I'LL Teach You Marianne

Terrible twilight



Terrible twilight

0"Dan susu hangat, susu sapi hangat." Anne memperjelas ucapannya saat sudah selesai memesan semua kue yang menarik perhatiannya.     
0

Jack langsung mengangkat alisnya, heran. "Kau mau makan kue itu dengan susu hangat?"     

"Iya,"jawab Anne tegas tanpa rasa bersalah sama sekali.     

Sementara pelayan dan kasir yang berada di sisi elatase bagian dalam tersenyum melihat kedua pelanggan yang baru datang itu.     

"Jadi bagaimana nona, apa anda jadi memesan susu hangatnya?"tanya sang kasir dengan ramah.     

"Tentu saja, tapi itu susu sapi murni bukan? Bukan susu yang ada di supermarket, kan?"tanya Anne balik.     

"Iya nona, susu yang ada di toko ini berasal dari susu sapi murni yang kami dapatkan dari peternak secara langsung. Susu-susu itu juga dikirim setiap pagi hari, jadi semuanya masih fresh,"jawab sang kasir kembali sambil tersenyum.     

Kedua mata Anne langsung berbinar. "Ok kalau begitu, aku mau."     

"Baik, kalau anda ingin memesan minum apa Tuan?"     

Jack yang menatap Anne perlahan menoleh ke arah sang kasir yang baru saja bertanya padanya. "Aku mau kopi, tanpa gula dan susu."     

"Baiklah, pesanan sudah masuk dan akan segera kami antar ke..."     

"Kami akan duduk di lantai tiga." Anne langsung memotong perkataan sang kasir sambil tersenyum.     

Sang kasir pun menganggukkan kepalanya, ia kemudian mempersilahkan Anne dan Jack untuk naik ke lantai tiga sementara mereka akan menyiapkan pesanan. Karena toko itu tak terlalu tinggi Anne memutuskan menggunakan tangga daripada menggunakan lift, memakai sepatu sneakers membuat Anne nyaman bergerak ditambah lagi pakaiannya yang digunakannya memudahkan Anne melakukan apapun yang ia mau.     

Jack yang tak mau merusak suasana hati sang istri memilih menjadi suami yang baik, ia berjalan dibelakang Anne tanpa bicara. Jack membiarkan Anne melakukan apa yang ia mau.     

"Woww tempatnya bagus, Jack. Aku suka." Anne langsung berteriak dengan keras begitu sampai dilantai tiga.     

Jack tersenyum. "Kau suka?"     

"Tentu saja, kita duduk di luar saja ya. Aku ingin menikmati udara Jenewa sambil melihat danau,"ucap Anne kembali sambil meneruskan langkahnya menuju kursi yang berada di luar.     

Jack hanya menggelangkan kepalanya melihat tingkah sang istri yang mirip seperti anak kecil itu, menggunakan pakaian casual seperti saat ini membuat Jack dan Anne seperti sepasang kekasih. Tak akan ada yang menyangka kalau mereka adalah suami istri, apalagi Anne. Seandainya ia mengaku sebagai gadis mungkin orang akan percaya, tak akan ada yang mengira kalau ia adalah seorang ibu beranak satu.     

Anne duduk disebuah kursi yang berada dipaling pojok, tempat duduk Anne saat ini adalah spot favorit karena dari tempat itu ia bisa melihat danau Jenewa dengan jangkauan yang lebih luas. Kapal-kapal kecil yang berada di danau membuat suasana senja itu semakin menyenangkan, Jack sendiri akhirnya ikut bergabung dengan Anne. Jack duduk dihadapan Anne yang sedang mengambil foto danau dari tempat mereka berada saat ini.     

"Kenapa kau mengambil objek lain untuk di foto disaat kau mempunyai objek foto yang lebih menarik, Anne,"ucap Jack pelan sambil melepaskan jaket yang membalut tubuhnya.     

Anne langsung menoleh ke arah Jack. "Objek foto yang lebih menarik, apa itu?"     

Jack langsung menepuk dada kirinya menggunakan tangan kanannya. "Aku."     

Suasana langsung hening seketika sebelum akhirnya tawa Anne lepas, ia tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Jack yang sangat lucu itu. Bahkan Anne hampir menjatuhkan ponselnya kalau saja ia tak buru-buru meletakkan ponselnya diatas meja.     

"Apa yang lucu? Kenapa kau tertawa sampai seperti itu?"sengit Jack kesal.     

