I'LL Teach You Marianne

Cinta seorang ayah



Cinta seorang ayah

0Suasana pagi di ruang makan keluarga Allen terasa mencekam, setelah tadi pagi buta sang tuan rumah melayangkan tangannya ke wajah sang istri saat ini keduanya tak terlibat percakapan apapun. Sepasang suami istri itu pun bahkan tidak mau duduk berdekatan ketika makan.     
0

Giselle awalnya tak menyadari perang dingin itu, sampai akhirnya sang ayah yang belum selesai makan itu pun langsung bangun dari kursinya dan meninggalkan meja makan.     

"Daddy, kenapa Mom?"tanya Giselle bingung.     

"Abaikan Daddymu, sepertinya dia sedang banyak pikiran,"jawab Esme sang nyonya Allen dengan anggun seperti biasa.     

Giselle menyeka bibirnya dengan sapu tangan. "Tapi Daddy tak biasanya seperti itu meskipun banyak pekerjaan, Mom."     

Emse tersebut lembut pada putri semata wayangnya. "Nanti saat kau menikah kau akan tahu bagaimana kehidupan berumah tangga yang sebenarnya, yang jelas kami baik-baik saja dan Mommy akan mendukung apapun yang ingin kau lakukan sayang."     

Giselle terkekeh. "I love you Mom."     

"I love you to my baby,"jawab Esme Allen dengan cepat.     

Sejak dulu Esme selalu memanjakan Giselle, ia akan mengabulkan apapun yang diinginkan oleh putrinya itu. Esme dan Brandon Allen membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mendapatkan Giselle, awalnya Esme dan Brandon sudah pesimis bisa punya anak kandung pada saat pernikahan mereka masuk ke usia 5 tahun karena saat itu Esme di vonis tak bisa hamil sehingga mereka pun memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi wanita dari sebuah rumah sakit dan diberi nama Gigi Allen. Pada saat Gigi berusia 5 tahun secara ajaib Esme hamil dan Giselle, karena itulah Esme dan Brandon sangat memanjakan Giselle terlebih lagi Esme yang mengabulkan semua permintaan Giselle. Sehingga Giselle akhirnya tumbuh menjadi seorang gadis yang egois, semua permintaannya harus dituruti. Meskipun kadang-kadang tidak masuk akal.     

Karena sang ibu tak mengatakan apa-apa lagi Giselle kemudian meneruskan makan paginya dengan penuh semangat, hari ini ia ingin bertemu dengan salah satu teman sekolahnya untuk membahas reuni yang tentunya akan sangat menyenangkan karena pada reuni itu ia bisa bertemu dengan Jack yang sudah lebih dari 6 bulan tak ia lihat pasca ia dipecat dari Muller Finance Internasional.     

"Aku nanti akan pulang telat, Mom,"ucap Giselle pelan sambil menyeka bibirnya menggunakan sapu tangan.     

"Ada meeting penting?"     

Giselle menggelengkan kepala. "Hari ini aku akan bertemu dengan teman-teman sekolah untuk membahas reuni yang akan dilakukan minggu depan, jadi kemungkinan aku akan pulang telat."     

"Ajaklah Frederick, bukankah dia teman satu sekolahmu,"celetuk Brandon Allen tiba-tiba menyela perkataan Giselle.     

"Tidak, ini bukan reuni angkatan Frederick. Apalagi dulu saat di sekolah Frederick sangat menyebalkan, jadi dia tak diundang,"sahut Giselle dengan cepat.     

"Kenapa begitu?"     

"Akh Daddy tak mengerti, ya sudah lah aku akan menjelaskan lagi nanti. Untuk saat ini aku harus segera pergi ke kantor menyelesaikan semua pekerjaanku, sebelum meeting bersama teman-teman,"jawab Giselle dengan cepat dan bergegas pergi meninggalkan ayah dan ibunya.     

Setelah mobil yang membawa putrinya pergi, Brandon Allen pun pergi keluar. Ia masih tak mau bicara dengan istrinya, pria itu masih kesal pada istrinya yang punya ide gila untuk meminta izin pada Anne agar suaminya diizinkan menikahi Giselle. Karena terlalu menyayangi putrinya Brandon pun memutuskan untuk pergi ke Muller Finance Internasional, ia harus bicara empat mata dengan Jack.     

