I'LL Teach You Marianne

Pertanyaan tak masuk akal



Pertanyaan tak masuk akal

0Sepanjang perjalanan pulang menuju mansion Jack terlihat terus mengumbar senyum, sehingga membuat Nicholas yang menjadi supir pribadinya kali ini bingung.     
0

"Berhenti di toko bunga dulu, Nick. Aku ingin membelikan bunga untuk istriku,"punya Jack lirih memecah keheningan dalam mobil.     

"Baik Tuan."     

Nicholas pun segera mengubah jalur mobil untuk pergi ke toko bunga, setelah berkendara selama hampir sepuluh menit dari tempat semula akhirnya mobil pun berhenti didepan sebuah florist yang cukup besar. Tanpa menunggu lama Jack kemudian turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam toko, akan tetapi baru saja akan menyentuh handle pintu tiba-tiba sebuah tangan besar menyentuh pundaknya dan menghentikan langkahnya.     

"Maaf mengganggu anda, Tuan Clarke." Sebuah suara yang tak asing di telinga Jack terdengar jelas dari arah belakang.     

Jack yang sudah bisa menebak si empunya suara langsung tersenyum. "Sungguh sebuah kebetulan yang tak disangka-sangka saya bisa bertemu dengan orang penting seperti anda, tuan Llyod."     

Chester Llyod tersenyum mendengar perkataan Jack. "Apakah anda bersedia minum kopi sebentar dengan saya, Tuan?"     

Jack melihat ke arah jam tangan yang terpasang di tangan kanannya. "Baiklah, aku masih punya waktu sekitar empat puluh lima menit sebelum makan malam bersama istriku."     

Senyum yang berada di wajah Chester Llyod pun menghilang saat Jack menyebut soal istri, ia pun kemudian memimpin jalan menuju ke sebuah kafe yang berada di samping florist tempatnya dan Jack bertemu. Perlahan Jack menganggukkan kepalanya ke arah Nicholas, memberikan kode padanya untuk tetap menunggunya di luar bersama para bodyguard Chester Llyod yang lain.     

Begitu Chester Llyod dan Jack masuk ke dalam kafe, gantungan penanda 'close' dan 'open' yang tergantung di pintu langsung di balik menjadi close oleh sang barista sekaligus pemilik kafe itu. Kedatangan dua orang pria penting di Swiss, membuatnya memilih untuk memberikan privasi kepada mereka berdua. Setelah memastikan tak akan ada orang yang bisa masuk ke dalam kafe, pria itu lantas membuat dua buah kopi tanpa gula pesanan Jack dan Chester yang disebutkan secara bersamaan tadi. Jack dan Chester sama-sama memiliki selera minuman yang sama.     

"Silahkan dinikmati." Sang pemilik kafe itu pun langsung meletakkan dua cangkir kopi pahit di hadapan Jack dan Chester dengan hati-hati.     

Jack meraih cangkir kopinya dan menggoyang-goyangkan secara perlahan. "Silahkan dimulai, bukankah anda ingin berbicara sesuatu padaku, Tuan?"     

"Chester, anda bisa langsung memanggil namaku saya tanpa embel-embel Tuan seperti itu, Tuan Clarke,"sahut Chester dengan cepat.     

Jack menipiskan bibirnya. "Baiklah kalau begitu kau juga bisa memanggil namaku secara langsung, supaya terkesan lebih akrab."     

"Baiklah kalau begitu, jadi aku akan langsung bicara ke inti saja,"ucap Chester pelan. "Apa kau mencintai istrimu, Jack?"     

"What? Pertanyaan macam apa ini?"sahut Jack dengan suara meninggi, terlihat tidak senang dengan pertanyaan yang baru saja ia dengar.     

Chester menyeruput kopi pahitnya dengan perlahan sebelum akhirnya meletakkan cangkir kopinya di atas mejanya kembali. "Pertanyaan yang penting untukku, Jack."     

"Damn, jangan karena adalah sekretaris jenderal PBB jadi kau bisa kurang ajar seperti ini, Llyod! Aku dengan mudah menjatuhkanmu dari posisi kebanggaanmu ini,"ucap Jack dingin penuh ancaman, kedua matanya berkilat menunjukkan betapa marah dirinya saat ini.     

Rahang Chester mengeras mendengar ancaman Jack, ia tahu benar betapa besar kekuatan pria yang sedang duduk di hadapannya saat ini.     

