I'LL Teach You Marianne

A stranger



A stranger

0Jack baru selesai meeting saat matahari sudah tenggelam, karena banyaknya hal yang harus ia bahas akhirnya mereka tak sadar jika sudah meeting sampai berjam-jam.     
0

"Setelah ini semua aset anda akan aman, Tuan,"ucap Luis pelan saat menatap rombongan petinggi Bank Nasional Swiss menghilang dibalik lift.     

Jack tersenyum. "Aku harap begitu, Luis. Aku harus memastikan Christian dan adik-adiknya mendapatkan hak mereka dengan adil."     

"Tenang saja, Tuan. Meski anda dan nyonya punya anak sepuluh seluruh uang milik keluarga Clarke tidak akan habis untuk mereka berfoya-foya, jadi anda tak usah khawatir,"sahut Luis dengan cepat.     

"Tidak Luis, aku tak mau punya anak sebanyak itu. Aku tak tega melihat Anne kesakitan, aku hanya akan menerima sebanyak yang Tuhan berikan saja tanpa harus merencanakan sebanyak itu. Tapi kalau memang Tuhan memberikan kami keturunan sebanyak itu ya kami terima,"ucap Jack sambil tersenyum saat melangkahkan kakinya menuju ruangannya untuk menemui Anne dan Christian.     

Luis terkekeh. "Silahkan Tuan, miliki anak sebanyak apapun. Aku siap mendidik mereka dengan baik."     

"Iya kau enak hanya tinggal mengurus mereka saat mereka sudah besar, coba kau jadi aku dan Anne yang harus mereka dari bayi. Kau pasti belum tentu mampu,"sahut Jack ketus.     

Tawa Luis pun semakin keras, ia kemudian menepuk pundak Jack dengan lembut. "Tuan besar pasti sangat bangga melihat anda sekarang, Tuan."     

"Aku harap begitu, Luis. Semoga saja Daddy dan kakek tersenyum dari surga melihat kami,"ucap Jack pelan.     

"Ya sudah ayo kita pulang, hari sudah malam. Tuan muda juga belum mandi, dia pasti tak akan bisa tidur jika…"     

Ucapan Luis terhenti saat ia melihat ke dalam ruangan Jack yang pintunya baru ia buka, terlihat jelas di hadapan mereka semua Christian saat ini tengah tidur bersama ibunya sofa. Christian bahkan dengan nyaman menjadikan perut buncit ibunya sebagai kasur, melihat pemandangan mengerikan itu Jack langsung berlari masuk ke dalam ruangannya dan secepat kilat meraih tubuh Christian dari atas perut Anne.     

Beruntung Christian tak terbangun saat diangkat paksa dari tubuh sang ibu, Luis yang sigap pun langsung merebut tubuh Christian dari Jack. Ia langsung meninabobokan Christian agar kembali tidur.     

Alice, Erick dan Nicholas yang melihat gerakan cepat kedua pria itu membuka mulut mereka lebar-lebar, mereka tak percaya dengan apa yang baru mereka lihat.     

"Aku tak sedang bermimpi, bukan?"tanya Nicholas pelan sambil memegangi dadanya, ia tak percaya melihat apa yang baru saja Jack lakukan.     

"Tidak, kau tak sedang bermimpi. Aku juga melihat apa yang sedang kau lihat, Nick,"sahut Erick lirih.     

Alice yang sudah tersadar dari keterkejutannya nampak menelan ludahnya dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya.     

"Aku benar-benar bisa ikut tidak waras jika berada di dekat Tuan Jack,"gumam Alice lirih, ia benar-benar tak percaya dengan adegan yang baru ia lihat.     

Sementara itu Jack saat ini sedang berlutut dan berusaha membangunkan Anne dari tidurnya dengan lembut, sedangkan Luis sudah membawa Christian keluar dari ruangan itu untuk dibawa turun ke lobby. Luis ingin membawa Christian pulang terlebih dahulu meninggalkan Jack dan Anne.     

Dengan raut wajah yang menunjukkan kekhawatiran Jack terus berusaha membuat Anne bangun, ia harus memastikan sang princess baik-baik saja dalam perut Anne. Jack sangat khawatir saat ini setelah melihat Christian tidur diatas perut Anne yang tengah berisi princess kesayangannya.     

"Babe, wake up...temani aku makan. Aku lapar, sayang,"bisik Jack kembali mengulang perkataannya yang sebelumnya.     

