I'LL Teach You Marianne

Epilog 12



Epilog 12

0Christian menatap sepuluh orang petinggi yang bekerja di perusahaan susu milik keluarganya yang ada di Darwin, satu persatu Christian menatap orang-orang itu tanpa berkedip.     
0

"Aku sudah memenjarakan Marcelo dan anaknya kemarin dan menyita semua aset perusahaan yang mereka ambil selama bertahun-tahun tanpa sepengetahuanku dan ayahku, karena itu aku akan melakukan sidak pada kalian semua. Jika dalam penyelidikan itu terbukti kalian mencoba mencurangi Clarke Enterprise maka hukuman penjara siap menerima kalian dalam waktu yang lama," ucap Christian tegas dengan suara yang memenuhi ruangan meeting di hadapan sepuluh orang petinggi anak cabang Clarke Enterprise yang ada di Australia.     

"Tidak, Tuan muda. Kami tidak melakukan hal serendah itu."     

"Benar Tuan muda, kami tidak pernah mengkhianati Clarke Enterprise seperti yang dilakukan Marcelo dan anaknya itu."     

"Kami tidak berani melakukan itu Tuan muda."     

"Benar Tuan muda, kami benar-benar tidak pernah mencurangi Clarke Enterprise."     

Christian tersenyum mendengar perkataan beberapa petinggi di perusahaannya itu, perlahan Christian mengangkat tangannya ke udara untuk menghentikan perkataan para pria paruh baya yang duduk di hadapannya. Serentak, sepuluh orang pria itu pun langsung menutup rapat-rapat mulutnya.     

"Jangan bicara terlalu tinggi terlebih dahulu, saat ini sudah ada tim auditor yang memeriksa keuangan kalian yang dipimpin asisten pribadiku, Kainer," ucap Christian pelan sambil tersenyum.     

Hening.     

Suasana di ruang meeting itu langsung sepi, tanpa suara. Padahal sebelumnya masih terdengar suara bisik-bisik kecil, wajah para pria itu juga langsung serentak memucat tepat setelah Christian menutup bibirnya.     

Christian tersenyum saat merasakan suasana canggung itu, sebagai orang yang dibesarkan oleh mantan polisi khusus terbaik di Luksemburg dengan mudah Christian mendominasi orang lain.     

"Well, kalian tidak perlu takut jika memang benar-benar bersih. Tenang saja, aku bukanlah orang yang kejam. Aku hanya akan menghukum orang yang sudah berani mencurangiku," imbuh Christian kembali dengan penuh penekanan di tiap akhir kalimatnya.     

Bruk..     

Bruk..     

Prank...     

Lima dari sepuluh orang pria itu tiba-tiba saja bangun dari kursi dengan tergesa-gesa sampai membuat kursi terjatuh ke belakang karena ingin berlutut dihadapan Christian, melihat kekalutan para pria itu senyum iblis Christian mengembang.     

"Ck, sepertinya kalian juga sama seperti dua tikus yang sudah aku tangkap itu, rupanya." Christian bergumam lirih dengan nada dingin penuh kemarahan.     

"Tidak, Tuan muda. Kami tidak benar-benar ingin mengkhianati anda dan Tuan Jack Marcelo lah orang yang memaksa kami melakukan mark up di tiap pengajuan proposal, Tuan muda."     

"B-benar Tuan muda, kami hanya mengikuti saran Marcelo."     

"Maafkan kami Tuan muda, kami khilaf."     

"Maaf Tuan muda."     

"Anakku masih kecil, Tuan muda. Tolong ampuni kami satu kali ini saja."     

Christian menyeringai. "Kalau aku memaafkan para pencuri seperti kalian hanya karena kalian mengatakan memiliki masalah dalam keluarga kalian, lalu bagaimana perusahaan ini bisa maju? Sementara di luar sana masih banyak orang jujur yang ingin bekerja di perusahaan ini."     

"Ampun Tuan muda...ampun."     

"Maafkan kami, Tuan muda."     

Prok prok...     

"Keluarlah, kalian sudah mendengar semua, bukan?" ucap Christian serak tepat setelah bertepuk tangan dua kali.     

