I'LL Teach You Marianne

Demi Anne



Demi Anne

0Frederick beserta para interpol dan polisi yang lain akhirnya pergi meninggalkan Muller Finance Internasional setelah Jack berhasil memberikan mereka bukti lagi dengan mendatangkan direktur bank tempat dimana uang-uangnya berada, direktur bank itu menguatkan ucapan Jack yang sebelumnya mengatakan kalau uang-uang yang dicuri hacker itu saat ini sudah dibekukan dan tak dapat digunakan. Pria yang sudah mengenal Jack lebih dari lima belas tahun itu juga memberikan laporan mengenai perpindahan uang milik Muller Finance Internasional yang mencurigakan, setelah melihat bukti-bukti itu akhirnya dugaan para polisi akan keterlibatan Jack dengan para teroris di timur tengah terpatahkan.     
0

"Dasar Frederick, sialan!"umpat Erick kesal saat para polisi itu menghilang dibalik lift.     

Nicholas langsung menoleh ke arah Erick. "Kau mengenal pria itu?"     

"Tentu saja, dia adalah teman sekolah Tuan yang benar-benar brengsek,"jawab Erick ketus.     

"Brengsek, brengsek seperti apa?" Alice yang sejak tadi diam akhirnya ikut bicara.     

"Seorang teman yang tak tahu balas budi, sudah beberapa kali dia mencoba menjatuhkan Tuan dengan mengatakan kalau Tuan punya bisnis jual beli manusia dan narkoba. Dia benar-benar kategori manusia tak tahu terima kasih, sungguh. Aku sangat benci padanya,"jawab Erick dengan penuh emosi. "Dan aku hampir lupa, pria itu adalah mantan tunangan Giselle Allen."     

"Jangan bilang karena Giselle Allen-lah dia membenci, Tuan,"celetuk Alice kembali dengan cepat.     

Jack langsung menoleh ke arah Alice dengan cepat. "Memang itu alasannya, Frederick selalu menyalahkan Tuan atas kandasnya hubungan asmaranya dengan Giselle. Padahal Tuan sudah menegaskan sejak awal kalau dia dan Giselle hanya teman biasa, tidak lebih. Namun Frederick tak percaya dan akhirnya seperti yang kalian lihat sendiri, pria itu sangat membenci, Tuan dan masih berusaha mencari-cari kesalahan Tuan."     

Alice terkekeh. "Bagaimana Frederick tak membenci Tuan kalau kekasihnya mencintai Tuan dan parahnya Tuan tak menyadari itu, oh Tuhan...entah terbuat dari apa hati Tuan itu sampai tak sadar kalau ada wanita yang memuja-mujanya dari puluhan tahun yang lalu." Alice sengaja bicara dengan keras untuk menyindir Jack.     

"Alice, jaga ucapanmu!"sengit Erick ketus.     

Alice langsung mengangkat bahunya. "Ucapan mana yang harus aku jaga? Aku bicara fakta, beruntung saja kak Anne punya kesabaran lebih menghadapi seorang wanita psyko seperti Giselle yang mengejar-ngejar suaminya. Kalau aku yang ada diposisi kak Anne entah apa yang sudah aku lakukan pada wanita itu, tapi ya kembali lagi. Kak Anne punya kebaikan hati seluas samudra yang tak dimiliki orang lain, jadi ya beda si."     

Erick dan Nicholas langsung menoleh ke arah Jack, mereka berdua khawatir Jack akan marah karena ucapan Alice. Maka dari itu mereka berdua langsung menoleh ke arah sang tuan yang kini terlihat masih duduk dengan tenang dan tak menunjukkan kemarahannya, padahal sejak tadi Alice sengaja menyindirnya berkali-kali.     

Alice sendiri yang tak merasa bersalah kemudian memilih keluar dari ruangan Jack karena direktur Bank yang sebelumnya di jemput oleh beberapa staf Muller Finance Internsional ingin berbicara lagi dengannya, terkait pencairan uang yang sebelumnya di bekukan. Dimana uang-uang itu saat ini sudah berada di rekening salah satu bank swasta yang ada di timur tengah.     

Setelah Alice pergi Jack baru menghela nafas panjang, ia kemudian menoleh ke arah Erick dan Nicholas yang masih berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. "Sepertinya yang dikatakan Alice benar, aku adalah orang yang sangat tidak peka."     

"Maafkan Alice, Tuan... dia hanya.."     

