I'LL Teach You Marianne

Giselle's secret



Giselle's secret

0"Ayo...aku ingin bertemu dengan Linda, cepat bangun Jack!!!"     
0

Sudah tak terhitung berapa kali Anne berteriak, mencoba membangunkan Jack yang masih memeluknya erat diatas ranjang dan tak terlihat tanda-tanda ingin melepaskannya.     

"Jack, lepaskan aku. Aku ingin buang air kecil, kali ini aku serius,"ucap Anne kembali.     

"Aku tak bisa dibohongi untuk dua kali, Anne,"jawab Jack pelan tanpa mengangkat wajahnya dari ceruk leher Anne.     

"Aku serius, Jack."     

Jack membuka matanya dan menatap wajah Anne yang sudah memerah.     

"Aku serius...."     

Belum sempat Anne melepaskan ucapannya Jack sudah mengendongnya turun dari ranjang menuju kamar mandi mereka, Jack menurunkan Anne didepan kamar mandi dan membiarkan Anne masuk ke kamar mandi sendiri. Ia harus menyiapkan vitamin yang dikirimkan dokter Caitlyn untuk Anne tadi malam buta setelah ia mendapat hasil darah Anne.     

Setelah berada didalam kamar mandi selama lima menit Anne keluar dengan wajah yang lebih segar meski sedikit pucat.     

"Minum ini,"ucap Jack pelan sambil menyerahkan dua pil aneh dipiring kecil beserta segelas air putih.     

Anne menerima gelas pemberian Jack dan menolak pilnya. "Obat apa itu? Aku baik-baik saja, Jack. Aku sangat sehat, tak perlu minum obat-obat semacam itu."     

Jack tersenyum. "Ini vitamin yang diberikan dokter Caitlyn, kalau kau tak percaya tanyakan saja sendiri."     

"Benarkah?"     

"Iya, aku tak pernah berbohong padamu, babe."     

Anne memutar bola matanya. "Iya kau tak pernah berbohong, tapi kau terus mencurigaiku." Meski sedikit curiga namun Anne tetap meraih dua pil yang berada diatas piring kecil yang masih dipegang Jack dan langsung meminumnya.     

Melihat Anne meminum obatnya membuat Jack kembali tersenyum. "I love you."     

Anne menyeka sisa air yang masih tertinggal di bibirnya. "Kau aneh sekali pagi ini, kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu bukan?"     

"Menyembunyikan apa memangnya?"tanya balik Jack bingung.     

"Entahlah, biasanya laki-laki jika sikapnya berusah 360 derajat dalam semalam biasanya ia sedang menyembunyikan sesuatu atau mempunyai kesalahan yang fatal,"jawab Anne asal bicara.     

"Enak saja, jangan bicara sembarangan. Mandilah dulu, aku mau olah raga sebentar. Setelah itu kita ke rumah sakit untuk menemui Linda dan Paul, kedua sahabatmu itu,"ucap Jack lembut sambil tersenyum.     

Kedua mata Anne langsung berbinar mendengar perkataan Jack. "Kau serius kan?"     

"1000% serius."     

"Yes, I love you Jack,"pekik Anne dengan keras, setelah berkata seperti itu Anne segera masuk kedalam kamar mandi kembali untuk menyegarkan tubuhnya.     

Jack hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang istri yang seperti anak kecil saat mendengar akan diajak menemui Linda dan Paul, karena tak mau membuang waktu Jack pun bergegas keluar dari kamar menuju tempat olah raganya. Mengikuti anjuran dokter Caitlyn, Jack harus mampu mengontrol hasratnya pada Anne untuk beberapa bulan ini.     

Saat sedang berjalan menuju temapt olah raga ponselnya berbunyi.     

"Yes, Alice." Jack langsung menyapa Alice saat ia menerima panggilan masuk dari Alice yang menghubunginya dari Swiss.     

"Saya mengirimkan email, tolong periksa, Tuan,"jawab Alice to the point.     

"Email? Kenapa tak langsung bicara saja?"tanya Jack heran sambari memasang wireless earphone ditelinganya supaya ia bisa melihat ponselnya sembari berbicara.     

"Aku harus mengirimkan email supaya anda bisa melihatnya sendiri, aku khawatir anda tak akan percaya jika aku hanya bicara. Yang jelas isi dari email yang aku kirimkan itu asli dan bukan hasil editan seperti yang dilakukan Shopia Higgins untuk menjebak kak Anne dulu, lebih baik anda lihat saja sendiri supaya tahu siapa teman baikmu itu,"jawab Alice panjang lebar.     

Jack tak berbicara lagi, ia sudah sibuk memeriksa ponselnya dan melihat email masuk yang baru saja dikirimkan Alice padanya.     

"Halo, apa anda masih disana, Tuan?"     

Jack tak menjawab pertanyaan yang diberikan Alice padanya, ia terlalu terkejut melihat isi email yang saat ini ia buka. Alice sendiri akhrinya mematikan panggilannya karena ia memilih untuk melanjutkan pekerjaannya yang masih banyak.     

