I'LL Teach You Marianne

Hit back



Hit back

0Dengan menggunakan pesawat jet pribadinya Jack langsung bertolak ke Swiss, meninggalkan Anne dan Christian bersama Luis. Sebenarnya Jack tak mau pergi, akan tetapi karena saat ini keadaan sedang genting maka mau tak mau ia harus segera berada di Jenewa bersama Erick dan Alice.     
0

"Bagaimana ini Tuan, pihak kepolisian yang bekerjasama dengan interpol sudah menghubungi Erick,"ucap Nicholas sedikit tidak tenang saat membaca pesan masuk dari Erick.     

"Tenanglah, kita tak bersalah. Jadi jangan takut, kalau seandainya para polisi itu ingin memeriksa kita maka biarkan saja. Toh kita memang tidak ada hubungannya dengan organisasi terlarang yang berada di timur tengah itu, lagi pula disini kita adalah korban. Uang kita yang dicuri dan masuk ke rekening mereka meskipun sampai saat ini uang itu tak bisa digunakan karena sudah langsung dibekukan oleh Alice,"jawab Jack penuh percaya diri.     

Nicholas menghela nafas panjang. "Aku yakin sekali ini sudah direncanakan Tuan, tak mungkin hal semacam ini bisa terjadi begitu saja."     

Jack tersenyum. "Untuk saat ini aku tak mau menuduh siapapun karena hal itu akan merusak konsentrasiku ketika nanti menghadapi para petugas polisi itu, namun yang pasti alasan para hacker itu sangat masuk akal sekali. Para hacker itu menyerang kita karena mereka tahu Muller Finance internasional adalah sebuah perusahaan pendanaan terbesar di Eropa dan sebagai perusahaan pendanaan terbesar tentunya akan membuat banyak orang jahat tertarik untuk membobol sistem keamanan kita. Karena itulah aku tak mau berpikir terlalu jauh apalagi menuduh orang yang lain dibalik peristiwa peretasan ini, yang pasti kejadian ini adalah salah kita sendiri terutama aku, Nick. Seandainya aku tak sudah memindahkan uang uang itu ke Clarke Enterprise mungkin kejadian ini tidak akan terjadi."     

Nicholas terdiam, bibirnya terkunci rapat. Meskipun Jack dan Alan adalah dua orang yang berbeda namun ia merasa kedua tuannya itu memiliki satu kesamaan. Kedua saudara kembar itu pasti akan menyalahkan dirinya terlebih dahulu sebelum membebankan kesalahan kepada orang lain, meski mereka berdua tak pernah bertemu namun entah mengapa Erick berasa kalau kedua tuannya itu sangat banyak sekali memiliki sifat yang hampir sama bukan hanya di wajah saja.     

Setelah terbang selama 1 jam 20 menit pesawat jet milik Jack akhirnya mendarat di bandar Internasional Cointrin Jenewa, begitu Jack turun dari pesawat anggota the warrior yang sudah bersiap langsung menghampirinya.     

"Kita langsung ke kantor, para polisi itu sudah menungguku, bukan?"ucap Jack pelan pada anggota the warrior.     

"Betul Tuan, mereka sudah datang 30 menit yang lalu."     

Jack tersenyum mendengar perkataan salah satu anak buahnya itu, karena tak mau membuang waktu terlalu lama akhirnya Jack langsung bergegas masuk ke dalam mobil untuk segera bertolak menuju Muller Finance Internasional. Selama dalam perjalanan menuju kantor Jack terus tersambung dengan ponsel Alice yang sedang memperdengarkan pembicaraan para polisi Jenewa dan para interpol yang tengah memeriksa mereka, sesekali Jack tersenyum saat mendengar pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan para polisi itu.     

Nicholas sendiri yang sedang sangat tidak tenang merasa heran melihat Jack tersenyum sendiri, Nicholas yang tak tahu kalau Jack tengah mendengarkan pembicaraan para polisi yang sedang mengintrogasi Erick dan Alice.     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 25 menit iring-iringan mobil yang menjemput Jack di bandara akhirnya tiba di Muller Finance Internasional, beruntung Jack memiliki akses khusu untuk naik ke ruangannya. Sehingga para wartawan yang sudah menunggunya di depan kantor tak menyadari kedatangannya.     

"Cih para wartawan itu, cepat sekali kalau dengar berita-berita seperti ini,"ucap Nicholas kesal saat melihat puluhan pewarta berita yang sudah siap dengan kameranya itu.     

"Sudah menjadi tugas mereka Nick, jadi kau tak usah heran seperti itu."     

"Tapi tetap saja Tuan, mereka itu adalah orang-orang menyebalkan yang suka sekali mengusik hidup orang lain,"imbuh Nicholas kembali.     

Jack terkekeh. "Jangan lupa, kalau tak ada wartawan maka tak akan ada berita yang didengar oleh orang-orang jaman dulu. Jadi jangan salahkan profesi mereka, aku mengenal beberapa wartawan yang bersih yang tak termakan suap."     

