I'LL Teach You Marianne

Final warning



Final warning

0Anne tersenyum dan melepaskan kedua tangan Brandon Allen dari kakinya, ia kemudian bangun dan menjauh dari pria berambut putih yang sudah menangis tersedu-sedu itu.     
0

"Anda minta saya untuk memaafkan putri anda yang sudah berbuat semenjijikan ini untuk menggoda suami saya, ayah dari anak-anak saya. Lalu siapa yang akan memintakan maaf saya jika saya menghukum putri anda, Tuan Allen. Saya seorang wanita sama seperti putri dan istri anda, Tuan. Tapi saya tak pernah sedikitpun berusaha mengusik kebahagiaan orang lain, seperti yang dilakukan putri anda pada suami saya. Bahkan dia dengan terang-terangan dihadapan suami saya sudah menjelek-jelekkan saya, menghina saya, karena saya berasal dari keluarga yang tidak sejajar dengan putri anda yang terhormat itu. Putri anda bahkan tak malu mengungkapkan perasaannya kepada seorang laki-laki yang sudah memiliki istri dan anak, lalu menurut anda apakah tindakannya itu masih bisa aku maafkan?"ucap Anne dengan suara meninggi terbawa emosi, mengingat apa yang sudah Giselle lakukan beberapa bulan yang lalu di ruang meeting saat menghinanya membuat Anne naik darah apalagi ditambah ia melihat kembali video menjijikkan yang dibuat Giselle.     

Brandon Allen terdiam, ia langsung mengunci rapat bibirnya karena tak bisa berkata-kata.     

"Saya memang hanya orang biasa Tuan Allen, saya berasal dari keluarga yang miskin tapi saya diajarkan kedua orangtua saya sejak kecil untuk selalu bersyukur dengan apa yang sudah saya miliki. Tidak seperti yang dilakukan oleh putri anda yang terhormat itu, yang berasal dari keluarga terpandang, terkenal dan kaya yang tanpa rasa malu mengusik ketentraman rumah tangga orang lain. Lalu sekarang anda sebagai ayah dari nona Giselle Allen yang terhormat itu datang ke tempat ini, meminta maaf kepada saya agar memaafkannya. Menurut anda apakah saya memiliki kebaikan hati untuk memaafkan putri anda yang sudah berbuat sejauh itu Tuan."     

Kedua mata Brandon Allen berkaca-kaca mendengar perkataan Anne, sungguh ia kehilangan semua keberaniannya lagi untuk membuka mulutnya. Wanita hamil yang baru saja bicara di depannya saat ini begitu mengerikan, semua kata yang Anne ucapkan terasa panas langsung menembus hari Brandon Allen.     

Jack yang sejak tadi diam kemudian mendekati Anne, ia berusaha menenangkan Anne setelah melihat Anne terlihat berkeringat. Padahal saat ini mereka sedang berada di ruangan cukup dingin, ternyata marah membuat ibu hamil mudah berkeringat.     

"Kau sudah tahu jawabannya bukan, Tuan Allen? Lebih baik sekarang kau peringatkan putrimu untuk tak mengusik kami lagi, karena jika hal itu terjadi maka bukan hanya aku yang akan menghukumnya tapi istriku yang cantik ini juga akan membuat perhitungan dengan putri anda. Selama ini aku masih bersabar dan tidak membuat perhitungan dengan Giselle karena aku masih menghargai pertemanan kami yang sudah terjalin puluhan tahun, tapi kalau sekali lagi ia tak mengindahkan peringatanku maka jangan salahkan aku jika aku sampai berbuat hal yang diluar batas. Kau tentu sudah tahu bukan apa yang terjadi pada Shopia Higgins, jadi jangan kaget jika putrimu akan bernasib sama seperti wanita yang sudah pernah menjadi tunanganku itu jika tak berhenti mengganggu kami,"ucap Jack pelan menambahkan perkataan Anne, memberi peringatan kepada Brandon Allen.     

Wajah Brandon Allen semakin pucat kertas, ia seperti vampir yang tak punya sel darah dalam wajahnya. Sungguh pria itu sangat ketakutan mendapatkan peringatan bertubi-tubi dari Anne dan Jack, tanpa berani bicara lagi Brandon akhirnya berjalan pergi meninggalkan ruangan Jack dengan tertatih. Pria itu bahkan sampai berpegangan pada beberapa kursi saat berjalan menuju pintu yang sudah tertutup.     

