I'LL Teach You Marianne

Perubahan selera makan



Perubahan selera makan

0Clarke's mansion, Luksemburg 10 AM.     
0

Kedatangan Anne di mansion disambut tawa Christian yang sedang bermain bersama Noah, anak itu langsung berlari saat mendengar namanya disebut oleh sang ibu. Seperti sudah berpisah berbulan-bulan ibu dan anak itu saling memeluk erat satu sama lain, Christian bahkan dengan terang-terangan menolak ciuman dari sang ayah.     

"Sudahlah Tuan, jangan mencoba merayunya lagi,"ucap Luis pelan menahan tawa saat melihat Jack berkali-kali ditolak oleh Christian yang ingin menciumnya.     

Jack mendengkus kesal, akan tetapi ia tak bisa berbuat banyak karena tak bisa marah pada putranya sendiri yang saat ini menguasai ibunya yang baru datang.     

"Lebih baik kau disini bersama Luis, aku ingin berbicara banyak dengan putraku di..."     

"Putra kita, Anne." Jack langsung memotong perkataan Anne dengan cepat.     

Anne terkekeh dan hanya menjulurkan lidahnya menggoda Jack tanpa berniat untuk membenarkan ucapannya, ia lebih memilih untuk pergi ke kamar bermain Christian yang berada di samping bekas kamar sang kakek yang saat ini digunakan sebagai ruang baca.     

Setelah anak dan istrinya menghilang dari pandangannya Jack kemudian membanting tubuhnya diatas sofa empuk yang berada dibelakangnya dengan mata terpejam, ia terlihat sangat lelah sekali padahal penerbangan ke Swiss menuju Luksemburg hanya membutuhkan waktu 1 jam 20 menit saja.     

"Siapa yang sedang anda incar, Tuan?"tanya Luis pelan saat sudah duduk di sofa yang ada dihadapan Jack.     

Jack membuka matanya dengan malas tanpa mengangkat kepalanya dari sofa. "Apa maksudmu?"     

Luis tersenyum. "Wawancara tadi dibandara, aku yakin anda melakukan itu karena ingin menunjukkan hubungan anda dengan Nyonya. Siapa lagi yang mencoba mengganggu kalian kali ini? Mantan sekretaris yang teman sekolahmu anda itu atau Leonardo Ganke yang belum menyerah setelah bertahun-tahun ini?"     

Jack menghela nafas panjang. "Dengan latar belakangmu yang tak main-main aku rasa kau sudah tahu semuanya tanpa aku jelaskan, bukan?"     

Luis kembali tersenyum, akan tetapi saat ini senyumnya jauh lebih lebar daro sebelumnya. "Saya hanya menjalankan amanat yang diberikan mendiang Tuan besar pada saya Tuan, bukan maksud saya ingin memata-matai kehidupan anda dengan Nyonya. Tapi melihat kesalahan besar yang sudah anda lakukan dulu saya harus tetap melakukan ini, bukan semata-mata untuk anda saja. Tapi untuk kelangsungan keluarga ini, untuk menjaga pewaris keluarga Clarke seperti yang diinginkan oleh mendiang Tuan besar."     

"Kau selalu membawa-bawa kakek, menyebalkan sekali,"sengit Jack kesal.     

Luis terkekeh. "Apa anda butuh bantuan saya untuk menyingkirkan sekretaris jendral PBB yang baru itu, Tuan?"     

"Fuck!!! Kalau kau sudah tahu tentang Chester Llyod yang menyebalkan itu kenapa tadi masih bertanya padaku, Luis? Kau benar-benar kurang ajar, Luis!!"     

Bukannya marah karena ucapan Jack, Luis justru tertawa. Semakin lama Jack semakin mirip dengan mendiang tuan David Clarke dimata Luis, sama-sama mudah marah dan sangat protektif pada orang yang disayangi.     

"Maafkan kebiasaan lama saya yang belum hilang, Tuan. Menjadi polisi khusus selama hampir 20 tahun membuat kebiasaan kerja saya menyatu dengan kegiatan sehari-hari saya,"ucap Luis pelan mencoba memberi penjelasan.     

"Aku tahu, tapi jangan gunakan kemampuanmu itu untuk memata-mataiku dan Anne. Jangan bilang juga kau tahu kapan aku bercinta dengan istriku, Luis,"sahut Jack sarkas.     

Luis menipiskan bibirnya. "Anakku, kalau seandainya dia hidup mungkin usianya sebaya dengan Nyonya karena itulah aku menganggap Nyonya sebagai putriku sendiri dan sebagai ayah yang baik tentu saja saya akan melindunginya dari kemungkinan buruk apapun. Termasuk dari anda sendiri, ingat Tuan saya pernah gagal sekali melindunginya. Jadi saya bersumpah tak akan gagal lagi saat ini."     

"Aku bukan keledai yang akan mengulang kesalahan yang sama, Luis. Karena itu aku membawanya kemari untuk sementara waktu, Chester Llyod itu sengaja menggunakan putrinya yang usianya tak jauh berbeda dengan Christian untuk mencari simpati istriku. Dan jujur saja aku sangat terganggu dengan itu, pria itu bahkan sudah terang-terangan menyatakan perasaannya yang sesungguhnya padaku tentang keinginannya menjadikan Anne sebagai ibu dari putrinya." Saat berbicara seperti itu kedua mata Jack menunjukkan kemarahan yang sangat besar, menyebut nama Chester Llyod saat ini bahkan lebih memuakkan daripada saat ia menyebut nama Leon.     