"Aku hanya bertanya, Jack. Kenapa kau semarah ini, padahal pertanyaanku sangat mudah kau jawab. Kau hanya tinggal mengatakan YA dan TIDAK saja,"jawab Chester pelan berusaha meredam kemarahan Jack.     

Jack menatap tajam ke dalam kedua mata hazel Chester Llyod. "Kau tahu Llyod, aku punya banyak sekali pengalaman buruk dengan pemilik mata hazel sepertimu. Dan sepertinya kali ini pun aku juga sudah membencimu, padahal sebenarnya aku berharap kau tidak seperti pemilik mata hazel yang sebelumnya sangat aku benci. Akan tetapi setelah mendengar perkataanmu tadi sepertinya harapanku sia-sia, karena kau sudah resmi bergabung di barisan pemilik mata hazel yang sangat aku benci."     

Chester menaikkan satu alisnya. "Aku sungguh tak mengerti dengan maksud ucapanmu barusan Jack, tak ada hubungannya warna mataku dengan orang-orang yang kau benci itu. Lagipula aku hanya memberikan pertanyaan yang sangat normal yang mudah dijawab, tak seharusnya kau marah padaku karena pertanyaan itu."     

"Pertanyaanmu tadi sudah sungguh sangat mengusikku, Llyod. Asal kau tahu hubunganku dengan Anne tidak sesederhana yang kau pikir, jadi kalau kau punya harapan buruk atas hubungan kami lebih baik hilangkan jauh-jauh dari otakmu sekarang juga. Karena semuanya itu akan sia-sia. Percayalah sejak dalam kandungan ibunya puluhan tahun yang lalu istriku sudah ditakdirkan untuk menjadi milikku, menjadi istriku. Jadi jangan bermimpi kau bisa merebutnya dariku,"ucap Jack dingin penuh percaya diri dengan tatapan membunuh pada Chester yang berada beberapa centi di hadapannya.     

Chester menelan ludahnya dengan perlahan, selama ia terjun ke dunia politik baru kali ini Chester merasa tidak nyaman berbicara dengan seseorang. Padahal Jack bukanlah seorang politisi ataupun kepala negara seperti yang selama ini sering ia temui.     

"Sepertinya kau memang sangat mencintai istrimu, baiklah untuk saat ini aku akan mundur. Akan tetapi jika kau sudah tak mencintainya lagi, tolong hubungi aku karena aku akan maju dan melamarnya untuk menjadi ibu dari anakku…."     

"Chester Llyod, jaga ucapanmu brengsek!! Sudah aku katakan sejak awal, Anne adalah milikku. Jadi jangan berharap kau bisa memilikinya, sekalipun aku mati aku akan menjadi hantu gentayangan yang selalu menempel padanya. Sehingga tidak akan pernah ada laki-laki yang mendekatinya, bahkan jika masih ada kehidupan lain setelah ini aku akan terlahir kembali menjadi suami Anne. Jadi lebih baik kau jangan bermimpi terlalu tinggi, cari saja wanita lain yang bisa menjadi ibu dari anakmu itu. Yang jelas harapanmu untuk menjadikan Anne ibu dari anakmu tak akan pernah terwujud." Jack berteriak sangat keras saat berbicara, sungguh baru kali ini Jack bicara dengan sangat keras setelah tiga tahun yang lalu saat ia marah besar karena foto palsu yang diberikan Shopia Higgins padanya.     

Chester Llyod tak menjawab perkataan Jack, ia hanya diam dan terus menatap Jack tanpa gentar. Sebagai politisi mentalnya sudah terlatih.     

"Lebih baik kita sudahi pembicaraan tidak penting ini dan aku harap di masa depan tidak lagi bertemu denganmu atau anakmu yang kau jadikan alasan untuk mendekati istriku, aku tidak bodoh Llyod. Jangan kira aku tak tahu dengan akal licikmu itu dengan menggunakan anakmu sebagai pancingan untuk mendekati istriku, istriku adalah milikku. Dia adalah satu-satunya Nyonya Clarke dan jangan pernah bermimpi menjadikannya istri, karena hal itu tidak akan mungkin pernah terjadi sekalipun dalam mimpimu. Karena percayalah aku pasti akan datang merusak mimpimu dan membuatmu tak bangun lagi dari mimpi, ingat itu baik-baik Chester Llyod. Jackson Knight Clarke tak pernah bicara omong kosong."     

Setelah berada seperti itu Jack kemudian bangun dari kursinya dan langsung pergi meninggalkan Chester dengan penuh emosi, nafas Jack naik turun menandakan betapa marah dirinya saat ini.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.