INDIGO

#Sebuah Keluarga (Awan)



#Sebuah Keluarga (Awan)

0Kita Tidak Bisa Merasakan Apa Itu Kehilangan, Sebelum Kita Benar-benar Merasakan Kehilangan Itu Seperti Apa Rasanya.      
0

---------------------     

"Menghilang selamanya!"     

Jawab Sekar menunduk dan kemudian melihat dengan wajah perihatin ke arah para Roh.     

Tak lama kemudian Albert langsung berjalan ke arah depan, tepatnya di sebelah Sekar.      

"Kita sudah sampai sejauh ini, dan tujuannya kita adalah kita bisa menemukan sebuah jalan untuk bisa pulang. Dan hanya perkara ini apakah kalian akan menyerah begitu saja? Percaya padaku bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha. Maaf bukannya aku tipe Roh yang suka dalam memainkan sebuah kata di bait puisi, namun aku adalah Roh yang percaya... Kalian mau atau tidak terserah kalian... Pada intinya, percaya pada dirimu sendiri... Percayailah apa yang kamu percayai, dan aku yakin aku bisa melaluinya. Maka aku akan melaluinya!"     

Seru Albert dan dia berjalan dengan langsung ke arah jembatan itu.      

"ALBERTTTTT!!!" Teriak Gilbert dan Guike secara bersamaan.      

Namun semua itu sudah telat, nasi sudah menjadi bubur dan Albert sudah berjalan melewati sinar biru tersebut.      

(Bunyi dentuman yang melengking)     

Semua para Roh menyipitkan mata dan menutupi telinga     

NGINGGGG     

Semuanya menjadi sunyi sekejap... Apa yang terjadi? Apakah Albert lenyap dan tak kembali?      

Apakah dia tidak berhasil melewatinya, sehingga berbunyi seperti itu?      

"Albert...!" seru Rosalina     

"Albert, kamu berhasil!!!" tambah Sekar.      

Terlihat ekspresi senang dari semua para Roh, dan ekspresi itu juga menyeruak keluar dari wajah Albert.      

"Ayo kalian sudah siap?" tanya Sekar memastikan sambil menyeringai.      

Dan tak usah di tanya pum pasti semuanya akan berkata "Ya, kami siap!"     

Tak perlu menunggu waktu lama, semuanya akhirnya berjalan satu-persatu melewati sinar biru itu.      

Yang pertama adalah Guike dan Gilbert, mereka berdua berpegang tangan dan melewatinya secara bersamaan. Dan terjadilah seperti yang sebelumnya terjadi pada Albert.      

Yang selanjutnya adalah Sekar, Raffael dan Awan.      

Sekar jalan duluan Awan berada di dalam gerobak tumbuhan itu, dan Raffael adalah pendorongnya.      

Dan akhirnya mereka bertiga pun juga sama berhasil melewati sinar biru itu. Namun anehnya adalah tubuh Awan langsung melayang di sampingnya Sekar dan Albert. Awan melayang di udara di karenakan gerobaknya lenyap tidak ikut dalam melewati sinar biru itu.      

Semuanya senang akan pencapaian mereka semuanya.      

Sekar tersenyum melihat ke arah dimana Awan melayang dengan damai disisinya.      

"Ayo giliranmu!" ujar Sekar dari jembatan ke arah dimana Rosalina dan Timothy berdiri.      

Dan mereka pun menganggukkan kepala dengan senang. Sebelum berangkat melewati sinar itu, Rosalina dan Timothy saling pandang dengan ekspresi yang bahagia.      

Hingga akhirnya mereka berdua berjalan perlahan dan melewati sinar biru itu bersama.      

NGINGGGG     

Suara itu muncul lagi, sama seperti sebelumnya. Namun kali ini lebih nyaring di telinga sehingga semuanya harus menutupi telinganya dengan erat.      

"Timothy?" seru Rosalina sambil melihat sekeliling.      

"Dimana Timothy?" ujar Rosalina panik.      

"Dia tadi bersama denganku dan aku memeganginya dengan erat. TIMOTHY...!!!" Teriak Rosalina sambil masih melihat sekeliling.      

"Tidak... Tidak jangan bilang dia lenyap!!! TIDAK TIMOTHY!!!" Teriak Rosalina sambil duduk dan menutupi telinganya.      

Semua para Roh hanya bisa berdiri dan melihat kejadian itu dengan mematung.      

"Dia benar-benar pergi!" ujar Raffael lemas.      

Tak lama setelah itu Albert datang ke arah Raffael dan mencoba untuk menenangkan Raffael yang kehilangan adiknya untuk yang ketiga kalinya. Namun kali ini dia lenyap dan tidak mungkin akan bisa kembali lagi.      

Rosalina menangis sejadi-jadinya, Guike langsung mendekati Rosalina dan memeluknya dengan erat.      

"Sudahlah kita harus ikhlasin dia!" seru Guike sambil mencoba untuk menenangkan Rosalina.      

"Tidak.. Timothy... Baru saja dia kembali dari ketidaksadarannya dan dia juga bilang padaku bahwa dia ingin sekali bisa kembali lagi ke tempat asalnya dengan kakaknya... Namun itu semuanya... Namun itu semuanya... Tidak TIMOTHYYYY arhhhggghhh!!!!!" Rosalina menjerit menangis tidak bisa menerima kenyataan apa yang terjadi barusan...     

Tidak sadar Sekar meneteskan air matanya.      