Detik selanjutnya pintu dibelakang Christian terbuka dan muncullah beberapa orang polisi yang sejak mereka mulai meeting sudah berada diruangan itu. Tanpa diperintahkan, para polisi itu kemudian menangkap kelima orang pria yang berlutut di lantai. Kelima orang itupun pasrah ketika ditangkap, tidak melawan dan terlihat sangat kooperatif.     

"Kami akan segera memproses mereka, Tuan Clarke." Seorang perwira polisi bicara dengan aksen inggris yang sangat kental.     

Christian tersenyum. "Terima kasih, untuk bukti-bukti selanjutnya akan diberikan asistenku sore ini."     

"Baik Tuan, kalau begitu kami permisi."     

Christian menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, setelah para polisi itu pergi Christian kembali menatap kelima anak buahnya yang lain yang masih duduk di kursinya masing-masing dengan wajah yang sudah seputih mayat.     

"Ok, mari kita lanjutkan pembicaraan kita. Tolong katakan sampai dimana tadi kita bicara?"     

Baru saja Christian akan duduk, tiba-tiba saja kelima orang yang tersisa langsung bangun dari kursinya masing-masing secara serentak dan berdiri rapi menghadap Christian.     

"Kami tidak pernah melakukan kecurangan apapun selama bekerja di perusahaan jadi tolong jangan curigai kami."     

"Benar Tuan, kami bener-benar melakukan pekerjaan kami dengan jujur."     

Christian tersenyum. "Aku tahu, kalian berlima selama ini bekerja dengan jujur."     

"Eh?"     

"Jangan kaget, sejak awal aku mengumpulkan kalian aku sudah tahu siapa orang-orang yang sudah mengkhianati perusahaanku. Jadi kalian berlima tenang saja," ucap Christian kembali sambil tersenyum. "Dan selamat juga akan jabatan baru yang akan kalian pegang di perusahaan."     

****     

Christian tersenyum menatap formasi para pekerja barunya di perusahaan, setelah melakukan perombakan secara besar-besaran kini perusahaannya menjadi terlihat lebih sehat dan lebih kondusif. Para tikus yang menggelapkan uang perusahaan dibabat habis oleh Christian tanpa pandang bulu dalam waktu singkat, dengan memeriksa keuangan perusahaan Christian berhasil mendapatkan mana orang-orang yang sudah mengambil keuntungan dari perusahaannya yang dibangun oleh kakeknya puluhan tahun yang lalu.     

"Apa anda akan langsung kembali, Tuan muda?" tanya Joshua takut-takut pada Christian.     

Christian mengendurkan ikatan dasi di lehernya. "Urusanku di Australia sudah selesai, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan saat ini. Tidak disaat aku sudah memiliki seorang direktur yang sudah sangat aku percayai seperti dirimu, Joshua."     

Peluh dingin langsung menetes dari kening Joshua, rambut keritingnya pun basah karena itu. Perkataan Christian tak ubahnya dua mata pisau yang terarah padanya saat ini.     

"S-saya bukan orang yang tepat untuk anda berikan kepercayaan sebesar itu, Tuan muda," jawab Joshua lirih, suaranya bergetar saat bicara.     

Christian menyeringai mendengar perkataan direktur pelaksana barunya itu. "Kau tahu, Josh. Sejak kecil aku diasuh oleh kakekku yang merupakan mantan polisi khusus terbaik di Luksemburg saat beliau masih muda, sejak kecil kakekku sudah melatih instingku dengan baik. Sehingga saat aku sudah dewasa dengan mudahnya aku membaca kejujuran seseorang dari ekspresi wajah atau tatapan matanya, karena itulah aku bisa mendeteksi siapa-siapa orang yang sudah mencuri uang perusahaan. Aku bisa membaca ketakutan dari mereka dan hal itu tidak aku temukan padamu, karena itulah aku langsung mempercayakan posisi Marcelo padamu. Lagipula aku yakin sekali kalau kau tidak akan mungkin mengkhianatiku, penyakit anak bungsumu membutuhkan biaya yang besar untuk diobati, bukan?"     

Bibir Joshua bergetar hebat, dia tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya saat ini. Sang CEO muda di hadapannya tahu tentang masalah besar keluarganya, masalah yang selama ini dia simpan rapat-rapat dari semua orang supaya tak ada yang mengiranya menggunakan uang perusahaan untuk mengobati putri kecilnya yang memiliki masalah kesehatan yang cukup serius.     

