Kelahiran Kembali: Berevolusi Dari Nol

Sukses



Sukses

0Dorian hanya membutuhkan satu detik untuk menggunakan rencana apapun yang dipikirkan Ausra, setelah jin itu selesai menjalankan simulasi menggunakan jiwa milik Will.     
0

Simulasi-simulasi itu, bagaimanapun, melibatkan sejumlah variabel yang hampir tak terhitung dan menarik esensi dari jiwa Will yang tidak aktif itu sendiri, yang berarti begitu mereka memulai, mereka tidak bisa berhenti, tidak tanpa memberikan Will kerugian yang tak dapat diperbaiki. Sementara Ausra, sebagai jin Mantra Jiwa, sangat kuat, lebih cerdas, dan lebih cepat daripada semua superkomputer modern yang ada di bumi, dia bukanlah seorang dewa.     

Butuh waktu untuk menjalankan semua perhitungan itu. Bahkan Ausra sendiri tidak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan karena semua hal yang tidak diketahui, dia hanya tahu bahwa itu membutuhkan waktu yang relatif sedikit.     

(Catatan Penulis: Permintaan maafku yang tulus atas kebingungan ini. Proses menciptakan kembali tubuh Will hanya memakan waktu satu detik. Simulasi yang mengarah pada hal untuk mengetahui dengan tepat bagaimana melakukannya sehingga itu bekerja dengan sempurna akan membutuhkan waktu lebih lama, meskipun masih bisa dikatakan cepat. Bab sebelumnya sudah di edit untuk membuatnya lebih jelas. Catatan ini tidak mempengaruhi harga SS, diedit setelah.)     

Hampir 30 detik telah berlalu sejak Ausra memulai. Jumlah waktu yang sepele, dalam situasi statis.     

Tetapi dalam situasi yang mengerikan ini, waktunya berlalu lambat untuk Dorian.     

Terutama mengingat bahwa jiwanya terancam untuk robek karena banyaknya energi yang ada di dalamnya, dan membutuhkan konsentrasi penuh. Jika dia bahkan memindahkan sedikit saja dari kehendaknya untuk memaksa dirinya untuk tetap bersama, jiwanya akan runtuh.     

Dengan demikian, selama 30 detik terakhir, dia membeku, tidak dapat mengambil tindakan.     

'Arial?! Apa?' Dia bisa menyisihkan setidaknya beberapa pemikiran untuk apa yang sedang terjadi, jika tidak ada yang lain.     

Arial baru saja melompat keluar dan melindunginya.     

"Aku-aku…" Napas Arial tercekat saat dia melihat Veritas, seluruh tubuhnya bergetar. Aura yang hangat dan ramah yang dikeluarkan oleh Veritas mungkin tampak ramah pada pandangan pertama, tetapi aura itu merupakan aura yang sangat kuat, menciptakan sebuah tekanan besar.     

Bagaimanapun juga, Veritas adalah seorang Kelas Raja sejati, jauh lebih kuat daripada kekuatan Kelas Raden Awal milik Arial.     

"Maafkan aku, Dorian." Ketika Arial menghadapi Veritas, dia berbicara keras kepada Dorian.     

Pandangan masa depan yang dilihat Arial adalah pandangan yang hidup dalam benaknya. Pintu Kemegahan tidak hanya menunjukkan satu masa depannya, tetapi banyak. Masa depan dari mereka yang dia khianati atau lukai, masa depan dari yang dia bunuh, atau setidaknya, penderitaan akibat tindakannya.     

Rasa sakit, penderitaan, patah hati, dan kengerian yang dia lihat di masa depan itu tetap bersama Arial, masing-masing emosi dengan terasa dengan jelas.     

"Yang bisa aku katakan adalah Aku minta maaf. Kesalahan-kesalahan yang telah ku lakukan di dunia ini... tidak ada pertobatan untukku." Mata Arial menggenang.     