Brandon tak mau nasib putrinya berakhir seperti Shopia Higgins dan kedua orangtuanya, tanpa ada yang tahu rupanya Brandon sudah mencari tahu soal Shopia Higgins mantan tunangan Jack yang seorang pianis itu. Karena memiliki banyak relasi Brandon akhirnya tahu bagaimana nasib Shopia Higgins saat ini, Brandon tahu Apa yang menyebabkan Shopia Higgins dan kedua orang tuanya pindah ke sebuah desa terpencil yang ada di Jerman. Brandon tak mau nasib putrinya serupa dengan Sophia karena berani mengganggu rumah tangga seorang Jackson Patrick Muller yang saat ini sudah dikenal dengan nama Jackson Knight Clarke, nama asli keluarganya. Brandon Allen yang sudah tahu kekuasaan keluarga Clarke sangat takut jika putri semata wayangnya hancur, karena mencoba mengusik ketenangan pewaris keluarga paling berkuasa di Luksemburg itu. Maka dari itu pria berambut putih itu mencoba bicara dengan Jack, ia harus membiarkan semuanya pada Jack. Brandon Allen ingin menyelamatkan putrinya dari kehancuran.     

Setelah mengendarai mobilnya sendiri selama hampir 45 menit akhirnya Brandon Allen pun tiba di Muller Finance Internasional, pria pemilik perusahaan kosmetik itu merasa sedikit grogi saat menginjakkan kakinya di kantor besar milik Jack. Namun karena teringat tujuannya akhirnya pria itu pun memutuskan untuk memberanikan dirinya untuk bertemu dengan Jack, pada awalnya pria itu mendapatkan kesulitan untuk bertemu dengan Jack. Tapi setelah ia menyebut kalau dirinya adalah ayah dari mantan sekretaris pribadi Jack akhirnya para resepsionis itu pun memberikannya izin untuk naik ke lantai 41 untuk bertemu dengan Jack setelah mereka berbicara dengan Erick.     

Selama berada di lift Brandon merasa semakin gugup, berada di kantor yang megah seperti itu membuatnya merasa semakin tak percaya diri. Meskipun perusahaannya juga bukan perusahaan kecil namun tetap saja ia merasa tidak sepadan dengan Jack memiliki kekuasaan lebih besar daripada dirinya, apalagi usia Jack masih seumuran putrinya. Sungguh dibutuhkan sebuah keberanian yang sangat tinggi untuk mendatangi kantor itu dan Brandon melakukan itu demi putrinya.     

"Selamat datang, Tuan Allen,"sapa Erick dengan suara cukup keras pada Brandon Allen yang baru saja keluar dari lift.     

Menyadari kedatangannya sudah dinanti, Brandon pun mengulurkan tangannya kepada Erick yang saat ini sudah melakukan hal yang sama kepada dirinya. "Terima kasih."     

"Silahkan duduk sebentar, Tuan Jack masih dijalan. Sebentar lagi ia akan tiba,"ucap Erick pelan sambil mengarahkan tangannya ke sebuah sofa yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.     

Tanpa banyak bicara Brandon pun mengikuti arahan Erick untuk duduk di sofa yang cukup nyaman dan besar itu, untuk menunggu kedatangan Jack yang sedang dalam perjalanan menuju kantor dari rumah sakit. Jack rupanya sedang membawa Anne untuk check up, meski sebenarnya jadwal Anne check up rutin masih tiga hari lagi namun Jack yang tak sabar ingin bertemu dengan putrinya akhirnya mengubah jadwal check up rutin bulanan Anne pada pagi ini. Well lagipula siapa yang bisa melarang Jack jika ia sudah bicara, bukan?     

Karena berada di lantai paling atas Brandon Allen bisa mendengar suara gaduh dari baling-baling helikopter yang baru saja mendarat di atas rooftop gedung itu, secara spontan pria itupun mengangkat wajahnya melihat ke arah atas untuk memastikan pendengarannya tidak salah.     

"Sepertinya Tuan Jack sudah tiba, Tuan,"ucap Erick ramah.     

"Maksud anda?"tanya Brandon Allen bingung.     

Erick tersenyum. "Helikopter diatas, itu adalah helikopter yang membawa Tuan Jack beserta keluarganya datang ke kantor."     

"A-apa??"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.