Tangan Jack sampai bergetar melihat foto-foto nude Giselle yang berpose dengan latar belakang semua foto-fotonya di dinding, bukan hanya itu saja. Giselle bahkan sampai memasang foto wajahnya di beberapa patung, sungguh sangat gila dan tak waras. Jack tak percaya Giselle Allen teman baiknya yang dulu sangat lugu dan polos ternyata sangat liar dan punya fantasi sex yang mengerikan, Alice mendapatkan semua foto dan video masturbasi Giselle yang kini Jack lihat dari flashdisk milik Giselle yang ditemukan oleh ofiice girl yang membersihkan barang-barang pribadi Giselle. Tak kurang dari 1000 foto dan puluhan video ada didalam dua flashdisk berwarna pink itu, awalnya Alice hanya mengira kalau isi flashdisk itu hanya foto-foto nude biasa saja. Akan tetapi setelah diperhatikan ternyata Giselle tak hanya melakukan foto nude, tapi juga dengan melakukan self sex atau masturbasi dengan terus menerus menyebut nama Jack.     

Karena itulah Alice memutuskan untuk memberikan semuanya pada Jack, menurut Alice bosnya itu harus tahu wanita seperti apa Giselle. Alice tak mau Anne kembali menjadi korban kegilaan wanita gila lainnya.     

Jack langsung menutup email yang dikirimkan Alice, ia tak mau melihat foto dan video mengerikan itu lagi. Sungguh Jack tak menyangka teman baiknya akan segila itu. Padahal selama ini ia yakin Giselle adalah gadis baik-baik, meningat ia tumbuh besar bersamanya. Karena itulah Jack sangat terkejut, seandainya Alice hanya bicara dan tak menyertakan foto-foto itu mungkin saja ia tak akan percaya.     

Jack yang sedang mematung ditengah-tengah jalan dikagetkan oleh Erick dan Nicholas yang datang menghampirinya.     

"Apa kita tak jadi olahraga, Tuan?"tanya Nicholas dari arah anak tangga.     

Jack mengangkat wajahnya dan melihat ke arah kedua asistennya yang sedang berjalan mendekatinya. "Kembalilah ke Jenewa, Erick. Aku punya tugas penting untukmu."     

"Hanya Erick saja, Tuan?"tanya Nicholas kaget.     

"Iya, kau disini menemaniku dan Anne,"jawab Jack serius.     

Erick langsung menganggukkan kepalanya merespon perkataan sang tuan. Begitu melihat respon yang diberikan Erick, Jack kemudian mengajak kedua asistennya itu turun ke ruang kerjanya yang ada di lantai satu. Dalam ruangan tertutup itu Jack mengatakan semuanya pada Erick dan Nicholas, ia juga memberikan ponselnya agar kedua asistennya itu melihat sendiri email yang dikirimkan Alice padanya.     

Nicholas beberapa kali mengumpat dan mengutuk Giselle, tebakannya selama ini ternyata terbukti. Giselle Allen tak benar-benar tulus membantu Jack mengurus perusahaan selama Alice tak ada, sementara Erick hanya diam. Erick sama seperti Jack, ia tak menyangka Giselle memiliki kegilaan yang mengerikan seperti itu.     

"Pergilah dan berikan peringatan padanya, aku tak langsung turun tangan karena aku masih menghargainya sebagai teman. Karena itu aku memintamu melakukan ini, Erick,"ucap Jack pelan sambil memegang kepalanya menggunakan kedua tangannya.     

"Siap Tuan, saya akan segera bersiap,"jawab Erick dengan cepat sembari meletakkan ponsel sang tuan diatas meja, setelah berkata seperti itu Erick pun keluar dari ruang kerja sang tuan sambil menghubungi Gabriel salah satu pilot pribadi pesawat jet milik Jack untuk bersiap.     

Sepeninggal Erick, Nicholas mendekati Jack yang sedang duduk di sofa. Jack terlihat shock, frustasi dan bingung saat ini.     

"Anda baik-baik saja Tuan?"tanya Nicholas hati-hati.     

Jack menghela nafas panjang. "Aku benar-benar tak menyangka Giselle akan begini, Nick. Sungguh, aku hanya menganggapnya sebagai teman, tak lebih. Dan saat ini aku tak tahu harus bagaimana menghadapinya? Giselle sangat mengerikan, aku takut dia akan menyakiti Anne dan anakku. Wanita seperti itu pasti sudah tak punya akal pikiran yang waras saat ini, aku sungguh takut dia berbuat nekat. Aku harus mengamankan Anne darinya sejauh mungkin...akhhh Fuck!! Kapan aku bisa hidup tenang bersama anak dan istriku, Tuhan?? Ujian apa lagi ini...."     

Teriakan Jack yang cukup keras itu langsung membuat Nicholas terdiam, ia tak bisa berbicara apa-apa saat ini. Karena jujur saja ia belum punya ide yang bisa ia berikan pada tuannya, Nicholas masih sangat terkejut dengan foto nude dan video self sex Giselle.     

"Kita harus memberitahukan masalah Giselle pada Nyonya, Tuan,"ucap Nicholas pelan memecah keheningan, setelah mereka berdua diam dalam waktu yang cukup lama.     

Jack yang sedang menunduk perlahan mengangkat wajahnya dan menatap Nicholas dengan tajam. "Memberitahu, Anne? Apa kau gila?"     

"Tidak Tuan, ini adalah cara paling aman saat ini. Kalau Nyonya sudah tahu siapa Giselle, setidaknya Nyonya tak akan berpikir macam-macam tentang anda, Tuan,"jawab Nicholas serius.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.