Setelah Jack mengulang-ulang perkataan yang lebih dari enam kali akhirnya Anne pun terbangun, hal pertama yang Anne cari saat membuka matanya adalah Christian.     

"Apa yang kau cari, babe?"tanya Jack bingung saat melihat Anne mengedarkan pandangan di sekeliling ruangan kerjanya.     

"Christian, aku mencarinya. Tadi ia tidur bersamaku, Jack."     

Jack tersenyum hangat. "Christian sudah dibawa Luis pulang terlebih dahulu."     

Anne terdiam, ia kemudian melihat jam yang terpasang di tangan kirinya setelah itu tanpa aba-aba Anne mendaratkan pukulan ke dada Jack dengan cukup keras.     

"Akh babe, sakit."     

"Lebih sakit aku dan Christian, kau meninggalkan kami meeting berjam-jam." Anne menyahut dengan cepat saat teringat kekesalannya pada Jack yang sudah meninggalkan dirinya di ruang kerja sendirian bersama Christian selama lebih dari 5 jam.     

Jack akhirnya menyadari kesalahannya, tanpa bicara Jack kemudian meraih kedua tangan Anne dan membawanya ke dadanya. "Maaf babe, tadi aku harus mengerjakan beberapa hal penting demi masa depan anak-anak kita. Jadi maafkan aku jika aku membuatmu bosan menunggu."     

"Mengerjakan pekerjaan penting untuk masa depan anak-anak." Anne mengulang perkataan Jack.     

"Iya, demi masa depan Christian dan princess pastinya. Ya sudah nanti kita bahas itu lagi saat sudah berada di rumah, sekarang lebih baik kita cari makan terlebih dahulu. Aku lapar sekali,"jawab Jack pelan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.     

Anne menganggukkan kepalanya tanda setuju, perutnya yang lapar membuat Anne tak banyak bicara lagi. Ia patuh dan mengekor Jack keluar dari ruangan menuju lift, Nicholas yang masih setia menunggu Jack di depan pintu langsung menutup pintu ruangan sang tuan begitu tuannya dan sang nyonya keluar. Setelah memastikan ruangan Jack tertutup rapat Nicholas pun berlari menyusul tuannya ke lift, ia menjadi satu-satunya orang yang menunggu Jack. Pasalnya lima belas menit yang lalu Erick dan Alice pergi bersama Luis membawa pulang Christian.     

Jack meminta Nicholas membawanya ke salah satu restoran terbaik yang ada dipinggiran danau Jenewa, Anne yang menyukai pemandangan danau Jenewa pun tak menolak ketika diajak pergi ke danau yang indah itu. Nicholas yang sudah tahu seluk beluk kota Jenewa tak mengalami kesulitan sama sekali untuk pergi ke tempat yang dituju sang tuan, dalam waktu singkat akhirnya mereka pun tiba di salah satu restoran terbaik di tepi danau Jenewa.     

"Jack…" Anne memekik cukup keras saat melihat restoran yang akan mereka singgahi.     

"Kau suka tempat ini?"bisik Jack lembut di telinga belakang Anne.     

Anne menganggukkan kepalanya penuh semangat. "Yes, ini tempat yang indah."     

"Syukurlah, ini restoran temanku. Dia baru membukanya sekitar lima tahun yang lalu,"ucap Jack pelan sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Anne.     

Anne tersenyum dan meneruskan pandangannya menyusuri keindahan restoran yang ada di depannya, sebagai orang yang menyukai seni Anne terpukau dengan tatanan lampu hias yang berada di restoran itu.     

"Well hello, siapa ini? Sungguh sebuah kehormatan restoran ini mendapatkan tamu istimewa seperti anda, Tuan Clarke,"ucap seorang pria yang tak dikenal tiba-tiba muncul dihadapan Anne, membuyarkan lamunannya.     

"Diam kau bajingan,"sahut Jack dengan cepat sembari melepaskan pelukannya dari tubuh Anne.     

Anne yang merasa tak nyaman langsung mencengkram lengan Jack.     

"It's ok babe,"ucap Jack lirih.     

"Siapa dia? Apa kau mengenalnya?"tanya Anne dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Jack terkekeh. "Tentu saja kenal, dia adalah bajingan paling brengsek yang aku kenal,"jawab Jack dengan suara keras sembari melangkahkan kakinya mendekati pria yang sebelumnya menyebut Jack dengan sebutan tuan Clarke.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.