"Aku melakukan ini karena aku ingin membantumu, Josh. Jadi ambil kesempatan ini dan jangan kecewakan aku, nasib putri kecilmu ada ditanganmu sendiri saat ini. Bayangkan apa yang bisa kau lakukan jika kau mengambil tawaran yang aku berikan saat ini, dengan gaji yang besar kau bisa membeli semua obat-obatan mahal untuk putrimu dan kau juga bisa menabung untuk membeli rumah. Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali, Josh. Dan percayalah aku tidak akan pernah memberikan kesempatan kedua untuk orang yang ragu-ragu dalam..."     

"Saya ambil, Tuan. Saya ambil kesempatan yang anda berikan." Joshua langsung memotong perkataan Christian dengan penuh semangat. "Saya ingin menyelamatkan putri kecil kami, Tuan. Jadi berikan saya posisi ini, saya berjanji akan membuat anda puas dengan kinerja saya."     

Christian tersenyum. "Baguslah, kalau begitu selamat menempati posisi barumu, Josh. Rumah dinas, mobil, kartu kredit dan kenaikan tunjangan serta gajimu akan diurus HRD hari ini."     

"T-terima kasih, Tuan muda."     

"Tidak jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada dirimu sendiri. Berterima kasihlah dengan kejujuran serta semangatmu untuk mengurus keluargamu, kau pantas mendapatkan ini semua, Josh."     

Seketika dinding pertahanan yang sudah dibuat Joshua pun roboh, kata demi kata yang Christian ucapkan membuatnya tak mampu menahan dirinya lebih lama lagi. Alhasil untuk pertama kali dalam hidupnya Joshua menangis dihadapan orang lain, selain istrinya.     

Melihat Joshua menangis Christian tersenyum, perlahan dia memberikan sapu tangannya ke arah direktur pelaksana barunya. Dibelakang pintu Kainer tersenyum melihat cara kerja sang tuan muda, kemampuan Christian dalam memaksa orang lain mengikuti kemauannya benar-benar tidak ada yang bisa melawan.     

***     

Dubai, UAE. 10 PM.     

Pesawat jet Gulfstream G650 milik Christian mendarat dengan sempurna di bandara Dubai, setelah menyelesaikan semua masalah di Australia Christian langsung bertolak ke Dubai untuk bertemu dengan salah satu teman kuliahnya yang sudah menetap di negara fantastis itu setelah menjadi menantu salah seorang pengusaha real estate yang cukup ternama.     

Christian yang sebenarnya malas untuk reuni terpaksa datang karena Richard terus menerornya pagi, siang dan malam. Richard mengatakan tak akan menghadiri reuni itu kalau Christian tak hadir, akhirnya dengan terpaksa Christian meminta pilot pribadinya untuk berhenti ke Dubai terlebih dahulu.     

"Apa kita langsung ke hotel kita, Tuan?" tanya Kainer pelan membuyarkan lamunan Christian.     

Christian menggeleng. "Tidak, aku tidak mau menginap di hotel keluargaku. Aku ingin menginap di hotel orang lain."     

"Kenapa Tuan? Apa ada masalah?"     

"Bukan itu, aku hanya ingin membandingkan saja fasilitas di hotel lain. Aku ingin mencari perbandingan untuk kemajuan hotel kita, Kainer," jawab Christian pelan sembari memainkan jarinya di atas ponsel pintarnya mencari hotel terbaik di Dubai dalam waktu satu bulan terakhir.     

Kainer menganggukkan kepalanya berkali-kali, untuk urusan bisnis memang Christian tidak ada lawannya. Otaknya benar-benar penuh inovasi yang selalu ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya, tak heran jika rival bisnisnya sangat takut jika sudah memperebutkan sebuah tender dengan Christian. Didikan Luis benar-benar membuat Christian tak tersentuh siapapun dengan jiwa bersaing yang sangat besar.     

"Hotel terbaik bulan ini adalah..."     

"Carikan aku seorang gadis, Kainer." Christian langsung memotong perkataan Kainer dengan cepat.     

"A-apa anda serius, Tuan muda?"     

"Menurutmu?" Christian langsung memberikan tatapan membunuhnya pada Kainer.     

"B-baik, saya akan mencarikan gadis terbaik untuk menemani anda malam ini, Tuan."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.