INDIGO

#Aku Tersesat Di Kota Ghaib (Wentira)



#Aku Tersesat Di Kota Ghaib (Wentira)

0Mustahil Yang Menjadi Nyata     
0

------------------     

"Kamu tahu apa yang akan kamu sampaikan! Namaku Moza peramal di tempat ini! Selamat datang di kota Wentira!"      

Aku langsung terdiam dengan mata membelalak lebar, pada saat mendengar nama kota tersebut.      

Wentira!      

Kota yang sebelumnya pernah aku dengar juga sebuah rumor akan kota tersebut. Dimana kota tersebut adalah kota yang tidak bisa di lihat oleh manusia awam.      

Aku terdiam lemas di hadapan laki-laki bersorban hitam yang namanya adalah Moza. Bagaimana tidak, bahwa aku mendapati diriku berada di kota ghaib.      

Ini berarti bukan tubuhku yang kemari, melainkan aku meraga sukma (Astral Projection)  sehingga aku bisa nyasar di kota ini.     

Jadi selama tadi bangun kemudian pergi ke toilet yang ternyata aku masih berada pada posisi Astral Projectionku. Dan belum bangun sama sekali!.      

Sempat aku mendengar mengenai kota ini yang di mana kota ini adalah kota gaib dan bisa dibilang nomor satu terbesar di Indonesia. Kota Wentira yang tidak terlihat ini terletak di Sulawesi Tengah tepatnya antara kota Palu Kalau tidak salah.     

Karena aku hanya mendengar sebuah rumor rumor mengenai kota gaib tersebut. Yang aku bingung kan sekarang adalah bagaimana bisa aku sampai di kota ini tanpa aku menyebutnya ataupun membayangkannya?     

Karena tidak mungkin sama sekali aku bisa kemari tanpa adanya sebuah perantara. Mendengar rumornya saja aku tahu bahwa kota tersebut sangat sangat gaib dan sangat mustahil sekali aku bisa sampai nyasar sejauh ini, tepatnya di Sulawesi Tengah ini. Sungguh aku masih bingung akan hal ini. Aku kembali melihat Moza yang berada di hadapanku dengan kelima orang yang berada di belakangnya Moza itu terlihat bingung melihatku.     

Aku harus bagaimana? sedangkan Moza bilang bahwa aku harus menyampaikan sesuatu kepada penduduk dari kota Wentira ini. Sedangkan aku tidak tahu sama sekali apa yang harus aku sampaikan.     

"Moza Apakah kamu yakin akan hal ini? Karena aku sangat tidak yakin sekali dengan apa yang akan aku lakukan setelah ini!. Biarkanlah aku tahu mengenai kota ini terlebih dahulu baru aku mungkin bisa menyampaikan sesuatu hal yang kau maksud itu! " ujarku sambil memohon kepada Moza.     

Dia hanya melihatku sambil memutar kedua bola matanya, mungkin Sedang berpikir mengenai apa yang aku ucapkan barusan. Karena sangat aneh sekali aku datang kesini dan mereka memintaku langsung untuk menyampaikan sesuatu hal yang aku pun juga tidak tahu aku yang harus sampaikan!     

"Oke aku sekarang akan mengajakmu terlebih dahulu untuk berkeliling di Kota Wentira ini!" Ujar Moza sambil mempersilahkan ku untuk berjalan disampingnya.     

Lantas aku menuruti apa yang dikatakan oleh Moza, Aku berjalan di samping kirinya dan berjalan dengan kelima orang yang tadi aku temukan Sebelumnya. Kami berjalan menuju terus turun ke bawah ke sebuah tempat Pemukiman yang lebih ramai daripada tempatku berdiri tadi.     

"Barusan tadi kamu berada di Nbata Uventira, dimana itu bisa dibilang adalah gerbang dari kota ini! Sebenarnya nama kota ini adalah Uventira namun Kebanyakan orang menyebutnya dengan Kota Wentira. Dan arti dari nama kota ini adalah Air merah. Banyak sekali sejarah yang berada di dalam kota ini yang perlu kamu ketahui tentunya, Karena tidak semua orang bisa mengetahui atau masuk sembarangan ke kota ini! Hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki "kelebihan" ujar Moza sambil berjalan menyusuri Gang dari pemukiman warga.     