"Ah, rubah muda. Kau sendiri yang datang kepadaku. Ayo, biarkan aku menunjukkan Kebenaran kepadamu. Kau akan bergabung denganku, untuk membantuku Evolusi menjadi Malaikat Cahaya sejati." Veritas memiliki nada senang dalam suaranya saat dia melayang ke depan, pedang cahaya yang dia gunakan terangkat di tangannya.     

Mata Dorian sedikit melebar ketika dia mendengar Arial benar-benar bertobat. Rubah yang telah secara brutal mengkhianatinya itu, meninggalkannya untuk mati. Makhluk yang telah berbohong padanya. Yang selalu menunjukkan kejahatan sebelum hari ini.     

"…"      

"Aku memaafkanmu." Entah bagaimana, secara tidak mungkin, Dorian berhasil memisah-misahkan keinginannya untuk membisikkan sesuatu yang dia rasakan di dalam hatinya. Kejahatan yang ditimpakannya padanya... itu bukan sesuatu yang bisa dilupakannya. Dia telah mencoba membunuhnya.     

Tetapi setelah hari ini, melihatnya mempertaruhkan nyawanya untuk melindunginya... dia bisa memaafkannya.     

WUSSS     

Untuk kedua kalinya hari ini, Dorian merasakan sebuah sumber energi mistis muncul di benaknya sejenak. Sekali lagi, perasaan itu lenyap dalam sekejap, dikuasai oleh kehadiran kedua Hukum yang telah dibaptiskan kepadanya, Murka dan Keberanian.     

Namun, berkat Memori Gioknya, sensasi ini diingat secara permanen.     

Sensasi mistis pertama telah beresonansi dengan Hukum Murka. Namun, yang ini tampaknya beresonansi dengan Hukum Keberanian.     

Dorian menyingkirkan sensasi kedua itu untuk saat ini karena dia memiliki sensasi yang pertama. Dia tidak sanggup mengalihkan konsentrasi, bahkan untuk memeriksa apa masing-masing sensasi itu. Tidak sampai Ausra selesai dan dia telah menghabiskan jutaan poin energi yang mengancam untuk menghancurkan jiwanya.     

'Menyelesaikan simulasi. Inisialisasi final urutan rekreasi tubuh jiwa. Waktu untuk menyelesaikan diperkirakan 26 detik.'     

Entah dari mana, Ausra berbicara dalam pikiran Dorian, memberitahunya.     

'26 detik.' Mata Dorian mengeluarkan energi saat dia fokus pada ini.     

Dia harus bertahan hidup hanya dalam 26 detik dan dia akan bebas untuk bergerak.     

"Ayo, putriku. Lihatlah Kebenaran." Veritas meluncur maju, tubuhnya mengabur ke arah Arial dengan kecepatan yang sangat cepat. Aura Kelas Raja yang kuat yang dipancarkannya tidak menimbulkan tentangan, tidak dari kelas Raden Awal yang lemah.     

buk     

Sebelum Arial punya waktu untuk bereaksi, sudah terlambat.     

Tubuh Arial bergetar mundur sejauh satu meter, kakinya tergelincir di tanah. Gadis rubah berumbai itu melihat ke bawah ke dadanya, dimana sebuah bilah cahaya saat ini menembusnya. Dia tidak merasakan sakit, karena pedang itu terbuat dari cahaya, dan ada pada tingkat metafisik. Kekuatannya adalah Sihir di alam.     

"Saat pedang ini menembusmu, Takdirmu sudah Disegel, rubah muda. Bahkan Aku tidak bisa menghapusnya. Pedang cahaya ini akan memotong apapun itu yang menentukanmu. Untukmu…" Veritas memulai, memiringkan kepalanya yang berkerudung ke samping dengan aneh,     

"Untukmu... Huh. Itu adalah hatimu. Hati yang pahit, lemah, patah hati. Egois. Lemah. Namun, baru-baru ini, berani." Suara Veritas hangat, penuh perawatan palsu, saat dia mengangkat bahu,     

"Yah. Penyegelan itu benar-benar harfiah, jadi kau akan mati tanpa jantung hampir langsung seketika. Jika kau punya kata-kata terakhir, kau bisa mengucapkannya sekarang."     