"Tenang saja, pria itu tak akan mengorbankan posisinya saat ini hanya untuk kepuasan sesaat saja. Aku yakin Chester Llyod tak akan mau mengorbankan karirnya yang sedang berada di puncak ini,"ucap Luis pelan mencoba menenangkan Jack.     

Jack memijat tengkuknya yang terasa pegal sebelum akhirnya bangun dari sofa. "Semoga saja, karena jika dia berani berbuat lebih jauh lagi maka aku tak akan segan padanya."     

Setelah berkata seperti itu Jack kemudian pergi dari hadapan Luis menuju tangga untuk naik ke lantai dua dimana kamarnya berada, saat berjalan Jack sama sekali tak menoleh ke belakang. Ia benar-benar lelah dan butuh istirahat saat ini, menyusun rencana untuk memberikan peringatan pada Chester membuatnya lelah.     

Melihat Jack pergi Erick dan Nicholas kemudian duduk disofa, menemani Luis yang tak terlihat akan pergi dari tempat itu.     

"Sepertinya setelah ini kalian harus berkerja lebih ekstra,"ucap Luis pelan pada Erick dan Nicholas.     

Nicholas menghela nafas panjang. "Iya aku tahu, semakin kesini Tuan semakin protektif pada Nyonya."     

"Kau bisa bicara seperti itu karena belum pernah merasakan cinta yang benar-benar tulus, Nick,"sahut Erick dengan cepat membela Jack.     

Nicholas hanya menjulurkan lidahnya pada Erick, ia mengejek Erick tanpa bicara. Dan Luis pun tersenyum melihat tingkah kedua pemuda itu.     

"Jangan salahkan Tuan, dia seperti itu karena ketakutannya,"ucap Luis kembali sambil tersenyum.     

"Ketakutannya?" Erick dan Nicholas bicara dengan bersamaan tanpa sadar.     

Luis menganggukkan kepalanya. "Iya, sepertinya perpisahan terakhirnya dengan Nyonya tiga tahun lalu sangat membekas padanya. Maka dari itu ia terlihat seperti ini, jadi untuk kalian berdua harus banyak-banyak sabar menghadapinya. Ingat Tuan pernah mengalami depresi, jadi jangan pancing kesabarannya."     

Erick dan Nicholas langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat secara bersamaan, mereka berdua paham kemana arah pembicaraan Luis. Percakapan Luis dan kedua tangan kanan Jack pun terhenti saat Anne keluar dari kamar bermain bersama Christian yang sudah terlelap dalam gendongannya, seketika Luis pun langsung bangun dan mendekati Anne.     

"Biar saya saja, Nyonya,"ucap Luis lirih sembari mengambil Christian dari gendongan Anne.     

"Terima kasih, Luis,"jawab Anne pelan.     

Luis menganggukkan kepalanya sambil membelai-belai punggung Christian, ia pun langsung pergi dari hadapan Anne untuk membawa sang tuan muda ke kamarnya sendiri. Luis benar-benar memperlakukan Christian penuh kasih seperti cucunya sendiri.     

Anne mengedarkan pandangannya, mencari Jack.     

"Tuan sudah naik ke kamar, Nyonya. Sepertinya Tuan sangat lelah,"ucap Erick pelan memberitahu Anne.     

"Oh sudah ke kamar, ya sudahlah,"jawab Anne lirih terdengar sedih.     

"Ada apa, Nyonya? Apa ada yang bisa kami bantu?"tanya Nicholas dengan cepat.     

Kedua mata Anne langsung berbinar mendengar perkataan Nicholas, secepat kilat ia langsung menghampiri sofa tempat dimana kedua tangan kanan suaminya itu berada.     

"Aku ingin makan Kachkeis,"jawab Anne tanpa rasa bersalah.     

Erick menaikkan satu alisnya. "Kachkeis, makanan apa itu?"     

"Kachkeis merupakan keju khas Luxemburg special yang dibuat dengan olahan tangan langsung dan homemade dengan menggunakan cara – cara tradisional tanpa menggunakan pengawet serta penstabil makanan,"jawab Nicholas tanpa semangat.     

"Keju? Bukankah anda tak terlalu bahan makanan yang berasal dari susu sapi, Nyonya?"tanya Erick kembali pada Anne.     

Anne mengangkat kedua bahunya ke atas. "Entahlah aku juga tak tahu, tadi saat aku bermain bersama Christian aku jadi teringat makanan itu. Dulu saat kakek masih hidup beliau suka makan Kachkeis dengan garlic bread, karena itu aku ingin mencobanya sekarang."     

"Ya sudah kita minta Noah saja untuk..."     

"No, aku mau datang ke tempat pembuatan Kachkeis secara langsung dan membelinya dari sana,"sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Erick.     

Nicholas pun langsung memijat keningnya yang terasa sakit, sepertinya siang ini akan menjadi siang yang sibuk untuknya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.