Nicholas terdiam, meskipun Jack sudah bicara seperti itu namun tetap saja ketidaksukaannya pada para wartawan tak hilang. Nicholas punya sejarah buruk dengan wartawan wanita yang dulu mengejar-ngejar Alan di Luksemburg, dimana wartawan itu sampai membuat berita bohong kalau dia dan Alan sudah tidur bersama dan punya anak dari hasil hubungan itu. Yang mana kasus itu membuat Nicholas tak bisa makan dan tidur dengan enak selama hampir satu minggu, sebelum akhirnya wartawan itu minta maaf di hadapan publik karena sudah memuat berita bohong. Karena itulah sampai saat ini Nicholas sangat tidak menyukai wartawan.     

"Kalau kalian masih tak mau mengaku seperti ini maka kami akan bertindak tegas dan jangan salahkan kami kalau…"     

"Kalau apa, Tuan Frederick?"tanya Jack dengan lantang memotong perkataan seorang perwira polisi yang sedang menunjuk-nunjuk ke arah Erick yang sedang duduk dengan tenang di kursinya.     

Semua polisi dan interpol yang ada di ruangan Erick langsung menoleh ke arah Jack yang baru datang, termasuk Erick dan Alice. Untuk pertama kali setelah tiga tahun Alice merasa senang melihat kedatangan Jack, kedua matanya yang sejak tadi sayu penuh ketakutan karena terus-menerus didesak untuk mengaku akhirnya berbinar ketika melihat sang tuan muncul.     

"Jackson Patrick Muller akh sorry Jackson Knight Clarke, akhirnya kita bertemu lagi,"ucap Frederick sinis pada Jack, ia sengaja menyebut nama lama Jack sebelum menyebut nama baru yang Jack pakai selama beberapa tahun terakhir ini.     

Jack tersenyum tipis. "Iya kau benar, setelah kasus kepemilikan narkoba yang membuatmu mendekam di penjara lima tahun yang lalu baru ini kita bertemu lagi, bukan?"     

Damn, pembalasan yang tajam. 1-0 untuk Jack.     

Wajah sombong Frederick langsung hilang saat Jack menyinggung soal kasus narkoba yang menjeratnya lima tahun lalu, para interpol yang ada di ruangan itu juga nampak saling pandang mendengar perkataan Jack.     

"Jadi bagaimana, apa yang sebenarnya membuat kalian para polisi yang terhormat datang ke perusahaanku dan memaksa orang untuk mengaku berbuat salah,"tanya Jack pelan pada sekitar dua puluh orang polisi itu tanpa rasa takut, meskipun di rumah Jack selalu kalah dari Anne akan tetapi saat berhadapan dengan orang ia bisa sebuas harimau Siberia.     

Frederick maju dan menyerahkan dokumen yang berisi surat perintah untuk pemeriksaan terhadap CEO Muller Finance Internasional pada Jack. "Ini adalah surat jalan kami, jadi wajar kalau kami datang ke kantormu, Jack."     

Jack menerima dokumen yang diberikan Frederick dan langsung membacanya. "Surat perintah untuk melakukan pemeriksaan, bukan surat perintah untuk membuat seseorang mengaku."     

"Apa maksudmu?"sentak Frederick keras, ia merasa tidak suka dengan kata-kata yang diucapkan Jack berulang-ulang itu.     

Alih-alih menjawab pertanyaan Frederick yang cukup keras itu Jack justru mengeluarkan ponselnya dan menyalakan rekaman pembicaraan Frederick dan anak buahnya yang terus menekan dan memaksa Erick serta Alice mengaku kalau mereka sudah sengaja mengirimkan dana ke kelompok teroris yang berada di timur tengah.     

"Apakah bukti ini belum cukup untuk membuatmu mendapat masalah lagi, Frederick?"tanya Jack pelan sambil tersenyum.     

"Kau…"     

"Dan satu lagi yang harus anda semua tahu bahwa uang yang dicuri oleh hacker itu sudah kami bekukan sejak uang itu bocor, bahkan kami juga belum tahu kemana tujuan uang-uang itu saat dibekukan. Kami punya bukti otentik kalau uang-uang itu sudah dibekukan oleh bank Swiss, jadi meskipun uang itu sudah sampai di pemilik rekening uang-uang itu tak akan bisa digunakan. Jadi kalau misalkan kalian semua menuduh kami sengaja mengirimkan dana ke kelompok teroris yang ada di timur tengah itu adalah fitnah keji dan kami menuntut kalian semua. Percayalah aku punya kemampuan untuk membuat kalian turun jabatan atau bahkan kehilangan pekerjaan jika aku melakukan itu, karena selain fitnah yang kalian berikan kalian juga sudah memaksa orang-orangku untuk mengakui kesalahan yang tidak pernah kami lakukan. Yang mana hal itu adalah sebuah pelanggaran besar di dunia kepolisian, yang seharusnya bersikap netral kepada masyarakat sipil." Jack langsung bicara dengan tegas memotong perkataan Frederick, salah satu teman satu sekolahnya yang dulu ikut membully Giselle.     

Damn, 2-0 untuk Jack.     

"Shit…"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.