7 detik telah berlalu.     

Arial menatap Anomali itu dan kemudian memutar kepalanya untuk melihat kembali pada Dorian. Darah menetes dari matanya, mengalir seperti air mata. Cukup berdiri sedekat ini dengan Veritas ketika Anomali itu melepaskan Aura-nya sepenuhnya benar-benar merusak tubuh Arial.     

"Terima kasih atas pengampunanmu, Dorian." Arial berbisik, suaranya tenang,     

"Aku tidak layak." Gadis rubah itu berbalik untuk melihat Veritas.     

"Pedang milikmu ini... apapun yang dipotongnya sekarang akan kehilangan jantung mereka kan, apakah itu kebenarannya?"     

Veritas menatap Arial, matanya penuh belas kasihan.     

"Ya, anakku, itu adalah Kebenaran. Itu adalah Kemampuan alami dari jenisku. Pedang Penyegel. Sampai Aku mengaktifkan dan mendefinisikannya kembali pada orang lain, sekarang ini akan Menyegel jantung dari setiap makhluk yang ditusuknya." Veritas menarik pedang itu dari dada Arial dengan satu gerakan yang halus dan cepat.     

Arial jatuh berlutut, pusing dan linglung.     

17 detik telah berlalu.     

"Sekarang, nak, Aku sudah memberimu pengiriman. Ayo, terima kematianmu, dan bergabunglah denganku dalam hidup."     

SWISH      

Bergerak begitu cepat sehingga Arial tidak bisa melacaknya secara fisik, Veritas menikam dadanya sekali lagi.     

Kali ini, Arial merasakan sebuah sensasi aneh yang memuakkan di atasnya. Seluruh tubuhnya bergetar ketika dia merasakan sebuah perubahan yang menggelegar.     

Jantungnya menghilang.     

buk     

Arial berlutut ketika darah mengalir dari bibirnya dan menetes dari matanya, tubuhnya segera mulai mati. Tanpa sebuah jantung untuk memompa darah, seluruh tubuhnya mulai gagal, dunia di sekelilingnya berubah menjadi merah ketika pengelihatannta menjadi berkabut.     

"Veritas…" gumam Arial, mengangkat dua tangan yang gemetar.     

"Kau di sini untuk menyerapku. Tapi apakah kau tahu Kemampuan unik yang dimiliki rasku?" Kata-katanya serak saat dia berbicara, darah menyembur dari bibirnya.     

Veritas mengabaikannya ketika dia mengulurkan tangannya, meletakkannya di bahu Arial. Anomali itu sedang bersiap-siap untuk menyerap garis keturunannya segera setelah kematian Arial.     

"Ini adalah sebuah Kemampuan yang dikenal sebagai Menyentuh Cahaya. Ini memungkinkan Rubah Cahaya Pedang untuk memanipulasi apapun yang terbuat dari cahaya." Arial menyandarkan tangannya yang gemetar pada pedang yang menembus dadanya itu.     

Sebuah pedang yang terbuat dari cahaya Sihir murni.     

"Apa saja." Arial tersenyum, mulutnya berdarah itu penuh dengan kepuasan.     

WUSSSS     

SWISSS     

Veritas menatap ke bawah ke lengan kanannya dengan kaget.     

Pedang cahaya yang dia tikamkan kepada Arial, entah bagaimana, dengan mustahil, tertarik ke belakang, melesat dengan kecepatan yang sangat cepat. Pedang itu menusuk lengan kanan Veritas, tidak memberi waktu bagi Anomali itu untuk bereaksi.     

"Tidak! Berani-beraninya kau!"     

WUSSSS     

Pedang cahaya itu menghilang ketika Veritas menonaktifkan Kemampuannya. Namun, tidak tepat waktu untuk mencegah hal itu mempengaruhi dirinya.     

Darah merah cerah menyembur keluar dari bibir Veritas ketika jantungnya juga, Tersegel. Seluruh tubuhnya bergetar ketika rasa sakit menghantamnya, menyebabkan Anomali Kelas Raja yang menakutkan itu menjerit kesakitan.     

