I'LL Teach You Marianne

Generasi penerus



Generasi penerus

0"Jack!!!"     
0

Jeritan Anne terdengar sangat keras memecah keheningan di malam hari, semua orang yang sudah was-was sejak pagi langsung panas dingin saat mendengar teriakan nyonya mereka.     

"Jack, pasti ini rencanamu, bukan!! Kau sengaja membawaku pergi dari Swiss supaya Luis bisa membawa anakku pergi kan??!!"     

"Ayo Jack, susul mereka. Bawa pulang Christian."     

"Aku tak mau berpisah darinya, Jack! Christian membutuhkan aku, dia baru dua tahun Jack!"     

"Ayo Jack...ayo!!"     

Suara teriakan Anne kembali terdengar dari lantai dua, Anne yang baru bangun tidur dan hendak memeriksa Christian terkejut saat mendapati kamar putranya ternyata sudah kosong. Tak ada sedikitpun tanda-tanda keberadaan Christian dikamar itu sampai akhirnya ia mengetahui fakta bahwa ternyata Christian dibawa pergi Luis ke Luksemburg.     

Anne pun marah, ia histeris dan menggila ketika tahu putranya dibawa pergi tanpa seizin darinya dan Jack lah yang menjadi sasaran kemarahan Anne ditengah malam.     

"Babe, tenang dulu...jangan marah. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik,"ucap Jack lembut mencoba untuk menenangkan Anne yang masih berteriak-teriak di atas ranjang Christian.     

Bruk     

Anne melemparkan bantal ke arah Jack.     

"Tenang apanya? Anakku dibawa pergi, Jack! Mana bisa aku tenang!!'     

Jack meletakkan bantal yang ia pegang dan meletakkannya dengan hati-hati di sofa. "Jangan marah sayang, aku hubungi Luis dulu. Kalau kau panik dan menangis seperti itu aku tak bisa berpikir jernih."     

Anne tak menghiraukan perkataan Jack, ia terus menyebut nama Christian sambil memeluk bantal yang biasa ia pakai. Wangi tubuh putranya tertinggal sekali dan membuatnya semakin sedih.     

Jack sempat mematung beberapa saat sebelum akhirnya ia meraih ponselnya dan menghubungi Luis di Luksemburg, akan tetapi karena saat ini sudah jam 2 pagi tak ada satupun orang yang mengangkat panggilannya. Termasuk Noah yang sepertinya sudah tertidur pulas, saat Jack sedang bingung harus melakukan apa lagi tiba-tiba Erick muncul di balik pintu.     

"Tuan…"     

"Tolong jelaskan apa yang terjadi kemarin? Kenapa kau tak memberitahuku, Erick? Kenapa kau diam saja saat Luis membawa Christian?!"Anne yang sudah histeris langsung memberondong Erick dengan banyak pertanyaan.     

"Babe... tenang, semuanya harus dibicarakan dengan kepala dingin."     

"Bagaimana aku bisa tenang Jack!!! Anakku dibawa pergi tanpa sepengetahuanku, kau pikir Christian apa? Benda tanpa nyawa yang tak berharga? Dia anakku Jack …"     

"Christian bukan hanya anakmu! Dia juga anakku Anne, jangan bicara seolah-olah hanya kau saja yang punya andil atas kebenaran Christian. Christian ada juga karena aku, aku ayahnya!" Jack sudah kehilangan kendali lantas berteriak dengan keras memotong perkataan Anne, tangisan dan teriakan Anne membuatnya lepas kendali sehingga bisa bicara sekeras itu pada Anne.     

Dibentak oleh Jack langsung membuat Anne diam, bahkan bukan hanya Anne yang langsung menundukkan wajahnya. Erick yang berada di depan pintu pun tanpa sadar memundurkan langkahnya kebelakang karena teriakan Jack.     

"Katakan apa yang terjadi, Erick? Bagaimana ceritanya Luis membawa Christian pergi? Kenapa kau juga tak memberitahukan aku masalah ini? Kau bukan seperti Erick yang aku kenal dulu, Erick."     

Wajah Erick memerah mendengar perkataan Jack.     

"Ini bukan salah Erick, karena sebenarnya Erick pun juga tidak tahu." Alice tiba-tiba muncul dari arah belakang Erick menjawab pertanyaan Jack.     

