I'LL Teach You Marianne

Tempat bersejarah



Tempat bersejarah

0"No more strangers, it just you and me,"ucap Jack pelan sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Anne.     
0

Anne tak berbicara, ia hanya menatap Jack tanpa berkedip saat suaminya mengucapkan sebuah janji konyol yang dibuat Jack secara tiba-tiba pasca Anne kesal karena dirinya terus membicarkan masa remajanya dengan Giselle.     

Anne menarik jari kelingkingnya dari Jack dan langsung bangun dari kursi. "Jangan ucapkan janji, buktikan saja Jack. Ingat bukan kalau kau sudah banyak sekali berjanji padaku dulu?"     

"Kau masih belum benar-benar percaya padaku, babe?"     

Anne tersenyum dan menoleh pada Jack. "Bukan belum percaya, hanya sedang melihat saja."     

"Babe..."     

"Sudahlah, kita akhiri pembicaraan ini. Jujur aku muak mendengar ceritamu yang menjadi pahlawan untuk Giselle itu, lebih baik kita pergi dari tempat ini. Tempat yang mengingatkanmu dengan Giselle."     

"Sayang ayolah..."     

Ucapan Jack terhenti karena Anne tiba-tiba meletakkan satu jarinya ke depan bibir Jack. "Ayo pergi dari tempat ini, aku lapar aku ingin makan yang manis-manis."     

Jack tersenyum dan menurunkan jari telunjuk Anne dari bibirnya. "Baiklah, kau ingin makan apa?"     

"Aku ingin makan Engadiner Nusstorte, aku lihat di internet makanan ini sangat lezat dan review dari para turis juga bagus-bagus,"jawab Anne dengan mata berbinar.     

"Baiklah, ayo kita cari Engadiner Nusstorte itu. Aku tahu dimana kita bisa mendapatkan makanan itu dengan view yang menarik,"ucap Jack lembut, senyumnya mengembang saat berbicara. Jack merasa senang karena Anne sudah tak seketus sebelumnya, setiap membahas makanan Anne memang menjadi seperti orang yang berbeda. Apalagi jika itu makanan yang manis, Engadiner Nusstorte adalah kue lezat berisi kacang yang sudah dikaramelisasi dengan gula. Karena itu Anne memasukkan nama makanan itu ke dalam daftar makanan yang harus di coba.     

Dengan penuh semangat Anne memasang helmnya sendiri, ia juga tak mengalami kesulitan sama sekali ketika naik ke atas sepeda motor. Sepertinya Anne mempunyai keahlian lain saat ini. Begitu bokongnya menyentuh dudukan sepeda motor, Anne langsung melingkarkan tangannya ke perut Jack. Jack pun tersenyum lebar saat Anne melakukan semua itu tanpa ia perintahkan, karena tak mau membuat Anne menunggu terlalu lama Jack lalu memacu kuda besinya dengan kecepatan penuh meninggalkan area Temple de Saint-Pierre menuju sebuah toko kue lezat yang ada di pinggiran danau Jenewa.     

Jack sengaja mengajak Anne pergi ke sekitar danau Jenewa lagi karena tahu Anne sangat menyukai pemandangan alam seperti itu daripada berada di sebuah restoran mewah di dalam sebuah gedung, sama seperti sebelumnya selama dalam perjalanan Anne tak berbicara sama sekali. Ia diam dan berpergangan kuat pada Jack yang terlihat sangat ahli sekali mengendarai sepeda motornya, sebenarnya naik sepeda motor itu melelahkan. Akan tetapi Anne tak perduli, ia merasa lebih nyaman saja pergi dengan sepeda motor. Karena dengan itu tak akan ada orang yang mengganggu mereka, keberadaan para bodyguard kadang kala membuat Anne tak nyaman.     

Setelah berkendara selama hampir 20 menit, motor yang dikendarai Jack akhirnya tiba di sebuah toko kue yang terlihat cukup tua. Dari bangunan dan desainnya semuanya terlihat seperti dibuat berpuluh-puluh tahun yang lalu sehingga membuatnya terlihat mempunyai daya tarik sendiri dan Anne suka dengan bangunan yang ada dihadapannya.     

"Toko ini pertama kali dibangun pada saat perang dunia II masih berlangsung, akan tetapi seiring berjalannya waktu bangunan ini mendapatkan perbaikan di beberapa bagian sehingga wujud bangunannya seperti ini,"ucap Jack pelan sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Anne.     

