Cinta yang salah

Part 16



Part 16

0  Aku dan kak Nur berbincang ringan di kostan sambil nyemil santuy dan haha hihi ala remaja.    
0

  Lumayan dapat teman baru, walau dia seniorku setidaknya aku gak akan kesepian lagi di sekolah nanti.    

  "Ohiya Dek, kakak pamit dulu ya. Maap sudah menganggu waktu adek." ujar kak Nur tiba-tiba.    

  "Sudah mau pulang Kak?" tanyaku pura-pura tidak paham maksud kak Nur.    

  "Iyalah Dek, masa iya kakak mau nginap disini."    

  "Hehehe... Boleh saja sih kak, asal izin dulu sama orang tua kakak." ujarku basa basi.    

  "Yaudah ya kakak pulang dulu, kalau butuh bantuan hubungi kakak ya."    

  "Siap Kak. Ohya kalo sudah sampai kabarin aku ya..." ujarku sambil mengantrkan kak Nur ke ambang pintu.    

  "Iya kakak pasti kabarin. Ohiya gak usah antar sampe ke parkiran biar kakak sendirian aja yang turun kamu diam disini ya."    

  "Ohh.. Baiklah kalau begitu. Maaf ya Kak kalo aku gak nganterin kakak sampe ke parkiran." ujatku.    

  "Gak apa-apa kan kakak yang ngepalang. Asslamualaikum." pamit kak Nur.    

  "Waalaikumsalam."    

  Ku lihat kak Nur bejalan menuruni anak tangga dan kini dia tak nampak lagi di pandanganku.    

  Aku pun masuk ke kamarku dan merebahkan tubuku, rasanya sangat lelah hari ini.    

  Tapi senang karena mendapat teman baru.    

  Keesokan harinya...    

  Seperti biasa...    

  Aku bersiap berangkat sekolah, ketika aku keluar dan membuka pintu pagar kostan, terlihat dari kejauhan sosok kak Nur.    

  "Dek!." Teriaknya sambil melambai.    

  Aku melihat kanan dan kiri ku, ku lihat tak ada siapapun disini kecuali aku.    

  Lalu aku berjalan menuju ke arahnya.    

  "Kakak manggil aku?" Tanyaku.    

  "Iyalah, siapa lagi kalau bukan kamu."    

  "Kok pagi-pagi gini udah disini sih kak?" tanyaku.    

  "Mau berangkat bareng kamu, biar kamunya gak telat Dek." ujarnya sambil garuk-garuk kepala.    

  "Oh... Yaudah, ayo berangkat kak." ujarku.    

  "Ayo..." balas kak Nur sambil memberikan helm yang kini berwarna biru langit.    

  ***    

  Sesampainya di sekolah...    

  "Makasih ya Kak."     

  "Makasih buat apa?" tanya kak Nur.    

  "Buat jemputannya. Eh iya by the way helm baru ya Kak?"     

  "Iya sama-sama Dek, hehehe iya helm yg kemarin jelek bau pula malu kalo kamu pake nanti malah pingsan." ujarnya.    

  "Halah kakak lebay." ujarku sambil berjalan.    

  "Tunggu kakak, Dek." ujar kak Nur sambil berlari.    

  "Buruan kak, nanti terlambat." ujarku tak memperdulikan panggilannya.    

  "Iya, ish emang ya. Gak pernah mau nungguin kakak." ujarnya.    

  "Jangan ngambek, disini aku yang masih bocil. Masa kakak yang ambekan." ejekku.    

  "Ishh gemes banget sama kamu." ujarnya sambil ngacak-acak rambutku dan lari menjauh dariku.    

  Langkahku tiba-tiba terhenti dan melihat ke arah kak Nur yang kini berlarian seperti anak-anak yang merebut mainan temannya.    

  Ku rapihkan rambutku lalu ku kejar kak Nur sampai ke kelas.    

  "Udah dapet teman di kelas dek?"     

  "Belum kak." jawabku lesu.    

  "Kok bisa?"     

  "Ya begitulah..." lanjutku.    

  "Jangan No Life mangkanya bocil gesrek." ujarnya sambil mencubit pipiku.    

  Aku menatap senyumannya, senyum dan perlakuannya yang membuatku teringat pada sosok kak Verra.    

  "Heh... Jangan bengong." ujarnya.    

  "Eh iya kak. Udah bel tuh sana pergi." ujarku.    

  Kak Nur pun pergi meninggalkanku di singgah sanaku yang amat nyaman ini.    

  Tiba-tiba ada sosok yang mendekati ku.    

  "Kamu Rania kan?" tanya sosok itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.