CINTA SEORANG PANGERAN

Konferensi Pers ( 11 )



Konferensi Pers ( 11 )

0Begitulah ketika takdir berkehendak, segala sesuatu berjalan sesuai dengan takdir Tuhan. Tiba-tiba saja kepala Pangeran Abbash dihantam oleh sebuah vas bunga besar terbuat dari keramik hingga vas itu hancur terberai, air dan batang-batang bunga mawar di dalamnya berhamburan. Airnya membasahi kepala Pangeran Abbash bercampur dengan darah luka. Pangeran Abbash memang sangat terlatih tapi kalau kepalanya dihantam secara tiba-tiba oleh vas bunga dari keramik yang keras efeknya sama saja seperti orang biasa.     
0

Sensansi rasa sakit langsung menyengat seluruh urat syarafnya. Pangeran Abbash terpekik darah bercampur air mengalir dari belakang kepalanya. Jarum ditangannya terlepas, Ia segera membalikkan tubuhnya dengan muka menahan sakit. Wajahnya langsung berhadapan dengan seorang wanita bule yang langsung terkesima mengetahui wajah yang dihajarnya.     

"Oh My Godness..Kau sangat tampan. Oh..Shit, Aku telah menghajar makhluk Alien, Aku menghajar dewa Yunani..Oh My God. Siapa kamu?? Apa yang Kau lakukan pada adikku...Oh Jonathan." Perempuan itu lalu mendorong Pangeran Abbash agar menyingkir dari hadapannya. Wanita itu ternyata Kakaknya Jonathan yang baru datang dari pesta. Ia melihat seorang pria sedang mengacungkan tangannya di depan Jonathan yang sedang terkapar berdarah.     

Kakaknya Jonathan yang bernama Jessi itu langsung histeris dan kalap. Tanpa pikir panjang Ia langsung mengambil vas bunga dan menghantamkannya pada kepala Pangeran Abbash. Pangeran Abbash segera menghapus rasa terkejut akibat serangan mendadak yang Ia alami. Tangannya mengangkat akan memukul wanita yang telah menghajarnya itu. Tetapi kemudian tampak beberapa orang masuk ke dalam rumah dengan tergesa.     

Tangan Pangeran Abbash tergantung di udara, Ia lalu segera melarikan diri. Ia masih waras untuk tidak melawan para pengawal Nizam dalam kondisi terluka, Pangeran Abbash langsung menerjang jendela yang terbuka tempat Ia masuk tadi. Lalu menghilang dalam kegelapan malam. Meninggalkan para pengawal Nizam yang terlambat datang. Beberapa pengawal segera menyebar hendak menangkap Pangeran Abbash. Tapi Pangeran Abbas walaupun terluka, gerakannya sangat cepat, Ia sudah mengilang bagaikan bayangan yang tertelan dalam gelap gulitanya malam yang pekat.     

Jessi berteriak-teriak menangis melihat adiknya terluka parah. Ketika Ia memalingkan wajahnya dan melihat banyak orang asing di kamarnya Ia tambah histeris dan ketakutan. Tetapi kemudian seorang wanita menghampirinya dan berkata, " Jangan takut, Kami adalah teman dari adikmu. Maafkan Kami datang terlambat. Ali !! Angkat Jonathan dan segera kita bawa ke rumah sakit. Cepat!! jangan sampai terlambat"     

Jessi hendak mencegah Ali yang segera membopong tubuh adiknya yang tidak berdaya berlumuran darah, tetapi Arani segera menahan tangan Jessi. "Nona tolong menurutlah. Kau tentu tidak ingin adikmu mati sia-sia" Kata Arani.     

"Tapi Aku tidak mengenal kalian, jangan-jangan Kau adalah komplotan dari laki-laki tadi" Kata Jessi dengan sengit.     

"Tolong berpikir dengan akal sehat, Kalau kami berteman mengapa pria yang tadi harus melarikan diri. Ayo jangan buang-buang waktu lagi, segeralah kita pergi. Dan Kau harus ikut dengan kami, dia harus diselamatkan" Kata Arani dengan segera melangkah pergi mengikuti Ali, walaupun ketakutan Jessipun melangkah mengikuti orang-orang yang tidak dikenalnya.     

Mereka naik mobil yang disopiri oleh Fuad dan mobilpun segera meluncur ke rumah sakit tempat Alena dan Nizam berada. Walaupun tempatnya sedikit jauh tetapi tidak ada pilihan lain, semakin dekat dengan Nizam maka keamanan semakin dapat terjaga.     

