I'LL Teach You Marianne

Pembalasan Jack untuk Chester



Pembalasan Jack untuk Chester

0Anne terbangun dari tidurnya saat merasakan tubuhnya melayang disertai suara yang sangat bising.     
0

"Jack!!!"     

"Sttt...jangan berisik, jangan buat orang-orang memperhatikan kita,"ucap Jack dengan cepat memotong perkataan Anne yang sedang berada digendongnya.     

Anne pun langsung mengedarkan pandangannya, mencoba mencari tahu dimana Jack membawanya saat ini. Damn, ini di airport!     

"Jack, kau mau kemana? Ini di bandara? Turunkan aku? Aku bisa berjalan sendiri, Jack!"     

Jack menggelengkan kepalanya sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Anne, menunjukkan tak ada sedikitpun niatnya untuk membiarkan Anne jalan sendiri.     

Seperti yang Anne sudah duga, semua orang yang saat ini berada di bandara melihat ke arah mereka sambil berbisik-bisik. Beberapa di antara mereka bahkan menggunakan ponselnya untuk mengambil foto mereka dan yang paling membuat Anne aneh adalah para bodyguard yang sedang mengawal mereka tak melakukan apa-apa. Seolah anggota the warrior membiarkan orang-orang itu mengambil fotonya dan Jack, sehingga mau tak mau Anne memilih menyembunyikan wajahnya ke dada Jack untuk menghindari kamera-kamera yang sedang terarah pada mereka. Meskipun yang Anne lakukan sia-sia, pasalnya wajahnya saat ini sudah tertangkap puluhan kamera ponsel orang-orang yang berada di bandara. Jack pun terlihat sangat menikmati yang terjadi saat ini, ia sangat santai dan berjalan dengan tenang menuju salah satu pesawat jet pribadi milik Jack. Satu hal yang membuat Anne tidak tenang adalah pakaiannya, saat ini Anne masih memakai baju tidurnya yang tipis. Beruntung ia masih memakai jubahnya, sehingga bagian dalam baju tidurnya tidak terlalu terekspos. Tapi tetap saja, pakaian tidurnya terlihat jelas.     

Anne baru mengangkat wajahnya dari dada Jack saat mereka hampir tiba di pesawat.     

"Jack turunkan aku, bahaya kalau kau terus menggendongku seperti ini saat menaiki tangga,"ucap Anne pelan meminta diturunkan untuk yang kesekian kalinya pada Jack.     

Jack tersenyum. "Kau akan turun jika kita sudah berada di pesawat."     

Anne pun akhirnya hanya bisa pasrah dan mengalah karena sepertinya Jack memang sudah bertekad untuk tak membiarkannya menginjakkan kaki di tanah, sedikit menyebalkan dan berlebihan. Anne kini sedang memikirkan berita apa yang akan muncul di media sosial saat ini, ia yakin sekali fotonya dan Jack sudah bertebaran di internet. Sungguh Anne ingin menghilang dari dunia rasanya saat ini juga, ia benar-benar tak dapat membayangkan berita apa yang muncul saat ini.     

"Ok princess, silahkan duduk dengan tenang. Penerbangan kita akan memakan waktu 1 jam 20 menit, jadi kau bisa bersantai selama penerbangan kita,"ucap Jack pelan saat mendudukan Anne di sebuah kursi panjang yang ada di pesawat mewahnya.     

"Kita mau kemana, Jack?"     

Alih-alih menjawab pertanyaan sang istri Jack justru bertepuk tangan, seperti sedang memanggil seseorang dan benar saja dari arah belakang muncul dua orang pria kemayu dengan make-up tebal dan pakaian ketat menghampirinya.     

"Ingat jangan berlebihan, lakukan yang terbaik atau aku tak akan menggunakan jasa kalian lagi,"ucap Jack pelan pada dua orang make-up artis itu.     

"Siap Tuan, anda pasti puas. Jangan khawatir."     

"Wow istri anda ternyata sudah secantik ini, pekerjaan ini sangat mudah Tuan. Merias wanita yang sudah cantik tak membutuhkan skil yang berlebihan."     

Jack tersenyum. "Ya ya... buktikan saja, aku butuh bukti. Bukan sekadar omong besar."     

"Jack, kau belum menjawab pertanyaanku!!"pekik Anne dengan keras saat melihat Jack mulai menjauh, meninggalkannya sendiri dengan dua orang pria asing yang belum pernah ia kenal.     