"Saat perang dunia II berlangsung? Wow itu sudah lama sekali."     

"Toko ini dulunya hanya sebuah kedai kecil berukuran 2x2 meter, tapi sekarang kau lihat sendiri bukan perubahannya?"     

Anne menganggukkan kepalanya. "Iya, ya sudah ayo masuk. Aku sudah tak sabar Jack."     

Jack tersenyum, ia pun bergegas melangkahkan kakinya masuk kedalam salah satu toko kue favorit kedua orang tuanya itu. Begitu masuk Anne langsung disuguhi berbagai foto kuno yang terpajang di dinding, foto-foto tua yang menunjukkan perubahan toko kue dari masa ke masa yang luar biasa indah dan bernilai. Dari foto-foto itu Anne juga bisa melihat perubahan kota Jenewa dari masa ke masa.     

"Ini hebat Jack,"ucap Anne pelan saat mengagumi foto-foto dihadapannya.     

"Kau suka tempat ini?"     

"Yes, aku suka. Sepertinya aku akan sering datang ke tempat ini, apa kau tak keberatan, Jack?"     

Jack menggelengkan kepalanya. "Mana mungkin aku keberatan, kalau kau ingin aku mengantarmu datang ke tempat ini setiap hari aku juga siap. Toko ini adalah salah satu tepat favorit Mommy dan Daddy berkencan, mereka biasanya akan datang ke tempat ini setiap hari jumat dan hari minggu sore berdua tanpa diriku."     

"K-kedua orang tuamu sering datang ke tempat ini?"tanya Anne tergagap.     

"Iya, lantai tiga adalah tempat favorit mereka. Biasanya aku akan menyusul datang ke tempat ini setelah pulang dari sekolah, tempat ini salah satu tempat bersejarah untuk kami..."     

"No, bukan hanya kami. Tapi kita. Seperti mendiang Mommy dan Daddy yang membuat cerita ditempat ini sepertinya kita berdua juga akan membuat kisah yang sama juga versi kita berdua." Anne langsung memotong perkataan Jack dengan senyum yang mengembang lebar, lesung pipi Anne terlihat jelas saat ia tersenyum seperti saat ini. Damn, Anne terlihat sangat cantik .     

Jantung Jack berpacu sangat cepat saat ini, perkataan yang baru saja Anne ucapkan sangat mengena di hatinya. Saat Jack akan membuka mulutnya untuk merespon perkataan Anne tiba-tiba datang seorang pelayan menghampiri mereka, Anne yang sudah tak sabar pun langsung datang ke etalase toko mengikuti sang pelayan untuk memesan beberapa kue lezat yang saat ini terpajang di etalase.     

"Aku ingin Engadiner Nusstorte dua porsi dan..."     

Anne menyebutkan beberpaa nama kue yang ada dihadapanya, hampir semua kue yang berada di etalase itu disebut oleh Anne. Sang pelayan pun dengan sabar melayani Anne yang sedang menunjuk melalui kaca elatase itu.     

"Kau yakin memesan sebanyak itu, babe?"tanya Jack kaget.     

Anne menoleh ke arah Jack yang ternyata sudha berdiri disampingnya. "Iya, memangnya kenapa?"     

"Tidak, maksudku apa kau bisa menghabiskan semuanya?"     

"Kalau tidak habis bisa dibungkus, kita bisa membawa pulang dan menikmatinya dirumah,"jawab Anne tenang tanpa rasa bersalah.     

"Iya tapi sebanyak itu Anne, kau tak takut gemuk? Bukankah kemarin saat di Australia kau terus protes padaku karena makanan yang disajikan para pelayan, disana?"     

Anne terkekeh. "Beda Jack, ini adalah dessert. Sementara kemarin adalah makanan berat jadi tak masalah, lagipula kue-kue ini sangat lucu jadi sayang jika tidak dinikmati."     

"Karena bentuk kue ini lucu jadi kau membelinya?"     

Anne menganggukkan kepalanya penuh semangat sambil tersenyum. "Betul sekali, ya sudah awas aku belum selesai memesan." Anne pun langsung mendorong Jack menjauh darinya agar ia kembali bisa memesan kue yang lain yang terlihat menggiurkan dari dalam etalase. Ya Tuhan, Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.