"Siapakah Kalian sebenarnya?" Kata Jessi.     

"Aku adalah Arani. Asistennya Pangeran Nizam" Arani menjawab dengan pendek.     

"Pangeran Nizam???" Jessi tidak mengenal nama pria yang disebutkan Arani.     

"Pangeran Nizam suami dari Putri Alena" Arani kembali menjawab dengan hati gundah. Ia ketakutan melihat tubuh Jonathan yang terlihat terluka sangat parah. Kalau sampai Jonathan tidak terselamatkan maka akan sulit menghilangkan citra putri Alena yang sudah terlanjur tercoreng walaupun bayi yang baru dilahirkannya terbukti anak Nizam.     

Foto-foto yang beredar luas di Azura seakan memperkuat bahwa Putri Alena memiliki affair dengan pria lain. Rakyat Azura selama ini tidak menyukai putri Asing yang akan menjadi ratu Azura. Di dalam pikiran mereka ratu yang sesungguhnya adalah Ratu Rheina. Sehingga ketika ada berita buruk sedikit saja tentang Alena maka berita itu langsung menyebar bagaikan api yang menyambar tumpukan jerami kering.     

Mata Jessi melotot mendengar nama Alena. " Alena?? Alena?? Alena adalah wanita yang sangat dicintai oleh adikku." Tiba-tiba air mata Jessi meleleh dan menangis terisak-isak membuat para pengawal Nizam terdiam dan sedikit keheranan mengapa Kakaknya Jonathan malah menangis dengan pilu. Lalu meluncurlah kisah sedih dari mulut Jessi bagaikan air bah yang tidak bisa dikendalikannya.     

Perasaan emosi yang tertahan bertahun-tahun dalam hatinya akan nasib adiknya membuat Ia kehilangan kendali. Ia menjadi lupa bahwa Jessi tidak mengenal orang-orang yang di depannya. Ia hanya ingin bercerita tentang kepedihan adiknya.     

"Adikku nasibnya sangat tidak beruntung. Dia mencintai wanita yang tidak mencintainya. Setiap hari seusai berlatih Ia hanya bisa menatap foto-foto Alena di kamarnya. Aku tahu bahwa Ia memendam kepedihan yang mendalam. Tetapi Ia menelan semuanya dengan seorang diri, Aku sebagai satu-satunya kakak dia, sama sekali tidak dapat membantunya. Aku tidak mengenal Alena dan tidak diperkenankan untuk menghubunginya.     

Setiap kali Aku meminta ijinnya agar Aku dapat berbicara dengan Alena tetapi dia menolak bahkan dia mengancam akan memutuskan tali persuadaraan denganku seandainya Aku nekad untuk menemuinya. Adikku bilang, Alena sudah hidup berbahagia dengan suaminya dan Ia tidak ingin mengganggunya. Biarlah Ia hidup dalam bayangan cintanya.     

Bagaimana Aku tidak sedih dengan nasib adikku. Padahal Ia sangat tampan dan berbakat. Ia adalah seorang atlit basket yang memiliki banyak penggemar tetap pintu hatinya tertutup oleh wanita itu. Aku frustasi, Aku stress akan nasib adikku. Sekarang Ia malah terluka tanpa Aku tahu apa penyebabnya. Jonathan orang yang sangat baik. Ia tidak pernah memiliki musuh. Ya Tuhan..selamatkan Adikku" Jessi menutup mukanya dan menangis dengan kesedihan yang mendalam.     

Arani adalah wanita yang berhati dingin bagai salju dan keras bagaikan batu tetapi mendengar cerita Jessi yang bagaikan rintihan yang sangat menyedihkan. Setetes air mata tidak dapat ditahannya membasahi kedua pipinya. Fuad memandang Arani dengan pandangan tidak percaya. Bertahun-tahun Ia mengenal Arani baru kali ini Ia menyadari bahwa wanita besi itu ternyata punya hati juga.     

Jessi lalu memalingkan wajahnya ke muka adiknya. Ia mengambil tangan Jonathan yang terasa dingin. Tangan itu tampak berdarah dan memar di beberapa jarinya. Pangeran Abbash sama sekali tidak memiliki belas kasihan. Ia menginjak jemari itu menggunakan sepatunya. Dengan gemetar Jessi mengusap wajah Jonathan yang babak belur dan berlumuran darah. Jessi menggigit bibirnya sendiri lalu menangis terisak-isak kembali. Dadanya terasa sangat sesak, udara yang ia hirup terasa menyakitkan, seakan meremas seluruh perasaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.