Veritas, sebagai sebuah makhluk, berada dalam keadaan antara hidup dan mati. Kehilangan jantungnya adalah pukulan fatal bagi kekuatannya, tapi itu tidak cukup untuk membunuhnya.     

"Arrrgh!" Sikap Veritas yang ramah dan hangat menghilang ketika lengan kirinya melesat ke depan, meraih ke arah leher Arial.     

"Kau makhluk mengerikan!"     

24 detik telah berlalu.     

Veritas mencabik tenggorokan Arial.     

Pada detik terakhir sebelum dia meninggal, Arial menoleh untuk menatap Dorian.     

Di matanya tidak ada rasa sakit atau kesedihan, tidak ada kebencian maupun keputusasaan.     

Satu-satunya emosi yang tersisa adalah kebahagiaan.     

Meskipun itu mempertaruhkan nyawanya, untuk pertama kalinya, Arial merasa telah melakukan hal yang benar dalam hidupnya yang kesepian.     

buk     

Tubuh Arial jatuh ke tanah.     

Mati.     

"SERAP!" Geram Veritas, meletakkan tangannya di atas mayat Arial.     

WUUSS     

Tubuh Arial menjadi abu ketika Veritas menyerap semua yang dimilikinya, semua energi dan Garis Keturunan-nya. Cincin Spasialnya jatuh ke lantai dengan nada tenang, berderak di debu. Tubuh Anomali itu dihancurkan dengan cahaya ketika tubuh itu sedikit bertansfromasi, Garis Keturunannya mulai bergabung dengan garis keturunan milik Veritas.     

Tanpa Ausra yang ada untuk membimbing mereka, semua Anomali lainnya harus perlahan-lahan menggabungkan Garis Keturunan dengan garis keturunan mereka sendiri, tidak dapat berevolusi seperti yang dilakukan Dorian.     

Dari samping, Trajan mengerang, matanya berputar di belakang kepalanya saat kurangnya udara membuat tubuhnya pingsan. Helena masih tertegun, dia duduk di dalam harta karun ketika tubuhnya mencoba untuk mengatasi kejutan fisik yang dirasakan jiwanya.     

26 detik telah berlalu.     

'Simulasi selesai.'     

'Energi yang diperlukan untuk menciptakan kembali tubuh Will dengan panjang gelombang yang sempurna ke tingkat Matriks Mantra Jiwanya saat ini, dari udara, adalah 27,123,122 poin.'     

Jantung Dorian jatuh ketika Ausra selesai menjalankan perhitungannya, memberinya hasil.     

Perkiraan kebutuhan energinya miliknya melenceng jauh. Energi yang dibutuhkan untuk menciptakan kembali dengan sempurna dan mencocokkan tubuh dengan seorang Majus yang kuat, yang pada dasarnya membangkitkan orang mati, jauh lebih dari yang diperkirakan Dorian.     

Itu tidak sepenuhnya tak terduga. Ausra hampir tidak memiliki data untuk hal ini. Untuk menebak di dekat rata-rata relatif sudah merupakan prestasi yang fantastis.     

'Namun, karena pembaptisan Hukum Cahaya dan Sihir Cahaya yang dialami jiwanya, adalah mungkin baginya untuk mengurangi biaya ini dengan menggunakan bahan pengganti yang sangat kuat yang sangat Berdampak terhadap Cahaya, dan membersihkannya untuk menciptakan kembali bentuk fisiknya.' Suara Ausra di kepala Dorian bergema saat jin itu melanjutkan, suaranya mengisyaratkan kepadanya.     

Dorian mendongak, hatinya membara.     

Sebuah makhluk kuat yang sangat Beraspek terhadap Cahaya.     

Sebuah deskripsi yang sangat cocok dengan makhluk yang sedang berdiri di depan Dorian, bergabung dengan Garis Keturunan Rubah Cahaya Pedang.     

Sebuah makhluk yang berada di antara hidup dan mati, dengan Kemampuan yang memanipulasi Cahaya, yang sedang menuju menjadi seorang Malaikat Cahaya.     