Sepeninggal Brandon Allen tak terjadi percakapan apapun antara Anne dan Jack, Anne masih kesal dan belum puas memberi peringatan pada Brandon Allen. Rasanya semua uneg-uneg dalam dadanya belum hilang, suasana tegang itu pun mencair saat Alice datang membawakan air minum untuk Anne karena Anne harus minum obat dan vitamin yang diberikan dokter.     

"Kalau aku jadi kakak pasti sudah aku siram air pria tua tak tahu malu itu, bisa-bisanya ia datang menemui kakak dan meminta maaf untuk putrinya yang sudah berbuat segila itu. Fix aku rasa mereka benar-benar ayah dan anak sama-sama gila dan sama-sama tidak waras,"ucap Alice menggebu-gebu saat membantu Anne meminum obat dan vitaminnya.     

Anne tersenyum, ia mengulurkan tangannya menerima obat dan vitamin yang baru saja di keluarkan dari tempatnya oleh Alice. "Haruskan aku berbuat itu?"     

"Harus kak, supaya dia jera dan tak menganggap remeh kakak karena walau bagaimanapun lakak adalah istri sah Tuan. Kakak adalah wanita yang diakui secara sah oleh agama dan negara sebagai Nyonya Clarke, jadi kakak harus berbuat tegas pada orang-orang seperti itu supaya mereka tidak pernah meremehkan kakak lagi. Setidaknya pria itu bisa memberikan pelajaran kepada anaknya yang gila itu untuk segera berobat ke rumah sakit supaya tidak semakin parah,"jawab Alice penuh semangat, membahas Giselle Allen membuat emosi Alice terpancing.     

Anne tersenyum, ia kemudian menyeka sisa air yang masih berada di bibirnya menggunakan tisu.     

"Aku harap peringatan ini cukup untuk mereka, Alice. Sebenarnya aku malas meladeni mereka, prinsipku adalah selama suamiku tak meladeni godaan wanita manapun maka perselingkuhan tidak akan terjadi jadi aku tak perlu khawatir. Sebuah perselingkuhan itu terjadi jika pihak laki-laki ataupun pihak perempuan saling merespon satu sama lain, Alice,"ucap Anne pelan sambil tersenyum.     

"Memang si, tapi butuh ketegasan untuk menghadapi seorang perempuan tak tahu malu seperti Giselle, kak,"sahut Alice dengan cepat.     

Anne tak merespon perkataan Alice kembali karena ia merasakan tatapan tajam dari Jack yang sejak tadi menjadi mendengar pembicaraan mereka, Jack yang duduk kursinya bersama Erick dan Nicholas hanya menatap Anne dan Alice di sofa. Setelah Anne meminum semua obat dan vitamin yang diberikan dokter Alice kemudian keluar dari ruangan Jack untuk melanjutkan pekerjaannya kembali, akan tetapi Erick dan Nicholas tidak. Kedua pria itu masih berdiri tanpa suara dibelakang Jack yang juga mengunci rapat bibirnya sejak lima belas menit terakhir.     

Karena tak ada teman bicara Anne kemudian meraih beberapa majalah yang ada di atas meja, Anne menyibukkan diri dengan majalah-majalah itu mengabaikannya Jack yang terus menatapku tanpa berkedip. Jack baru mulai bicara saat Erick berbicara dengan seseorang di telepon, hari ini mereka punya meeting penting dengan para petinggi Bank Nasional Swiss. Bank tempat dimana Jack menyimpan semua uang dari dua perusahaan besarnya saat ini, Jack ingin minta jaminan keamanan dari Bank Nasional Swiss atas aset-asetnya supaya hal yang pernah terjadi beberapa bulan yang lalu tidak terulang. Jack ingin memastikan semua yang ia miliki aman sampai nanti anak-anaknya bisa menikmati semuanya.     

Tok     

Tok     

"Tuan, rombongan dari Bank Swiss sudah datang,"ucap Alice serius setelah mengetuk pintu ruangan Jack dengan sopan, Alice akan menjadi sangat profesional jika sudah bekerja.     

"Ok, kami akan bersiap. Tolong temui mereka terlebih dahulu,"jawab Jack dengan cepat.     

"Yes, sir."     

Setelah bicara seperti itu Alice kembali menutup pintu ruangan Jack dan langsung berjalan menuju lift untuk menyambut rombongan tamu penting mereka hari ini, Alice yang sudah terbiasa menghadapi orang penting dengan mudah mengimbangi percakapan para petinggi Bank Swiss itu. Hasil didikan Erick selama bertahun-tahun pada Alice benar-benar berhasil.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.