"No no no...wanita yang cantik dan anggun tidak pernah berteriak, ayo ikut kami, Nyonya. Kami akan membantu anda bersiap,"sahut salah satu pria kemayu itu dengan cepat sembari menarik tangan Anne, memintanya untuk bangun.     

"I-iya tapi aku…"     

Ucapan Anne terhenti karena kedua pria asing itu sudah memaksanya bangun dan berjalan menuju ke kamar yang ada di dalam pesawat, karena Anne belum mandi saat dibawa paksa oleh Jack dari hotel akhirnya Anne dipersilahkan untuk mandi terlebih dahulu.     

Anne selesai menyegarkan tubuhnya tepat saat pesawat akan take off, karena tak mau terjadi hal-hal yang tak diinginkan akhirnya Anne duduk di ranjang bersama dua orang make-up artist yang sudah diundang oleh Jack itu. Begitu berada di udara kedua orang pria itu pun mulai bekerja, salah satu diantara mereka fokus pada jari-jari Anne yang sedang dipakaikan cat kuku berwarna pink pastel yang lembut. Sementara satu orang lainnya fokus pada wajah, Anne. Diperlakukan seperti itu membuat Anne tak bisa melakukan apa-apa, ia benar-benar dibuat bingung oleh Jack untuk kesekian kalinya.     

Saat wajahnya sedang dirias tiba-tiba Anne memundurkan wajahnya, mencoba menghindari pulasan lipstik di bibirnya.     

"Tenang Nyonya, warna lipstik ini tidak mencolok. Jadi anda jangan khawatir,"ucap sang make-up artist yang sedang fokus pada wajahnya.     

"Bukan itu, aku hanya…"     

"Hanya apa, Nyonya?"tanya pria itu kembali.     

"Aku lapar, sejak bangun tidur aku belum makan. Lebih baik aku makan dulu, aku tak mau merusak riasan cantik ini jika makan setelah semuanya selesai,"jawab Anne dengan cepat.     

"Oh anda lapar, baiklah kami akan siapkan dulu. Sebenarnya kami juga belum makan Nyonya, bagaimana kalau kita makan bersama?"tanya pria yang sudah menghias kuku Anne ikut bicara.     

"Tentu saja, itu pasti akan menyenangkan,"jawab Anne dengan penuh semangat.     

Kedua pria kemayu itu pun langsung pergi meninggalkan Anne menuju ke dapur bersih yang ada di pesawat, mereka berdua sibuk menyiapkan makanan yang sudah tersedia di pesawat dan menghangatkannya kembali ke microwave supaya lebih enak untuk dimakan. Setelah berkutat hampir sepuluh menit kedua pria itu pun masuk kembali kedalam kamar dengan membawa nampan masing-masing yang berisi makanan, karena kuku Anne belum kering akhirnya kedua pria itu secara bergantian menyuapi Anne makan. Suara berisik mereka pun akhirnya terdengar oleh Jack yang sedang duduk tenang di kursinya bersama Nicholas dan Erick yang mendampinginya, tanpa Alice yang sengaja tak Jack ajak karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor. Alice harus menyelesaikan pekerjaan yang sebelumnya ditinggalkan begitu saja oleh Giselle.     

"Sedang apa mereka, kenapa berisik sekali,"ucap Jack pelan merasa terganggu.     

Nicholas pun langsung melepaskan sabuk pengamannya dan langsung bangun. "Biar saya periksa, Tuan."     

Tak lama kemudian Nicholas pun sudah kembali lagi dihadapan Jack dan Erick yang sedang terlibat pembicaraan serius.     

"Ada apa?"tanya Jack penasaran.     

"Nyonya dan kedua make-up artist itu sedang makan, Tuan."     

"Makan? Kenapa hanya makan sampai seberisik itu?"tanya Jack kembali.     

Nicholas pun menceritakan dengan detail apa yang baru saja ia lihat, Jack hanya tersenyum geli mendengar perkataan salah satu tangan kanannya itu.     

"Nyonya benar-benar diperlakukan seperti ratu oleh kedua orang itu, Tuan,"ucap Nicholas pelan menutup ceritanya.     

Senyum Jack semakin lebar mendengar perkataan Nicholas. "Anne memang ratu, Nick. Ratu dirumah dan di hatiku."     

Ucapan Jack membuat Nicholas dan Erick tersenyum, tak lama kemudian Nicholas pun duduk kembali di kursinya untuk kembali mendengarkan semua rencana Erick terkait apa yang akan lakukan saat sudah mendarat di Bandar Udara Luxembourg Findel, tujuan mereka kali ini. Dimana Jack akan membalas apa yang dilakukan Chester Llyod kemarin.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.