Bunga Cinta di Sebuah Desa ( TAMAT)

Nyumpahin kamu jadi guru.



Nyumpahin kamu jadi guru.

0  Said hanya nyengir karna dimarahi Bayu, mau bagaimana lagi.. dia memang agak susah mengontrol bibir tipisnya untuk tidak bicara asal asalan, tapi dia tidak pernah menggoda wanita selain Tuti seumur hidupnya sampai saat ini. ya.. selain bu dokter Claudy sih..:beaming_face_with_smiling_eyes::beaming_face_with_smiling_eyes:    
0

  Saat ini mereka akan berada di desa ini hampir sebulan, untungnya melihat LHS dan mengisi KRS bisa secara online, dengan membuka portal Universitas mereka di internet , jadi mereka tak perlu bolak balik ke kota itu.     

  "Apa rencanamu selama sebulan ini? " tanya Bayu ingin mengetahui apa yang akan di lakukan adik nya selama hampir sebulan ini.    

  "Aku ingin pergi ke sekolah kak! mau liat-liat di sana, itung-itung cari penglaman" Jawab Said.     

  Bagus juga, kalau bisa bantu-bantu gih.. kasihan guru-guru di sana, mereka kekurangan tenaga pendidik, soalnya guru cuma tiga orang sementara kelas ada enam.. benar-benar susah.. honorer yang akan di angkat pun tidak memenuhi kriteria, sementara kalau dari luar, mereka nggak akan sanggup ke sini" Kata Bayu panjang lebar.    

  "Baik kak! besok pagi kami akan ke sana, meski hanya sebulan, kami harap kami bisa membantu. " jawab Said lagi.     

  ......    

  Pagi harinya, Said dan Tuti benar-benar pergi ke sana, Bayu mengantar mereka, guru-guru itu amat gembira, meskipun hanya satu bulan, itu cukup membantu.     

  Awalnya Said sedikit gugup masuk ke kelas itu, tapi begitu melihat wajah wajah polos yang haus akan pendidikan, dia menjadi bersemangat.     

  Sangat berbeda dengan Tuti, gadis itu dari dahulu memang telah terbiasa berinteraksi dengan anak-anak, karna dia memang sangat menyukai anak-anak, itu sebabnya dia suka menolong Claudia waktu posyandu meski dia bukan seorang kader.    

  Said diletakkan di kelas 3 , sementara Tuti di kelas 4. kelas 1 dan 2 dipegang oleh seorang guru.     

  Anak-anak itu memang telah mengenal Tuti dan Said, jadi kadang-kadang mereka tanpa sadar memanggilnya kakak. Ya mau gimana lagi, saat ini mereka kan belum menjadi seorang guru beneran, hanya guru dadakan.     

  Ternyata Said bisa juga menguasai kelas itu, meskipun dia sering melihat dan membolak balik bukunya, tapi dia berhasil juga memberikan pelajar pada anak-anak itu.    

  Pada semerter ini mereka masih mempelajari pelajaran mata kuliah umum.. jadi belum belajar membuat RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan memudahkan mereka dalam mengajar, untungnya.. kepala sekolah memberikan mereka RPP yang sudah ada untuk di pelajari agar mereka lebih mudah mengajarkan siswa hari berikutnya .     

  Sepulang sekolah, mereka mulai sibuk berdiskusi tentang yang akan mereka ajarkan esok pagi.     

  "Ternyata ngajar nggak gampang" Kata Said sedih.     

  "Mangkanya.. aku nggak mau nakal waktu masih sekolah, ku selalu dengar nasehat guru, belajar yang rajin...nggak cabut.. nggak tawuran... kasihan ma gurunya repot.. ngurus satu aja nguras otak, apalagi sebanyak itu " Tuti sengaja meledek Said. mendengar itu Said hanya cemberut.     

  "Gimana? Udah ketemu yang bandelnya kayak kamu? Kamu masih ingat sama buk Lina nggak? guru kelas 6 kita, beliau nyumpahin kamu jadi guru karna nakal yang nggak ketulungan.. " Kata Tuti tertawa.     

  Said mengingat masa itu, waktu kelas 6 dia masih sangat bandel, tapi nggak kurang ajar lho.. cuma bandel, alias nakal. Dia adalah murid yang nggak bisa diam, baik mulut maupun kaki, mulut dan kakinya selalu bergerak. Buk Lina sering menghukumnya tapi dia tak pernah jera. Dia sangat hobi jalan-jalan di kelas, Buk Lina langsung memanfaatkan tenaganya yang berlebih, misalnya di suruh ngapus papan tulis, atau milih sampah yang berserakan di halaman.    

  Jika mulut nya yang nggak bisa diam.. Buk Lina juga memanfaarkan tenaganya itu, Said di suruh membaca keras-keras, yang lain nyimak.. jadi.. Buk Lina benar-benar bisa mencari tempat pembuangan tenaga yang berlebih agar bisa di manfaatkan tanpa ngomel.    

  Dan... saat Said benar-benar membuat guru sabar itu kehilangan kesabarannya.. Buk Lina berdo'a keras-keras pada tuhan..     

  "Ya Allah ya tuhanku... Jadikanlah Said anak didikku ini nantinya menjadi seorang guru.. " Katanya sambil menengadahkan tangannya.     

  Satu kelas secara spontan ngaminin.     

  "he3x..." kata Said tertawa    

  ........    

  Usia Rasyid saat ini hampir satu bulan.. Bayu selalu merindukan putranya ini, dia selalu ingin buru-buru pulang, rasa lelahnya terobati begitu melihat dan menggendong putranya itu.     

  Claudy merasa amat beruntung karna Bayu selalu mengambil alih Rasyid saat di rumah, dia juga tak akan membiarkan istrinya itu bangun sendirian di tengah malam mengurusi putranya, untungnya Rasyid bukanlah bayi yang rewel, kadang kala Claudy sengaja membangunkannya untuk memberinya ASI, karna bayi harus di beri ASI sekali dua jam.     

  Malam ini seperti biasa, Claudia membangun kan putranya lagi, Bayu pun ikut bangun, dia duduk memeluk Claudi dari belakang. Claudy sedang memberi ASI putra mereka.    

  "Apa kamu capek bangun tiap malam kayak ini? "Tanya Bayu sambil mencium punggung Claudia yang sedikit terbuka.     

  Claudy tersenyum dan berkata.    

  "Itulah kenikmatan menjadi seorang ibu" Jawabnya sambil memegang pipi suaminya.    

  Tiba-tiba Bayu mencium bibir Claudia dari belakang.     

  " Mas... nggak boleh memberikan tontonan yang nggak pantas pada anak" kata Claudy bercanda, Bayu tertawa..     

  "Sebentar lagi.. aku harus menjaga keinginanku meski berada di rumah sendiri.. " Katanya lagi.     

  " Apa masih lama..? " Tanya Bayu sedikit berharap Claudi akan mengatakan sebentar lagi.     

  "Dua puluh hari lagi ya.. " jawab Claudy.     

  "Hampir satu bulan lagi? " Tanya Bayu sedikit kecewa.     

  "Sabar ya sayang.. " bujuk Claudia.     

  "Nggak papa.. demi mendapatkan ini.. " katanya tersenyum sambil mengusap kepala putranya.     

  " Udah.. mas tidur aja.. besok mesti kerja.. ntar malah ngantuk " Kata Claudy lagi,     

  ternyata Rasyid juga sudah kembali tertidur, Claudy meletakkan putranya kembali. melihat itu Bayu tersenyum.. dan berkata..     

  "Sini... ku peluk"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.