"Aku tak marah padanya, Erick. Kau tenang saja, aku tak mungkin memecat orang yang sangat dipercaya istriku. Apalagi dia juga wanita yang kau cintai, aku hanya bersyukur saja Alice mau bicara seperti tadi. Jadi kini aku sadar bahwa aku terlalu apatis pada orang-orang yang ada disekitarku sehingga aku di manfaatkan berkali-kali oleh orang-orang yang aku percaya sejak dulu, tapi ya sudahlah aku tak ingin mengingat hal itu lagi. Yang pasti saat ini aku ingin kalian berdua menyelidiki Giselle Allen, entah mengapa tiba-tiba aku mempunyai kecurigaan padanya. Meski ini adalah kasus peretasan tapi semuanya seperti sudah terencana sekali, mulai munculnya Frederick kembali dan para interpol itu. Sangat tidak masuk akal jika para interpol itu datang ke sebuah perusahaan yang uangnya dicuri dalam waktu sesingkat ini, apalagi mereka bisa yakin sekali kalau uang-uang perusahaan sampai ke para teroris yang ada di timur tengah. Kalau tak ada yang memberitahu para interpol itu pasti mereka tak akan datang secepat ini,"ucap Jack panjang lebar mengutarakan isi pikiran yang sejak tadi mengganggunya.     

"Baik Tuan, saya mengerti,"sahut Erick dengan cepat.     

Jack menganggukkan kepalanya perlahan. "Ajak Nicholas bersamamu, dia akan sangat membantumu."     

"Siap Tuan, kalau begitu kami permisi."     

"Ok."     

Erick dan Nicholas pun lantas pergi dari hadapan Jack untuk melakukan perintah yang mereka dapatkan, saat Erick melintasi ruangan Alice ia tersenyum saat melihat Alice yang masih sangat sibuk bekerja. Alice benar-benar gadis baik, seperti yang Anne selalu katakan selama ini padanya.     

"Tak heran kalau Nyonya sangat cocok dengan gadismu itu, mulutnya sangat tajam,"celetuk Nicholas pelan saat akan masuk kedalam lift menggoda Erick yang masih melihat ke arah ruangan Alice.     

Erick terkekeh. "Begitulah, Alice adalah satu-satunya karyawan yang berani membantah perintah Tuan yang tak masuk akal. Aku benar-benar sangat beruntung memilikinya." Kedua mata Erick berbinar saat berbicara soal Alice.     

"Jangan lepaskan dia lagi atau kau akan menyesal,"imbuh Nicholas kembali dengan tulus sambil menepuk pundak Erick tepat sebelum pintu lift tertutup.     

Erick tersenyum. "Tentu tidak, aku tak akan membiarkannya pergi lagi."     

Sepeninggal kedua asistennya Jack kemudian pergi ke ruang IT untuk memastikan para IT terbaiknya sudah memperbaiki sistem keamanan perusahaan, meskipun tak ada kerusakan yang berarti namun tetap saja Jack harus mengubah dan memperbaiki sistem supaya kejadian serupa tak terulang.     

"Bagaimana? Apa kalian sudah menemukan dari mana asal hacker itu?"tanya Jack pelan pada sekitar sepuluh orang staf IT terbaik Muller Finance Internasional.     

"Dipastikan mereka memang berasal dari Timur Tengah, Tuan. Hasil pelacakan kami menunjukkan kalau hacker ini bukanlah pemain baru, dia sudah cukup sering menyerang perusahaan-perusahaan lain dan modusnya sama. Mencuri aset mereka dan meminta tebusan atau mengambil uang seperti yang terjadi pada kita untuk mendanai para teroris di negara itu, Tuan,"jawab salah seorang kepala tim IT yang paling berpengalaman menjawab pertanyaan yang Jack berikan.     

Jack menganggukkan kepalanya perlahan. "I see, jadi rupanya mereka itu sudah sering melakukan ini. Ok tak masalah, yang terpenting saat ini kita harus memperbaiki sistem dan harus lebih waspada agar hal semacam ini tak terjadi lagi dimasa depan. Saat ini kita masih beruntung karena hanya uang yang mereka ambil bukan semua data-data penting, meski beberapa data nasabah kita bocor."     

"Siap Tuan, kami akan memperbaiki semuanya dan maafkan kami atas kejadian ini." sepuluh orang IT itu bicara secara bersamaan merespon perkataan Jack.     

Jack tersenyum, tak lama kemudian ia pun pergi meninggalkan ruangan itu karena tiba-tiba Anne menghubunginya melalui panggilan video.     

"Yes, Love..."     

"Kau dimana? Kenapa pergi tak berpamitan denganku? Apa kau sudah bosan denganku yang merepotkan ini? Apa kau pergi mengunjungi Giselle, teman sekolahmu yang sudah membuat video masturbasinya itu untukmu, iya?"     

Anne yang sudah berkaca-kaca langsung memberondong Jack dengan berbagai pertanyaan yang sama sekali tak terduga oleh Jack.     

"Kenapa diam? Tak bisa menjawab ya? Ya sudah kalau begitu maaf. Aku tak akan mengganggu waktu kencanmu dengan teman sekolahmu itu, bye....tutttt"     

Jack yang belum sempat menjawab pertanyaan pertama Anne sudah dibuat panik oleh tuduhan Anne lainnya dan semakin tak bisa berkata-kata saat Anne mematikan panggilannya, sungguh selama mengenal Anne baru kali ini Jack melihatnya seperti itu.     