Erick dan Jack langsung menoleh dan menatap tajam ke arah Alice yang kini sudah berdiri disamping Erick, meskipun tatapan yang diberikan Jack dan Erick pada Alice berbeda arti.     

"Apa maksudmu?"     

"Luis membawa Christian tepat 30 menit sebelum kalian mendarat di Swiss, Luis mengatakan ingin membawa Christian ke Luksemburg untuk bertemu dengan pengacara keluarga Clarke. Jadi sebenarnya Erick tidak melihat kapan Luis membawa Christian pergi, karena saat itu ia sudah berada di bandara untuk menjemput kalian,"jawab Alice pelan mencoba menjelaskan secara garis besar apa yang sebenarnya terjadi.     

"Pengacara, kenapa dia ingin membawa anakku bertemu pengacara, Alice?"     

Alice menoleh ke arah Anne yang masih duduk diatas ranjang Christian. "Aku pun tak tahu, kak. Yang pasti ini mungkin ada kaitannya dengan status Christian yang merupakan ahli waris keluarga Clarke."     

Anne menyeka air matanya yang tak berhenti mengalir. "Tapi Christian hanya anak kecil, dia masih berumur dua tahun. Belum paham hal-hal semacam ini, Christian belum mengerti hiks."     

Anne kembali menangis dan membuat semua orang yang ada di tempat itu bingung, termasuk Alice yang tak bisa berbuat banyak.     

"Babe…"     

"No, kau jangan mendekatiku!!"pekik Anne dengan keras sambil mengangkat tangannya ke udara menghentikan langkah Jack yang ingin mendekat ke arahnya.     

Jack pun langsung mematung saat Anne melarangnya mendekat, belum hilang keterkejutan Jack karena ditolak Anne tiba-tiba ia kembali dikejutkan dengan Anne yang bangun dari ranjang dan langsung berlari keluar kamar Christian menuju kamar mereka yang berada tak jauh dari kamar Christian. Suara keras dari pintu yang dibanting membuat semua orang terkejut, Anne sepertinya benar-benar marah saat ini.     

Jack menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia benar-benar tak mengerti kenapa Luis melakukan hal sejauh ini tanpa sepengetahuannya.     

"Saya bisa terbang ke Luksemburg saat ini juga kalau anda mau, Tuan,"ucap Erick pelan menawarkan diri.     

Jack menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, aku yakin Luis pasti punya alasan khusus kenapa dia membawa Christian pergi. Luis melakukan itu karena perintah kakek, begitu juga dengan para pengacara sialan itu."     

"Well, sepertinya menjadi ahli waris keluarga kaya bukan hal yang menyenangkan ya,"celetuk Alice pelan menggoda Jack.     

"Aku sedang tidak dalam mood untuk bergurau, Alice!"sahut Jack ketus.     

Alice terkekeh. "Wah sepertinya anda tak mengerti maksud perkataanku tadi, Tuan."     

Jack menaikkan satu alisnya. "Langsung ke inti, jangan berbelit-belit."     

"Wo wo wo...sabar Tuan, jangan galak-galak padaku. Jadi maksud perkataanku tadi adalah supaya anda membuat ahli waris kedua, ketiga keempat dan seterusnya bersama kak Anne, jadi Christian tak akan kehilangan masa kecilnya karena menjadi satu-satunya pewaris keluarga ini. Bayangkan kalau misalkan Christian punya adik, aku yakin sekali Luis dan para pengacara itu tak mungkin seterburu-buru ini,"jawab Alice sambil tersenyum.     

Jack mengernyitkan keningnya mendengar perkataan Alice, ia terlibat sedang mencerna kata demi kata yang baru saja Alice katakan.     

Setelah hampir dua menit diam perlahan Jack mengangkat wajahnya dan menatap Alice dengan mata yang berbinar. "Ternyata kau benar-benar cerdas, Alice. Aku bangga padamu."     

Alice terkekeh. "Ya sudah sana, tunggu apa lagi. Pergilah ke kamar, susul kak Anne."     

Jack tersenyum sembari menganggukkan kepalanya dan bergegas pergi menuju ke kamar mereka, akan tetapi saya baru saja melewati pintu kamar Christian tiba-tiba ia menoleh dan menatap tajam ke arah Alice.     

"Kau harus tetap tahu sopan santunmu, Alice."     

Setelah berkata seperti itu Jack kemudian meneruskan langkahnya kembali menuju kamarnya dan Anne meninggalkan Erick dan Alice yang terlihat bingung.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.