'Tubuh Sempurna, Aktifkan.' Dorian meninggalkan fokusnya dalam menahan jiwanya. Dengan segera, rasa sakit yang membakar menyebar ke seluruh tubuhnya ketika penyimpanan energi yang besar mulai rusuh di dalam dirinya, mencoba untuk merobeknya berkeping-keping.     

Pada saat yang sama, dunia di sekitarnya kehilangan warna karena fisiknya yang sangat ditingkatkan.     

'Angin Petir - Siraman Badai.' Tubuh Dorian mengabur ke depan saat dia mengaktifkan sebuah teknik gerakan, meluncur maju dengan kecepatan sangat cepat.     

Veritas sudah dekat dengannya. Dorian berhasil melintasi jarak antara mereka berdua dalam sekejap.     

Anomali itu disibukkan dengan penggabungan garis keturunannya dengan Arial, sebuah proses yang akan memakan waktu berjam-jam jika tidak berhari-hari. Namun, begitu Dorian mendarat di sebelahnya, dia langsung berjaga-jaga, seluruh tubuhnya berputar ke arahnya.     

Berdesir, energi Kelas Raja keluar darinya, mengancam untuk menyerbu dan meledakkan Dorian.     

Sayangnya bagi Veritas, cedera di tubuhnya, dimana jantungnya tersegel, telah sangat melemahkan fisiknya. Mungkin dalam beberapa waktu dia bisa pulih, tetapi untuk sekarang...     

Kecepatan reaksinya terlalu lambat untuk mengejar pergerakan Dorian.     

Lengan kanan Dorian menebas udara, membanting ke dada Veritas.     

'Energi pergi! Ausra, pergi!' Dorian dalam hati menyodorkan energi yang mengancam untuk merobek jiwanya, mengendalikan semburan besar, yang membanjir.     

Dengan segera, simbol-simbol dan tanda-tanda sihir melintas di depan mata Dorian ketika Ausra membantu membimbing energi yang dia kirim itu menjadi puluhan ribu pola, bentukan, dan bentuk mistik.     

"Ap-ap-apa?!" Seluruh tubuh Veritas tiba-tiba bersinar dengan cahaya, membeku di tengah-tengah putaran ketika dia menatap Dorian. Tubuhnya merosot ke tanah, jatuh dengan bunyi gedebuk.     

WUSSSS     

Sepersekian detik kemudian, semburan energi menabrak jiwa Veritas. Dorian merasakan penolakan, dorongan kembali. Perasaan dari Takdir yang berusaha merubah, untuk mengirimkan energi itu kembali.     

'Tentu saja tidak.' Mata Dorian adalah mengeras, kehendaknya sekeras baja, saat dia mendorong ke belakang, menempatkan setiap kekuatan untuk mengendalikan semburan energi itu. Dia berfokus pada memutar Takdir, memaksa Veritas untuk mundur.     

Dan dia berhasil.     

DUAR     

Sebuah ledakan kecil terdengar ketika cahaya putih terang melesat keluar dari tubuh Veritas, disertai dengan sebuah jeritan marah dan tersiksa.     

"KEBENARAN AKAN MENCARI KA-" Veritas tidak bisa menyelesaikan apa yang dia katakan ketika kesadarannya, jiwanya sendiri, benar-benar terusir. Saat suaranya terputus, setiap Segel yang ditinggalkan Veritas langsung dilepaskan.     

Tangan Helena memulihkan diri. Trajan mendapatkan kembali paru-paru dan matanya. Bahkan jenazah Probus memperoleh kembali lengannya yang hilang, tubuhnya kembali normal, jika masih mati dan membeku dalam kondisi waktu yang stasis.     

Kembali ke tubuh Veritas, semburan energi terus membanjiri tubuh yang sekarang kosong itu, membersihkan dan memodifikasi fondasi yang menjadi sandaran tubuh. Tubuh itu secara bertahap berubah dari seorang Veritas menjadi seorang manusia yang lebih berbeda, dengan kaki normal. Alih-alih kulit pucat, kulit yang hangat dan sedikit bercahaya menggantikannya. Tubuh itu tidak se-normal manusia, tetapi masih sangat mirip. Partikel cahaya berputar-putar ketika sebuah Aura yang dahsyat meledak, gelombang energi yang luar biasa menyebar di udara saat tubuh itu terbentuk.     

