LUDUS & PRAGMA

3. Kandidat Orang Baik



3. Kandidat Orang Baik

0Kayla Jovanka. Tak ingin banyak berbasa-basi untuk memperkenalkan, gadis bermata kucing itu adalah seorang model papan atas sekarang ini. Banyak tawaran iklan yang mengantre untuk menampilkan paras cantik miliknya. Lugu dan polos begitulah kesan masyarakat kala mendengar nama Kayla Jovanka. Palsu! Untuk orang yang mengenalnya, gadis itu adalah ular berbisa yang pandai menipu musuhnya.     
0

Tak banyak yang berubah dari Kayla Jovanka. Hanya lebih tinggi dengan badan yang lebih kurus lagi. Ideal seorang model --begitu katanya kalau ditanya apa alasannya melalukan diet ketat. Kayla ada publik figur sekarang ini. Nama dan setiap aktivitas yang ia lakukan pasti dicatat oleh seluruh mata memandang. Kariernya cukup cemerlang meskipun tak bisa menembus pasar internasional. Lokal baginya sudah sangat cukup. Menjadi brand ambassador kecantikan adalah awal mula ia memulai semuanya. Bersekolah di jurusan terkait membuat Kayla menjadi semakin ahli dalam bidangnya.     

Ada satu kabar menggembirakan untuk gadis itu tahun ini, Kayla Jovanka akan menikah. Ya. Diusia 23 tahun. Sangat muda memang. Namun skandal yang menyebutkan namanya terus saja mendesak Kayla untuk menyebarkan berita pernikahannya dengan seorang konglomerat. Anak pemilik bangunan tinggi di sisi kota. Tampan dan berani. Gagah dan mempesona. Dua tahun lebih tua dari Kayla tak menjadi halangan untuk gadis itu memulai hidup yang baru tahun depan.     

Ia tak banyak berubah. Dari caranya berbicara dan bersua dengan semua orang yang dikenal baik olehnya masih sombong terkadang menyebalkan.     

Perasaan Kayla untuk Adam? Selepas kepergian Davira ia memutuskan untuk menghentikan semua aksi balas dendamnya. Adam sudah hancur kala itu. Semua rasa dendamnya seakan terbalas oleh apa yang dilakukan Davira Faranisa pada sang kekasih. Ia sungguh ingin bertemu Davira sekarang ini. Mengucapkan banyak terimakasih sebab tanpa dirinya ia tak mungkin bisa merasa lega sekarang ini. Memulai hidup baru dengan perasaan bahagia bersama sang kekasih hati adalah cara Kayla menjalani hidupnya.     

"Pemotretan akan diadakan satu jam lagi, Kayla! Persiapkan dirimu!" Seseorang memberi interuksi pada gadis yang duduk rapi di sisi ruangan. Bukan tempat pribadi seperti biasanya. Tempat pemotretan sekarang ini berada di sebuah pusat perbelanjaan kota. Di mana orang-orang bisa melihatnya dengan jelas. Melihat seorang gadis cantik yang sedang berpose di depan kamera untuk mempromosikan produk kecantikan terbaru.     

"Kamu dengar itu? Pergi dan kembali ke kantor sekarang. Aku akan menyusul nanti." Kayla berucap pada lawan bicaranya. Seorang pria berkemeja rapi yang duduk tepat di sisinya dengan menyantap makanan kecil yang dibawa olehnya sekarang ini. Makanan itu untuk Kayla sebenarnya, namun gadis itu menolaknya. Ia berkata bahwa program dietnya harus berjalan lancar sekarang ini.     

"Aku akan menunggu."     

"Honey! Go away!" perintah Kayla pada sang kekasih. Laki-laki berhidung pesek yang ada di sisinya kini menoleh. Menatap pujaan hati yang baru saja memberi tatap tajam ke arahnya. Ia adalah Kayla Jovanka. Gadis manja yang suka merengek kalau tak dituruti pemintanya.     

Ya, benar. Di depan teman-temannya Kayla mungkin menyebalkan dan licik bak seorang wanita ular. Namun jika sudah bersama sang kekasih ia adalah gadis manja penuh dengan rasa kasih dan sayang.     

"Oke, oke. Aku akan pergi. Jangan lupa datang nanti malam! Ibu ingin bertemu."     

Gadis itu kini mengangguk. Tersenyum manis sembari mengusap punggung tangan sang kekasih. Tak banyak dikatakan olehnya lagi. Membiarkan sang kekasih pergi meninggalkannya adalah hal yang dilakukan oleh Kayla sekarang ini.     

