Cinta yang salah

Part 31



Part 31

0  "Maaf, aku tak akan mampu melihat orang yang ku cintai bertemu dengan kekasih hatinya. Apa lagi kekasihmu itu adalah musuhku." ujar kak Nur.    
0

  Aku terdiam ketika kak Nur mengatakan itu padaku. Tatapan mata kak Nur memancarkan sebuah kekecewaan, apa rasa kecewa itu karena ku?    

  "Kak..." aku menatap wajah kak Nur dengan lekat.    

  "Iya." senyum terpancar dari wajahnya namun jelas itu semua adalah kepalsuan.    

  "Kakak baik-baik saja? siapa, siapa yang bertemu kekasihnya?" tanyaku beruntun padanya.    

  "Bukannya Verra datang menemuimu?" tanya kak Nur.    

  Aku terdiam dan memandangi wajah kak Nur, apakah benar dia orang yang memberi tau keberadaanku kepada kak Verra?    

  "Apa kakak?" tanyaku.    

  "Kenapa aku?" tanya kak Nur balik.    

  "Jawab yang jujur kepadaku kak." ucapku padanya.    

  "Apa? Apa yang harus kakak jawab jujur" tanya kak Nur.    

  "Apa kakak yang memberi tau kak Verra di mana kost baru ku."    

  Kak Nur menundukkan kepalanya dalam-dalam, terlihat sebuat penyesalan yang tersiarat di wajahnya.    

  "Kak?" panggilku.    

  "Maafkan aku." jawab kak Nur pelan.    

  "Kenapa?" tanyaku.    

  "Maafkan kakak." kak Nur beranjak dan hendak meninggalkanku.    

  Dengan cepat aku menarik tangannya agar dia tak jadi pergi, langkah kalinya terhenti.    

  Aku berlari ke arah pintu dan menutupnya lalu ku kunci. Kuncinya langsung ku simpan, aku tak ingin kehilangan kak Nur.    

  Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadanya, alasan apa yang membuatnya membuka mulut tentangku kepada kak Verra dan juga dimana dia mengenal kak Verra, padahal sebelumnya dia bilang tidak mengenal kak Verra.    

  "Kak jawab aku." aku mulai memelas kepadanya, aku benar-benar memohon sebuah kejujuran darinya.    

  Aku akan mempercayai semuanya meski pun semua perkataannya saat ini adalah kepalsuan.    

  "Maaf." ku lihat butiran air menetes, hal ini membuatku semakin tandanya besar.    

  Ada apa dengannya, kenapa dia menjadi begini?    

  "Kak, lihat aku." bujukku.    

  Tidak ada jawaban, kak Nur terus menundukkan kepalanya tanpa menoleh ke arahku sedikitpun.    

  "Kak, apa kakak menyukaiku?" tanyaku padanya.    

  "Aku mencintaimu Ran." ucap kak Nur membuatku tersenyum lega.    

  Ku dongakkan kepalanya, perlahan-lahan ku dekatkan wajahku ke wajah kak Nur.    

  Semakin dekat, hembusan nafas kami bersahut-sahutan, Suasana seperti ini membuatku teringat kembali kepada kak Verra.    

  Dengan cepat aku segera mundur menjauh dari kak Nur, terlihat sangat jelas kak Nur sangat-sangat kecewa terhadapku.    

  Aku meletakkan kunci kamarku di lantai, aku merebahkan tubuhku di kasur dan memejamkan mataku.    

  "Kakak minta maaf, karena kakak memberitaukan keberadaamu padanya." ucap kak Nur dengan suara yang pelan.    

  Kurasa dia benar-benar merasa bersalah.    

  "Iya kak, gak apa-apa kok." jawabku dengan senyuman.    

  terasa seperti ada seseorang yang sedang berbading di sebelahku, aku berusaha sekeras mungkin supaya tidak memperdulikannya.    

  "Verra bilang, kamu adalah pacarnya dan dia mencarimu kemama-mana tapi tidak jua bertemu." jelas kak Nur kepadaku.    

  "Hahaha, iya." senyum palsu pun ku lontatkan kepadanya, terserah apa yang dia pikirkan tentangku yang pasti aku takkan memikirkannya lagi.    

  Kurasa ada sesuatu yang menyentuh bibirku, ketika aku membuka mataku. Ku lihat kak Nur yang sedang berada di hadapanku membuatku sangat sangat terkejut.    

  Aku mendorong mundur kak Nur, bukan malah menjauh. Kak Nur kini memelukku dan mengecup lembut bibirku.    

  Perlahan-lahan namun ku nikmati semua ini, rasanya benar-benar tak ingin ku lepaskan.    

  Kecupan demi kecupan membuatku benar-benar tehanyut ke arus yang di buat kak Nur, aku terus berusaha sadar agar semua fantasiku tak berlanjut. Namun percuma, kurasa semua ini sia-sia saja.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.