I'LL Teach You Marianne

Rothschild dinasty?



Rothschild dinasty?

0"K-kau sudah tahu semuanya?"tanya Jack tanya percaya. "Tapi aku sudah meminta Erick dan Nicholas rahasiakan semuanya darimu, lalu bagaimana kau tahu tentang kejadian 2 tahun yang lalu saat aku berada di rumah sakit untuk sembuh dari depresiku, Anne?"     
0

Jack benar-benar tak percaya kalau Anne tahu ia pernah mengalami depresi hingga berada di rumah sakit berbulan-bulan.     

Anne tersenyum, ia kemudian duduk bersila dihadapan Jack yang sebelumnya ingin berlutut padanya. "Luis, Luis yang menceritakan semuanya padaku. Selama aku berada di Aberdeen, Luis selalu mengirimkan pesan pada Aku melalui email meskipun tak ada satupun email yang aku balas untuknya. Luis bahkan juga mengirimkan foto-foto mu saat berada di rumah sakit, kalau bukan karena itu semua mana mungkin aku bisa memaafkanmu semudah itu Jack. Mana mungkin aku dengan cepat setuju untuk ikut bersamamu ke Swiss."     

"Tapi, kau bilang saat itu kau bersedia pulang denganku karena kau melihatku meminta bantuan Paul…"     

"Itu poin plus lainnya, keyakinanku untuk kembali padamu bertambah saat aku melihatmu tak sungkan berlutut di hadapan Paul apalagi setelah aku tahu ternyata saat ini Linda dan Paul sudah mengikuti program kehamilan dengan dokter terbaik di Luksemburg. Dan jangan salahkan Luis, Luis hanya menjalankan tugasnya. Semua yang terjadi pada kita dulu aku harap tak akan terulang lagi dimasa depan, kurangi sifat cemburu mu itu. Percaya padaku, aku tak akan mungkin macam-macam Jack. Kalau aku mau melakukan perselingkuhan hal itu sudah sejak dulu aku melakukannya ketika kau dinyatakan meninggal di selat Inggris, tapi nyatanya tidak bukan? Jadi tolong gunakan akal sehatmu, jadilah Jack yang aku kenal dulu, saat kita pertama kali bertemu." Anne memotong perkataan Jack sambil tersenyum.     

"Kita sudah sering berpisah Anne, karena itu aku…"     

"Meskipun kita dipisahkan berkali-kali oleh keadaan, tapi kalau Tuhan sudah menetapkan kita akan bersama manusia bisa apa?"     

Jack menatap Anne dengan mata berkaca-kaca, rasa hangat merasuk dalam dadanya. Sungguh ia merasa sangat senang saat ini, semua ketakutan-ketakutannya hilang. Ternyata Anne benar-benar mencintainya.     

"Ya sudah ayo bangun dan mandi, aku tunggu di bawah untuk sarapan,"ucap Anne pelan sambil merapikan rambut Jack yang berantakan.     

"Tapi ini masih terlalu pagi untuk makan sayang, apa kau tak ingin kita melakukan kegiatan yang lain saja?"Jack menggoda Anne dengan senyuman nakalnya.     

Bug..     

Anne memukul dada Jack dengan gemas.     

"Jangan mulai lagi, aku lelah. Sudah tiga malam ini kau tak melepaskan aku sama sekali, ayolah jangan macam-macam. Cepat bangun dan mandi, aku sudah lapar. Setelah sarapan kita ke labirin, aku ingin bermain di labirin sebelum kembali ke Swiss."     

Jack menganggukkan kepalanya. "Baiklah princess, hamba akan melakukan semua hal yang anda perintahkan."     

Anne terkekeh. "Princess apa? Princess kodok? Ya sudah ayo bangun."     

Jack pun bergegas bangun dari lantai dan langsung berjalan menuju kamar mandi, sementara Anne memilih pergi ke walk in closet untuk memakai pakaian. Meskipun saat diculik Jack ke Australia mereka tak membawa pakaian, namun ternyata Jack sudah menyiapkan semuanya di rumah mereka. Semua barang-barang keperluan mereka sudah tersedia dengan lengkap mulai dari pakaian dalam parfum hingga skin care yang biasa Anne gunakan sehari-hari, sepertinya Jack memang sudah mempersiapkan liburan mereka kali ini dengan sangat matang dan Anne suka sekali dengan semuanya. Ia benar-benar merasa diistimewakan oleh Jack.     

Setelah selesai bersiap Anne lalu bergegas turun ke lantai satu menggunakan tangga tidak menggunakan lift, Anne merasa lebih sehat jika ia semakin banyak bergerak. Ketika tiba di lantai satu para pelayan baru saja selesai meletakkan makanan diatas meja makan, karena lapar sekali Anne pun memilih untuk duduk di kursinya dan langsung menuang segelas susu sapi hangat ke dalam gelasnya.     

"Mau pancake juga, Nyonya?"tanya seorang koki pada Anne.     

"Tidak, susu saja cukup. Aku menunggu suamiku baru akan makan,"jawab Anne sambil tersenyum.     