Pada saat yang sama, jiwa Will yang tidak aktif mulai berkedip-kedip.     

Dalam satu gerakan halus, Dorian merasakan jiwa itu menghilang dari tubuhnya, bergabung dengan banjiran energi yang sedang mengalir ke tubuh Anomali yang sekarang sudah mati itu.     

WUUSS     

Banjiran energi itu tiba-tiba berhenti. Tubuh Veritas untungnya sangat cocok untuk menampung jiwa Will. Bahkan dengan kebutuhan untuk mereformasi dan membersihkan seluruh sel-sel tubuh, jumlah energi yang dihabiskan Dorian hanya sebagian kecil dari jumlah dalam jiwanya.     

'Masih ada terlalu banyak.' Dorian menyadari ketika dia merasakan simpanan energi yang sangat besar, jutaan poin, masih ada dalam jiwanya.     

Dia perlu menyingkirkan sebagian besar dari itu.     

Sebuah memori muncul di benaknya. Memori Trajan memohon padanya untuk menyelamatkan Probus.     

Dorian berbalik, menatap tubuh yang terbaring di sebelahnya. Tubuh seorang vampir yang sudah mati.     

'Ausra, bisakah Aku menghidupkan kembali Vampir ini?' Dia bertanya perlahan, menatap Vampir itu, mempelajarinya.     

Ausra terdiam sesaat.     

'Tampaknya ada semacam Waktu atau Mantra Sihir Stasis atau Artefak yang berlaku pada mayat itu, menjaganya. Karena ini, jiwa dan Matriks Mantra Jiwa dari makhluk ini masih ada.' Ausra melanjutkan,     

'Dengan energi yang masih tersisa di jiwamu, itu seharusnya mungkin selama kau melakukan kontak fisik. Aku tidak perlu menjalankan simulasi yang rumit.' Ausra selesai.     

Dorian tidak ragu-ragu, langsung bergerak saat dia berjalan dan meletakkan tangannya di dada Probus.     

Trajan, sementara itu, baru saja pulih sepenuhnya. Udara keluar-masuk dari dada Majus Hujan itu saat dia mengumpulkan dirinya sendiri, memandang sekeliling dengan perasaan tidak sadar. Pemulihan penglihatannya yang normal dan sepenuhnya seperti keajaiban baginya.     

"Peny-" Trajan berbalik ketika dia sepenuhnya sadar, memotong dirinya saat dia melihat ke arah Dorian.     

WUSSSS     

Cahaya putih dan energi membanjiri tubuh Dorian saat dia berkonsentrasi, semburan energi sekali lagi membanjiri ke depan. Ratusan ribu Poin Pertumbuhan, merosot ke dalam jutaan, semua meninggalkan jiwanya, mengurangi tekanan pada dirinya ke tingkat yang jauh lebih tertahankan.     

'Hidup.' Dia memerintahkan Probus. Ausra membantunya membimbing energi itu, mengarahkannya untuk menarik jiwa Probus, untuk memulihkannya sepenuhnya.     

Tubuh Probus sedikit bergetar. Cahaya dan energi berkibar di bawah kelopak mata Vampir yang mati itu ketika Dorian berfokus, Aura yang kuat membanjirinya.     

"…"      

Detik-detik yang menegangkan berlalu.     

Perlahan, dengan sangat lambat, dada Probus terangkat, atas kemauannya sendiri.     

Dorian telah menghidupkan kembali orang mati itu.     

"Probus... Probus…" Trajan melihat ini, merasakan sebuah kekuatan hidup yang lemah muncul, jauh di dalam Master Pedang yang tadinya mati.     

Mata Probus berkedip-kedip dan kemudian, diam-diam, membuka celah.     

"Trajan…?" Probus bergumam, suaranya lemah dan penuh kebingungan.     

