuah kejadian yang mungkin menjadi kejadian pertama dan terakhirku dalam sejarah kehidupanku.     

Ya, "Mati Suri"...     

Aku agak ngeri kalau menyebutkannya secara langsung.     

Hmmm, memang pada waktu itu nama asliku sudah di kenal oleh banyak sekali dari 'Mereka'.     

'Mereka' mengetahui namaku pada saat aku mengunjungi tempat yang tidak seharusnya aku kunjungi pada waktu itu. Tempat yang tidak di inginkan oleh siapapun yang masih hidup.     

Dan dari kejadian itu pula, di setiap dari siapapun yang memanggil ku dengan nama asliku. Maka 'Mereka' akan langsung hadir di hadapanku. Bukan hanya satu, melainkan banyak sekali dari mereka yang hadir di hadapanku. 'Mereka' datang untuk meminta bantuanku agar 'Mereka' bisa segera pergi dari 'Dunia Antara'.     

Dan bukan hanya 'Mereka' saja. Melainkan satu sosok makhluk yang selalu mengikutiku sampai sekarang ini. Ya sampai Sekarang, Sampai Saat ini.     

Ya Dia     

"Makhluk Akar"     

Sosok yang hanya bisa aku lihat dan tidak bisa di lihat oleh siapapun.     

Sosok dengan bentuk seperti akar menggumpal berwarna hitam kecoklatan yang memiliki tangan bercakar tiga dengan kuku hitam runcing yang sangat tajam, setajam pisau. Memiliki sebuah lubang hitam di bagian badannya. Dan di saat dia benar-benar berdiri maka tingginya bisa lebih dua kali lipat dariku. Dia tidak memiliki sepasang mata ataupun hidung dan mulut. Hanya badan dan tangannya saja.     

Dia keluar dari tanah, dan merayap melata menghampiriku mencoba untuk menarik ikut bersamanya, bukan tubuhku yang di bawa namun ragaku.     

Makhluk itu di utus untuk mengambil ku kembali ke Dunia yang seharusnya dari dulu ku tempati.     

Tapi beruntunglah aku sampai saat ini, karena itu tidak terjadi.     

Bukan tidak terjadi, melainkan Belum Terjadi.     

Belum Terjadi     

Dia datang ketika Ada Orang Awam yang memanggil nama asliku, dan yang kedua dia datang di saat aku mengeluarkan darah di hari kelahiranku.     

Ya Hari Jum'at.     

Aku lahir di Hari Jum'at Legi. Dimana hari itu adalah hari-harinya 'Mereka' pada banyak-banyaknya dan berpesta pora dengan alamnya.     

Makhluk Akar itu selalu memburuku sampai saat ini, dari diriku sendiri selalu untuk mengantisipasi agar aku tidak mengeluarkan darah setetes pun di hari Jum'at. Karena kalau itu terjadi, maka habislah aku.     

Bekas cakar yang akan timbul di sekujur tubuhku, bukan hanya timbul melainkan memiliki rasa perih yang luarbiasa.     

Pernah sekali dia mendekati kata 'Berhasil', namun beruntungnya aku pada saat itu karena alm kaka ke tiga aku datang untuk menyelamatkanku.     

Dengan mengorbankan dirinya.     

Mengorbankan dirinya untuk di ajak di seret masuk ke dalam tanah. Yang aku tidak tahu mereka akan pergi kemana.     

Ya dia Tri Santhi.     

Kejadian itu juga yang membuat AWAN Pergi dalam waktu yang sangat lama,  bukan hari, minggu, ataupun bulan melainkan Tahun. Dia yang belum pernah bertemu dengan Tri Santhi, dan di saat Tri Santhi muncul malah mengorbankan dirinya untukku. Mungkin itu yang membuat Awan tidak terima dengan kejadian itu. Hingga akhirnya pergi menghilang tanpa jejak.     

Namun besyukurnya aku dengan jerih payah yang membingungkan,  akhirnya aku berhasil membawanya kembali dan sekarang dia bersamaku saat ini.     

Meskipun beberapa kali aku gagal untuk menjemputnya.     

Dan untuk namaku memang banyak tetanggaku dan temanku waktu SD mengetahui nama Asliku.     

Namun semua itu sudah tidak pernah mereka ingat lagi, dan Kejadian pada waktu aku mati suri pun mereka tidak akan ingat lagi.     

Karena Ayahku mengirimkan semacam Do'a atau mantra Jawa yang di taruh di dahiku, yang membuat setiap orang bertemu denganku yang mereka kenal adalah aku dengan nama samaranku.     

Aku tidak tahu bagaimana Ayah melakukan hal itu, namun dia bilang bahwa dia bisa melakukan hal itu karena di ajari oleh Alm Nenek.     

Dan itu memang tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Hanya tertentu saja.     

Dan ayah lalukan itu kepadaku.     

Sekarang yang menjadi sebuah persoalan di sini adalah, seberapa lama Awan akan bersamaku? Karena di saat dia sudah kembali dia bercerita kepadaku kalau dia pergi karena menghindari 'Para Pencari' yang memburunya.     

Aku harap aku benar-benar bisa menjaganya sampai nanti waktu yang tidak di tentukan.     

Memang terasa sulit menghadapi dan ada di posisi saat ini. Namun mau bagaimana lagi ini adalah sebuah wangsit yang harus di jaga dan digunakan dengan hal yang baik.     

Karena hanya dengan itulah ini bisa bekerja dan menjadi sebuah kelebihan yang bermanfaat untuk sekitar...     

Aku sekali lagi sampaikan kepadamu di kisah hidupku yang 20% nya saja belum ada. Masih panjang perjalanan hidup yang saat ini aku tempuh. Dan masih banyak lagi cerita yang akan ku sharingkan.     

Namun ingat Percaya Atau Tidaknya Kamu, sekali lagi itu adalah keputusanmu. Karena aku tidak menuntut kamu untuk percaya dengan kisahku yang tidak masuk akal ini.     

Karena setiap insan manusia memiliki cara pandang yang berbeda-beda.     

Namun jikalau sampai saat ini kamu masih membaca kisah ini, berati menunjukkan bahwa kamu ingin mengetahui hal yang belum tentu bisa kamu tahui.     

Dan mengapa aku selalu mengingatkan akan hal ini. Karena aku tidak mau untuk kamu menyalahkan siapapun dan melihat miring dari apa yang ku sampaikan. Karena semakin kamu dalam kamu masuk ke kisahku ini maka semakin dalam juga kamu akan menelusuri dunia tentang 'Mereka' yang berdampingan dengan kita.     

Semoga dengan aku memberikan sebuah perenungan ini,  kamu mengerti bahwa aku juga peduli denganmu. Karena di saat kamu sudah tidak kuat atau tidak yakin maka jangan teruskan untuk membaca kisahku ini.     

Jangan teruskan...     

Berhentilah Disini...     

-Ejh-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.