Anne menyeka air matanya menggunakan jemarinya. "Kau itu benar-benar sangat narsis, Jack."     

"Narsis, siapa? Aku?"     

"Iya, memangnya siapa lagi,"jawab Anne kembali dengan mata yang masih berkaca-kaca.     

Jack menatap Anne dengan serius. "Aku tidak narsis, yang aku ucapkan tadi adalah fakta. Bagaimana bisa itu disebut narsis?"     

Anne mengipasi wajahnya menggunakan kedua tangannya agar air matanya tak keluar lagi, kalau meneruskan perbincangan ini Anne yakin ia pasti akan terus menagis karena tertawa. Jack benar-benar mempunyai kepercayaan diri diatas rata-rata yang membuat Anne terpingkal-pingkal.     

Jack sendiri yang masih kesal hanya bisa sabar melihat Anne terus menertawakan dirinya, akan tetapi lama-lama ia tersenyum. Jack senang bisa melihat Anne tertawa selepas ini, terakhir kali Jack melihat Anne tertawa seperti ini adalah sekitar tujuh tahun yang lalu saat mereka pergi ke bioskop bersama untuk menonton film setelah selesai bekerja saat masih tinggal di Newcastle Upon Tyne.     

Tawa Anne baru berhenti saat dua orang pelayan datang membawa pesanan Anne, dua menit kemudian diatas meja panjang tempat Anne dan Jack duduk saat ini sudah dipenuhi berbagai macam kue yang sebelumnya Anne pesan.     

"Wowww..."     

"Kau yakin bisa menghabiskan semua ini, babe?"tanya Jack lirih tak percaya.     

Anne yang sedang mengunyah Engadiner Nusstorte langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.     

"Bagaimana kalau tak habis?"tanya Jack kembali menahan kesal.     

Anne langsung mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah Jack dengan cepat. "Ada kau yang membantuku menghabiskan kue-kue ini." Anne menjawab dengan mulut yang penuh makanan tanpa rasa bersalah.     

Mendengar jawaban Anne membuat Jack menggaruk rambutnya yang tak gatal, ia benar-benar tak bisa berkata-kata lagi saat ini. Karena tak mau membaut kopinya dingin akhirnya Jack pun langsung meraih cangkir kopinya dan langsung menikmatinya dengan perlahan, sementara Anne terlihat girang mencoba berbagai kue enak yang berada dihadapannya. Anne bersemangat sekali mencoba kue-kue manis itu tanpa memikirkan kandungan gula yang berada didalamnya, aneh sekali. Yang jelas saat ini Anne hanya ingin makan semua kue itu saja, walaupun pada kenyataannya Anne hanya mencoba sedikit saja pada setiap kue itu menggunakan sendok kecil yang sejak tadi tak lepas dari tangannya. Sesekali Anne bertepuk tangan saat merasakan kue yang menurutnya lezat dan hal itu menjadi totonan yang menarik untuk Jack, Anne benar-benar menjadi sosok yang berbeda saat ini.     

"Ayo coba ini, sumpah demi Tuhan kue ini enak sekali, Jack,"ucap Anne penuh semangat saat akan menyuapkan potongan kue pada Jack.     

"Itu sudah aku coba babe, rasa coklatnya manis sekali. Aku tidak suka,"jawab Jack dengan cepat menolak suapan dari Anne.     

Anne mendelikkan kedua matanya. "Beda Jack, ini jenis kue yang berbeda. Ayo makan, tanganku pegal."     

"Babe..."     

"Ayo makan atau aku akan marah!"sahut Anne ketus penuh ancaman.     

Jack pun mengalah untuk kesekian kalinya, dengan pasrah Jack membuka mulutnya dan menerima suapan kue dari sang istri yang saat ini sudah tersenyum lebar tanpa rasa berdosa sudah menyiksa Jack dengan berkali-kali memaksa suaminya itu untuk makan kue yang sudah ia pesan.     

"Bagaimana? Enak kan?" Kedua mata Anne berbinar saat bertanya seperti itu.     

Jack menganggukkan kepalanya sambil mengunyah, sungguh ia sangat tersiksa. Hampir setengah kue pesanan Anne sudah berpindah ke perut Jack saat ini dan sepertinya Anne masih belum punya niat untuk menyudahi siksaannya pada Jack kali ini. How poor you are, Jack.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.