"PROBUS!" Trajan bergegas maju, air mata mengalir dari matanya saat dia melompat ke arah saudara lelaki dan sahabat karibnya, menggenggam lengannya.     

Dorian menyaksikan ini semua, merasakan kebahagiaan dan menghibur keduanya.     

"Arrgh." Suara seorang wanita, memanggil kesakitan, menarik perhatian Dorian. Dia bereaksi terhadap suara ini dengan tergesa-gesa saat dia bergegas ke samping, tubuhnya mendarat di dekat tumpukan harta.     

"Helena, ini aku, Dorian. Semuanya akan baik-baik saja. Aku telah mendapatkanmu. Juga, Aron bilang hai, dia aman juga." Dorian memegangi Vampir perempuan yang masih tertegun itu, memeluknya erat-erat. Kejutan dari luka-luka yang dideritanya, dan pembalikannya yang tiba-tiba, telah sangat mengguncangnya.     

Helena menatap Dorian, rohnya menenang saat matanya menatap mata Dorian.     

"Dorian…" Dia berbisik pelan. Dia melihat sekeliling, pertama-tama ke tangannya, dan kemudian ke arah Trajan yang sedang memeluk dan berbicara dengan penuh semangat dengan Probus yang sekarang hidup.     

"Dorian." Air mata tumpah dari mata Helena ketika dia membenamkan wajahnya di dada Dorian, memeluknya erat-erat.     

Dorian memeluknya dengan nyaman, menggosok kepalanya saat Vampir itu menangis, stres, rasa sakit, kengerian, dan kekhawatiran dari beberapa hari dan minggu terakhir ini terkelupas.     

Namun ketika dia memeluknya, wajahnya membeku.     

Sebab, seseorang telah bangkit, berdiri beberapa meter di depannya.     

Tubuh bekas Veritas, berubah menjadi sejenis Manusia yang Beraspek Cahaya.     

Sosok itu perlahan-lahan memalingkan kepalanya, memperlihatkan wajah tampan dan maskulin dengan garis rahang yang kuat dan rambut hitam pekat yang panjang. Sepasang mata emas yang tampak bersinar redup, disertai dengan sebuah hidung kecil dan senyuman bingung.     

Sosok itu menatap Dorian, menatap tubuhnya dengan kebingungan sejenak sebelum cahaya di matanya menyala, seolah-olah dia sedang melihat melampaui bentuk fisik Ifrit Dorian.     

"Dorian?" Suara akrab yang tak terlupakan berbicara dengan keras.     

Dorian tersenyum, sebuah sensasi sukacita dan prestasi luar biasa menyebar melalui dirinya.     

Dia telah berhasil.     

"Will!"     

.. .. .. .. .. .. .. .. ..      

Di bagian lain dari Reruntuhan Kenaikan, sebuah adegan yang sangat berbeda sedang terjadi.     

"Beraninya kau menodai tubuhnya! Kau binatang KEJI!" Suara Mira penuh dengan kemarahan yang tidak masuk akal saat dia melemparkan semburan batu giok yang sangat besar ke Vampir Leluhur yang dengan tangkas menghindar itu.     

Tampak seperti Ruang Bawah Tanah Royal yang berbaring berantakan, furnitur kayu dan furnitur batu hancur atau meleleh berkeping-keping, tampaknya tidak dilindungi seperti Reruntuhan Kenaikan yang lain. Ruang Bawah Tanah itu tidak terlalu besar, hanya beberapa puluh meter panjang dan lebarnya, dengan langit-langit yang tinggi.     

"Maafkan aku, naga yang adil. Tapi, seperti yang mereka katakan. Yang membutuhkan membutuhkan apa yang mereka butuhkan." Mello mengangkat bahu ketika dia melarikan diri dari Ruang Bawah Tanah itu, memegang sesosok perempuan Humanoid yang terbungkus di punggungnya.     

Mira berlari keluar dari Ruang Bawah Tanah itu di belakangnya, sebuah Aura yang tenang dan damai secara paradoks menyebar ketika dia berteriak marah, mengejarnya.     