Seseorang melihatnya dari kejauhan. Bukan satu namun dua orang! Wajahnya tak asing untuk Kayla. Perawakan yang ditunjukkan pun sudah biasa ia lihat meskipun tak sering selepas masa perpisahan sekolah dilaksanakan. Arka Aditya bersama Rena Rahmawati.     

Entah apa yang dilakukan oleh dua teman lamanya itu di sana. Hanya berdiri menatap Kayla dari kejauhan dengan sesekali saling menyenggol satu sama lain. Entah mengapa, Kayla sedikit merindukan mereka berdua. Ia memang tak akrab dengan Rena, hanya Arka yang menyebalkan di masa lalu. Akan tetapi lambat laun Kayla mulai mengerti mengapa ia begitu menyebalkan dulunya. Davira adalah orang yang paling dicintai oleh Arka. Melihat teman dekatnya berada dalam posisi yang menyakitkan tentu membuat luka tersendiri untuk laki-laki jangkung itu.     

Kayla kini berjalan mendekat. Meninggalkan lokasi yang menjadi tempat kerjanya sekarang ini. Menghampiri Arka bersama Rena yang mulai tersenyum aneh. Arka tulus memberikan senyum itu,.namun Rena sedikit aneh dan dipaksakan.     

"Melihat pemotretan gue?" Kayla kini menyela selepas posisi berdirinya dirasa cukup dekat dengan keduanya.     

Arka hanya diam. Menaikkan kedua sisi bahunya untuk memberi respon pada kedatangan Kayla.     

"Long time no see," katanya menyapa ringan. Penampilan Kayla memang tak bisa diragukan lagi. Model papan atas akan selalu terlihat cantik dan mewah dalam keadaan apapun.     

"Gue denger audisi lo kalah lagi tahun lalu. Mau gue bantu kenalin ke produ—"     

"Gue udah punya kerjaan sekarang. Jadi jangan sok baik," sahut Rena dengan nada sedikit ketus.     

"Gue bilang apa? Menghampiri dia hanya akan mendapat dan mendengar kesombongannya." Rena kini melirik laki-laki jangkung yang berdiri di sisinya. Menyenggol bahu Arka untuk membuat remaja itu tersadar bahwa ide yang mengharuskannya ia mampir menyambangi Kayla adalah hal bodoh dan tak berguna.     

"Dia cuma mau membantu." Arka menyahut. Meletakkan lengannya di atas pundak gadis yang hanya setinggi pundaknya saja.     

Rena memang tak berhasil menggapai mimpinya. Audisi dan naskah lagu yang ia kirimkan kemarin tak diterima oleh penerbit lagu. Bahkan tim bernyanyi dua tahun lalu dibubarkan. Sedikit menyedihkan memang kalau menelisik mundur ke belakang. Lalita merelakan mimpinya untuk sang adik bisa menggapai mimpinya. Akan tetapi Rena hanya bisa mempertahankan mimpinya dua tahun paling lama. Sekarang? Meskipun kehidupannya lebih baik dengan bekerja di kantor menjadi seorang karyawan dengan gaji tetap, namun tetap saja. Rasa bersalah pada Lalita tetap ada.     

"Gue dengar itu mimpi lo. Setidaknya gue ingin membantu."     

"Mimpi apanya!" Rena melirih. Ia dongkol pada apapun dan siapapun yang menyinggung pasal mimpi sekarang ini. Hidupnya sudah nyaman. Pun ia juga sudah ingin melupakan kegagalan di masa lalu. Jadi, dalam harap Rena tak ingin seseorang menyebutnya sekarang.     

"Ngomong-ngomong ada kabar dari Davira?" Kayla kini menyahut. Menatap Arka yang berdiri di depannya.     

"Dua bulan kita gak berhubungan. Dia sedang sibuk di sana." Remaja jangkung itu menyahut.     

"Syukurlah. Setidaknya mendengar Davira sibuk bekerja membuat gue sedikit lega." Kaya tersenyum ringan. Menatap satu persatu lawan bicaranya sekarang ini.     

"Lo benar-benar sudah gak benci Davira lagi?" tanya Rena menyahut.     

"Maksud gue ... ah lupakan."     

"Katakan kalau Davira kembali ke Indonesia. Gue ingin menemuinya," ucap Kayla mengabaikan kalimat dari Rena. Ia tahu seberapa banyak ia berkata untuk menjelaskan, Rena tak akan pernah bisa percaya bahwa dendam di hati Kayla benar-benar sudah sirna.     

... To be Continued ....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.