Karena tak mau membuat Anne bertambah marah Jack akhirnya menghubungi Anne untuk memberikan penjelasan, akan tetapi usahanya sia-sia karena Anne sudah langsung memblokir nomor ponselnya. Damn, ibu hamil sangat marah rupanya.     

Tak kehilangan akal Jack lalu menghubungi Luis, pada percobaan pertama dan kedua panggilannya tak diangkat oleh Luis. Jack yakin sekali Luis sedang bermain dengan Christian, barulah pada percobaan ketiga panggilannya diangkat oleh Luis dan benar saja saat ini Luis sedang bermain di taman bersama Christian, di kandang kelinci.     

"Apa yang kau lakukan Luis?"tanya Jack kaget saat melihat wajah Luis dilayar ponselnya.     

"Saya sedang menjadi istri dari seorang peternak kelinci, Tuan. Tuan muda yang meminta saya seperti ini,"jawab Luis sambil tersenyum.     

"Jesus...dan kau diam saja saat diminta anakku menghias wajahmu seperti itu?"tanya Jack kembali tak percaya.     

Luis tersenyum. "Asal Tuan muda senang saya akan melakukannya dengan senang hati, Tuan."     

"Termasuk menggunakan lipstik dan blush on diwajahmu seperti itu?"     

Luis tertawa, ia kemudian mengubah tangkapan kamera dan menunjukkan para pelayan lain yang ada disekitar kandang kelinci. "Bukan hanya saya saja, Tuan. Noah dan beberapa pelayan lain juga sama."     

Melihat kondisi para pelayannya yang mengenaskan Jack tertawa terbahak-bahak, sungguh ia tak percaya para pelayannya di paksa berdandan oleh putranya yang baru dua tahun.     

"Sebenarnya permainan apa yang sedang kalian lakukan ini, Luis?"tanya Jack kembali sambil tertawa.     

Luis kemudian menceritakan apa yang sedang mereka lakukan atas perintah Christian, selama Luis bercerita Jack terus tertawa terbahak-bahak. Ia tak percaya putranya yang baru dua tahun itu meminta para pelayan itu berakting seolah-olah peternakan mereka di rampok oleh mafia, para pelayan pria diminta menjadi wanita dan para pelayan wanita yang berakting menjadi penjahat bersama Christian. Karena Christian adalah sang pemimpin dari kelompok mafia yang akan merampok kelinci-kelinci itu.     

Air mata Jack bahkan sampai menetes saat Luis bicara, tawanya benar-benar sangat lepas. Putranya sungguh sangat membanggakannya.     

"Ok cukup, jangan bicara lagi. Aku bisa mati karena tertawa, ya sudah sekarang aku tanya dimana istriku?"tanya Jack sambil menyeka air mata yang membasahi wajahnya.     

Luis terdiam, ia kemudian mengedarkan pandangannya dan kembali mengubah tangkapan kamera dari kamera depan menjadi kamera belakang. "Lihat Tuan, saat ini Nyonya sedang bersantai di balkon bersama dua pelayan yang melayaninya."     

Jack langsung menyipitkan matanya berusaha melihat hasil tangkapan kamera Luis, terlihat jelas saat ini Anne sedang bersantai di sofa panjang yang ada dibalkon sambil memijat kepalanya.     

"Apa istriku sudah makan, Luis?"     

Luis mengubah tangkapan kamera lagi. "Sudah Tuan, tapi ya seperti yang anda tahu tak ada makanan yang tak keluar setelah ia makan."     

"Ya Tuhan, ya sudah kalau begitu aku tutup ya. Aku akan segera kembali ke Luksemburg,"ucap Jack serak.     

"Apa masalah sudah selesai, Tuan?"     

"Sudah, meskipun belum sepenuhnya. Ya sudah aku matikan ya."     

Jack langsung mematikan sambungan videonya dengan Luis dan langsung pergi dari tempat itu untuk segera pergi ke bandara, yang ada dalam pikiran Jack saat ini adalah Anne dan bayi mereka. Anne pasti sangat tersiksa karena tak bisa makan dan Jack sangat khawatir akan hal itu, ia tak mau terjadi hal yang tak diinginkan pada Anne dan bayinya. Jack sudah bersumpah akan melakukan apapun kali ini, ia tak mau kehilangan moment lagi seperti saat Anne mengandung Christian dulu.     

"Tunggu aku babe, aku akan sampai di rumah satu jam lagi,"ucap Jack lirih sambil menatap layar ponselnya yang menunjukkan foto cantik Anne saat ia sedang bekerja di coffeshop ketika mereka berada di Newcastle Upon Tyne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.