.. .. .. .. .. .. .. .. ..      

Jauh di sebuah sudut gelap Reruntuhan Kenaikan, Pemimpin memandang dengan tenang ke arah sebuah busur merah yang bersinar, yang memberi cahaya merah redup. Duduk di sebelah busur ini adalah mayat makhluk humanoid bersisik merah.     

Seeorang Iblis.     

Seorang Iblis yang dikenali Pemimpin, dari penelitian intensif leluhurnya, orang-orang yang pertama kali menguasai Hukum yang dia dan saudara-saudaranya pelajari.     

Salah satu dari Empat Jenderal Kaisar Iblis.     

Pemanah Jenderal Houye.     

Pemimpin mengulurkan tangannya yang goyah, napasnya tertahan saat dia melihat busur itu.     

"Jadi ini yang paling aku inginkan di Reruntuhan ini…"     

.. .. .. .. .. .. .. .. ..      

"Aku meminta untuk ditempatkan di suatu tempat di mana tidak ada pengubah bentuk itu, atau dengan Mira! Tidak di sini!" Aiden mengutuk ketika dia berlari kembali ke kastil Reruntuhan Kenaikan, iritasi mengisi nada suaranya.     

Ketika dia menyentuh Pintu Kemegahan itu setelah menyelesaikan Uji Coba Pertama, dia telah diangkut ke sudut terjauh dari kastil yang menampung sebagian besar Reruntuhan Kenaikan itu.     

"Sial." Aiden bersumpah lagi ketika dia berlari kembali, merenungkan beralih ke bentuk Nagawi-nya.     

.. .. .. .. .. .. .. .. ..      

Henry, sang Tuan Sabit yang melayani Raja Berkobar, bersumpah saat dia bergegas menuju Penyimpanan Harta Utama itu. Setelah menjelajahi Reruntuhan berkali-kali, Henry sangat menyadari banyak lokasi rahasia, dan tempat terbaik untuk mengeksplorasi Uji Coba yang lebih kompleks.     

Petunjuk tentang berbagai Hukum dapat ditemukan di banyak daerah dan lusinan tantangan Uji Coba yang belum dijelajahi yang mengarah ke Hukum spesifik yang ada.     

"Sialan. Siapa yang menciptakan keributan seperti itu?" Dia bersumpah dengan marah ketika tubuhnya melintas melalui koridor batu demi satu, Aura Kelas Raja Akhir yang kuat mengelilinginya. Timnya telah menerima pesan bahwa seseorang berusaha menghancurkan reruntuhan itu sendiri, sesuatu yang sama sekali tidak bisa dia izinkan.     

Raja Berkobar akan memotong kepalanya jika dia membiarkan itu terjadi, terutama mengingat orang itu hanya di luar, menonton Reruntuhan dengan saksama.     

.. .. .. .. .. .. .. .. ..      

Di bagian paling atas kastil Reruntuhan Kenaikan, sebuah ruangan besar tertutup dapat ditemukan. Ruangan ini penuh dengan ratusan diagram dan simbol mistik, bercahaya dan tampaknya terbuat dari energi kuning.     

Di tengah-tengah ruangan tertutup ini, seorang pria berkulit hitam bisa terlihat, mengutak-atik beberapa matriks mengambang ini.     

"Hanya sedikit sentuhan di sini, sedikit di sana…" Dengan halus, Sebuah Aura Kelas Raja berguling dari pria itu ketika dia berbicara.     

"Dan itu seharusnya berhasil. Semua bagian penting dipertahankan." Biksu Tanpa Nama itu tersenyum.     

"Aku akhirnya melakukan apa yang kau minta dalam surat wasiat terakhirmu, Santa Guntur Kaladin." Biksu itu berbisik pelan.     

"Reruntuhan Kenaikan milik Yukeli sekarang akan hancur dengan sendirinya hanya dalam beberapa menit."     

(Gambar Biksu Tanpa Nama - https://i.imgur.com/khE0noP.jpg) (Tidak terbuka Aplikasi)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.