Pada saat berjalan jalan menuju gang masuk dari pemukiman warga ini yang membuatku begitu takjub adalah rumah-rumah yang berada di sini sangatlah mewah, tidak ada satupun yang terbuat dari kayu, ataupun bambu, ataupun tembok yang belum jadi, melainkan semua rumah penduduk warga yang dia bilang ini adalah pemukiman warga, namun ya aku lihat adalah pemukiman warga saja rumahnya sangatlah bagus, Bagaimana dengan orang-orang elite yang berada di tengah-tengah kota ini?      

Namun mengapa baju mereka seperti itu? Bukankah mereka harusnya bajunya lebih bagus daripada yang kulihat.     

Aku bisa melihat semuanya di sini sangat modern sekali bukan kuno, yang aku bilang sebelumnya karena pada waktu aku bilang kuno sebelumnya ternyata itu adalah sebuah tempat atau gerbang pertama dari menuju masuk ke kota ini. Ternyata setelah menyusuri masuk lebih ke dalam tempat tepatnya ini sangatlah modern dibandingkan tempatku berasal.      

Pada saat aku berjalan lurus ke depan, Aku menoleh ke belakang lagi namun lima orang yang tadi mengikutiku di belakang bersama dengan Moza, mereka sudah tidak ada. Sekarang aku hanya berjalan bersama Moza menuju ke pemukiman warga yang sudah elite ini.     

"Moza Apakah ini benar-benar tempat pemukiman warga, sebagus ini!" Tanyaku kepada Moza sambil menunjukkan ekspresi bingungku.     

"Betul sekali Ini adalah pemukiman warga, di sini tidak ada yang miskin, di sini tidak ada yang susah, di sini tidak ada yang namanya kere, di sini semuanya para penduduk dari Wentira adalah orang yang punya dan bermartabat. Ini baru saja untuk pemukiman warganya! belum kamu menuju ke tempat pusat kota di mana Di sana istana dari pemimpin Kota Wentira ini berada!"     

Aku hanya terdiam pada saat Moza Menjelaskan hal tersebut karena ini benar-benar sangat-sangat bagus dan sangat-sangat mewah.      

Aku bisa menjelaskannya secara detail disaat aku mau menjelaskan secara detail mengenai tempat-tempat yang aku lihat saat ini, namun itu rasanya sangat tidak mungkin sekali. Karena aku takut nanti jikalau aku benar-benar ceritakan secara detail maka ada sebuah timbal balik di aku sendiri rasanya.     

Karena seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa tempat ini adalah tempat ghaib nomor satu di Indonesia dan aku masih takut untuk mengungkapkan hal-hal yang belum aku berani ungkapkan.     

Pada saat aku dengan Moza mulai memasuki sebuah perempatan, di sana Aku sudah mulai bisa melihat banyak sekali orang berlalu Lalang di jalan raya. Jalan yang sebelumnya pasir aku lalui, namun sekarang sudah merupakan keramik yang berwarna kuning. Dan ini seperti keramik marmer batu itu loh aku bingung Jelaskannya apa ini, namun rasanya itu.     

Pada saat aku hendak mendekati perempatan tersebut aku melihat sebuah gerbang yang berada di hadapanku sekarang. Gerbang tersebut lumayan besar dan warnanya emas. Aku penasaran apakah ini emas beneran atau bukan!. Aku mencoba untuk mendekati gerbang tersebut, Aku berjalan sedikit cepat dari Moza dan melihat detail Apakah itu emas beneran atau bukan.     

"Jangan disentuh! "     

Baru saja aku mengangkat tanganku, namun aku dibuat terkejut pada saat Moza berteriak dari belakangku. Dia melarangku untuk menyentuh gerbang ini, aku tidak tahu mengapa dia melarangku untuk menyentuh gerbang ini namun aku hanya menuruti apa yang dia katakan daripada aku terkena musibah.     

Aku menoleh ke arahnya dan dengan cepat dia menghampiriku.      

"Jangan pernah menyentuh apapun Disini yang berwarna emas karena sekali saja kamu nyentuh atau kamu membawanya maka kamu tidak akan bisa pulang dari tempat ini selamanya!" Jelas Moza yang langsung membuatku terdiam tidak bisa kata-kata.     

----------------     

Aku akan mengupasnya secara perlahan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.