Aku sudah menduganya sejak dari awal. Namun aku tidak berani untuk menyampaikannya... Karena itu pasti akan menyakitinya... Namun ternyata kehilangannya malah lebih sakit dari pada apapun.      

Batin Sekar dengan menyesal.     

Sekar mendekati mereka semuanya, dan membiarkan Awan mengambang di udara dengan tenang. Sedangkan Gilbert pegangan tangan erat dengan Sekar.      

"Bangkit berdiri semuanya!" seru Sekar secara tiba-tiba.      

Dan semuanya pun langsung menuruti.      

Tak lama setelah itu Sekar langsung merentangkan kedua tangannya di hadapan mereka.      

"Peluk!!!"     

Dan semuanya langsung datang dan berpelukan bersama...     

Indahnya momen ini saat terjadi.      

Sekar melihat ke arah Awan dan langsung mengarahkan tangannya untuk mengambilnya dan turut serta untuk bisa berpelukan bersama.      

"Kalian tahu, apa itu KELUARGA?"     

Tanya Sekar dengan berbisik.      

"Keluarga, ya orang tua dan anak kan!" seru Guike      

"Rumah tangga!" jawab Rosalina      

"Bukan hanya itu, mungkin kalau Awan sadar dan melihat ini. Pasti dia tahu apa arti KELUARGA itu. Dia pernah bilang kepadaku apa arti keluarga itu!" ucapnya sambil melihat ke arah Awan melayang.      

"KELUARGA itu adalah sebuah kata yang memiliki sebuah Makna. Menurutku KELUARGA Adalah      

-KELU-h     

-A-syik     

-R-esah     

-baha-G-i-A     

Itulah arti sebuah kata KELUARGA bagiku, dimana semuanya pasti merasakan hal yang sama seperti itu.      

Makna Keluarga itu seperti roda yang berputar.      

Mungkin sekarang kita berada di bawah, yang dimana kita di hadapkan oleh sebuah masalah, masalah yang mungkin tidak ingin kita dapatkan. Ingat jangan menyalahkan SIAPAPUN hanya untuk menutupi MASALAHMU, namun berpikirlah sebuah SOLUSI untuk masalahmu.      

Namun terkadang pula kita juga bisa berada di atas, dimana kita bisa merasakan indahnya sebuah atau sesuatu yang kita inginkan... Namun kita terkadang lupa akan apa itu BERSYUKUR hingga pada akhirnya kita menjadi Maruk, Serakah dan Haus akan Harta.      

Namun semuanya itu adalah bagaimana cara kita menyikapi sesuatu.      

Menyikapi sesuatu tentunya membutuhkan sebuah pemikiran yang DEWASA.      

DEWASA Itu tidak dilihat dari Berapa Umur kita, Jabatan Kita, atau Darimana Kita Berasal.      

DEWASA itu adalah bagaimana disaat kita bisa menyikapi sesuatu hal yang BENAR dan hal yang SALAH itu seperti apa.      

Banyak orang keliru akan hal itu...      

Namun masih banyak juga orang yang Buta Akan Keluarga...      

Yang masih senang dengan DUNIANYA sendiri hingga lupa, siapa orang tua mereka.      

Roda itu bisa berputar kembali disaat yang berada di dalamnya juga mendukung, namun disaat roda itu stak dan tidak berputar kembali maka kita bisa Flashback kembali dengan hidup kita yang lama...      

Dosa apa yang telah kita perbuat sehingga membuat KELUARGA itu tidak bisa berputar dan berjalan seperti biasanya.      

Ibaratkan sebuah Pohon...      

Satu saja terjadi masalah, maka bukan hanya satu saja yang roboh... Melainkan pohon itu akan tumbang.      

Seperti itulah KELUARGA yang di sampaikan Awan kepadaku!"      

Jelas Sekar Sembari memandang Awan dengan senyuman lebar.      

"Dan kalian adalah Keluargaku..."     

Ujar Sekar sambil memeluk kembali mereka semuanya.     

Momen yang sangat Indah sekarang terjadi di atas jembatan yang Indah pula. Memang agak di sesalkan bahwa Timothy tidak bisa bergabung dalam pelukan hangat itu.      

Namun do'a kami yang terbaik untuknya, semoga dia tenang di manapun dia berada.      

Dan bukan hanya Timothy, pelukan yang hangat itu juga kurang lengkap rasanya di saat Awan masih terbaring lemas tidak sadarkan diri disana.      

Namun dia tahu bahwa teman-temannya sangat peduli dengannya. Dan dia juga pasti merasakan apa yang terjadi saat ini meskipun dia tidak sadarkan diri.      

Jadi cepatlah sembuh Awan.      

Setelah berpelukan begitu lama akhirnya mereka semuanya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.      

Jembatan ini bukanlah yang terakhir dari jalan mereka, namun jembatan ini yang akan menuntun merek ke tempat tujuannya mereka.      

"Kalian sudah siap semuanya?" tanya Sekar dengan melihat jauh ke arah Jembatan yang masih belum terlihat ujungnya.      

"Selalu Siap!!!" jawab mereka dengan serentak.      

Dan dengan serentak pula mereka berjalan dibatas jembatan itu menuju ke ujung dari jembatan yang belum mereka ketahui juga ujungnya dimana.      

Pandangan Sekar tidak pernah lepas melihat ke arah Awan.      

Dan sekarang dimulailah perjalanan mereka.     

----------------------     

"Aku sangat merindukan mereka juga terkadang!" seruku kepada Ejh yang masih diam mendengarku bercerita.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.