"Baiklah Nyonya, kalau begitu saya permisi."     

Anne menganggukkan kepalanya sambil tersenyum merespon perkataan sang koki, Anne pun kembali menenggak susu sapi yang ada di tangannya sampai tandas. Sangat mengejutkan sekali Anne suka susu sapi segar seperti ini, padahal sebelumnya Anne lebih suka susu almond dan tak terlalu suka susu dari sapi. Well, seleranya sudah berubah drastis saat ini. Ketika baru saja meletakkan gelas diatas meja Anne melihat Albert datang dengan membawa sebuah dokumen di tangannya.     

"Apa yang kau bawa, Albert?"tanya Anne dengan suara yang cukup keras, mengagetkan Albert yang ingin naik ke lantai dua.     

Albert pun langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sang nyonya yang sedang menatapnya sambil tersenyum dari meja makan.     

"Berkas dari walikota untuk Tuan, Nyonya."     

Rasa ingin tahu Anne pun mendadak datang saat Albert menyebut kata walikota. "Walikota? Ada urusan apa Jack dan walikota?"     

"I-ini mengenai masalah sengketa tanah yang…"     

"Berikan padaku, aku ingin membacanya." Anne yang sudah berdiri di hadapan Albert langsung mengulurkan tangannya, meminta berkas yang tengah dibawa Albert.     

Albert terdiam cukup lama sebelum akhirnya ia menyerahkan berkas yang berada dalam tangannya pada sang nyonya, meski baru mengenal Anne dalam waktu tiga hari ini entah mengapa Albert merasa lebih sungkan kepada Anne daripada tuannya.     

Anne langsung duduk di sofa, mencari posisi nyaman untuk membaca berkas-berkas yang dibawa Albert. Kedua mata Anne menyipit saat membaca nama Leon di beberapa kalimat, nama Leonardo Ganke langsung terbaca oleh Anne dan sudah cukup membuatnya sadar kalau mantan suaminya itu terlibat masalah dengan Jack.     

"Apa hubungan Leonardo Ganke dan sebidang tanah ini, Albert?"     

Albert melirik ke arah tangga, berharap Jack muncul. Akan tetapi harapannya ternyata jauh dari kenyataan, akhirnya dengan terpaksa Albert pun mengatakan semua hal yang ia ketahui soal keterkaitan Leonardo Ganke dengan perusahaan Jack.     

"Bukan hanya sekali ini, Nyonya. Pria bernama Leonardo Ganke ini sudah beberapa kali mencoba merusak pekerjaan yang sedang dilakukan Tuan, seperti proyek resort yang berada di Korea Selatan juga sempat diusik oleh pria bernama Leonardo Ganke ini. Terakhir adalah soal tanah yang berada di kota ini Nyonya, pria ini meminta bantuan temannya Benjamin Calum yang merupakan salah satu ahli waris dari tanah sengketa itu untuk menawarkan tanahnya kepada perusahaan Tuan agar mau membiayai pembangunan hotel itu. Akan tetapi sebenarnya tanah itu belum lah resmi menjadi milik Benjamin Calum karena masih dalam proses sengketa pengadilan tinggi di Melbourne. Karena itulah Tuan datang ke Australia untuk memastikan kalau tanah ini benar-benar masih dalam sengketa atau tidak, pasalnya proyek yang ditawarkan oleh Benjamin Calum kepada Muller Finance Internasional bernilai lebih dari $500 juta dollar, Nyonya,"ucap Albert pelan mengakhiri penjelasannya.     

"Jesus, itu uang semua?"     

Albert terkekeh. "Iya Nyonya, karena itulah Tuan langsung datang ke Melbourne untuk memeriksa secara langsung. Meskipun sebenarnya sudah banyak yang menginformasikan pada Tuan kalau tanah ini belum selesai proses peradilannya, namun Tuan tetap datang."     

Anne menghela nafas panjang, ia masih tak percaya dengan jumlah angka yang disebutkan Albert. Tak lama kemudian Albert pun meninggalkan Anne karena ia dihubungi salah seorang anak buahnya dari peternakan, Anne sendiri pun memilih untuk menutup rapat berkas yang sebelumnya ia baca untuk diletakkan kembali di atas meja. Dari berkas itu juga Anne tahu kalau ternyata Jack benar-benar sangat kaya, bukan hanya Melbourne saja rumah dan peternakan luas seperti ini berada. Akan tetapi di New Zealand pun ternyata Jack memiliki sebuah peternakan dan pengolahan susu sapi murni yang memiliki nama cukup besar.     

Seketika Anne pun merinding, Anne pun kini sadar kenapa Luis sekeras itu melindungi ahli waris keluarga Clarke dan memintanya kembali pada Jack. Ternyata mendiang kakek David benar-benar menginginkan ahli waris lahir dari rahimnya untuk mengurus semua kekayaannya yang tersebar di beberapa negara besar di dunia.     

Lamunan Anne buyar saat mendengar langkah kaki Jack yang baru keluar dari lift, senyuman hangat Jack membuat Anne sadar betapa besar daya tarik suaminya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.