I'LL Teach You Marianne

Sarapan ala jerman untuk Jack.



Sarapan ala jerman untuk Jack.

0Saat matahari akan muncul barulah Jack bisa tidur, selama semalaman Ia terus menjaga Anne yang tak bisa tidur karena terus menerus muntah. Karena itu ketika ada para pelayan masuk ke kamar mereka, Anne memberikan kode agar para pelayan itu tak membuat suara yang bisa membangunkan Jack.     
0

"Bantu aku bangun, aku ingin mandi,"pinta Anne lirih pada dua pelayan yang berada di dekatnya.     

Kedua pelayan yang paham itu langsung mengulurkan kedua tangannya Anne dan membantunya bangun dari tempat tidur dengan hati-hati, beruntung jarum infus yang sebelumnya terpasang di tangannya sudah dilepas sejak tadi malam oleh Jack. Sehingga saat ini ketika para pelayan membantunya mandi ia tak mengalami kesulitan, dengan menggunakan air hangat kedua pelayan itu membantu Anne mandi di bathtub. Meskipun jam tidurnya banyak berkurang namun Anne merasa sudah sangat segar, yang ia butuhkan saat ini adalah mandi. Anne ingin membersihkan mulutnya yang terasa pahit.     

"Anda terlihat lebih kurus, Nyonya,"ucap seorang pelayan lembut pada Anne.     

"Benarkah?"tanya Anne pelan.     

Kedua pelayan itu menjawab dengan bersamaan. "Iya, Nyonya."     

Anne tersenyum. "Sepertinya anak ini benar-benar ingin mendapatkan perhatian lebih dari semua orang."     

"Apa dulu waktu hamil Tuan muda anda juga seperti ini, Nyonya?"tanya salah satu pelayan lainnya dengan cepat tanpa rasa takut.     

Anne menatap pelayannya yang baru bertanya. "Tidak, Christian sangat baik. Aku sama sekali tak mengalami kesulitan apapun. Muntah, sulit makan dan pusing keluhan lainnya sama sekali tak aku rasakan. Bahkan orang-orang tak akan tahu jika aku hamil kalau tak melihat perutku yang buncit."     

Kedua pelayan baru itu mengangguk-anggukkan kepalanya secara bersamaan, sebagai pelayan yang baru bekerja selama satu tahun terakhir mereka berdua tak tahu apa yang terjadi pada Anne tiga tahun yang lalu. Karena itu mereka berdua bertanya seperti tadi.     

Setelah merasa tubuhnya jauh lebih segar Anne pun dibantu bangun dari bathtub untuk berbilas di bawah shower, seperti yang sudah-sudah. Tentunya dengan menggunakan air hangat juga.     

Ketika Anne dan kedua pelayan yang membantunya mandi keluar dari kamar mandi mereka tersenyum saat melihat Jack masih pada posisinya, pria itu tertidur dalam posisi berbaring terlengkap dengan kedua tangan yang dijadikan bantal olehnya sendiri.     

"Ayo bantu aku berpakaian, aku ingin berjemur setelah ini."     

"Siap, Nyonya."     

Tak membutuhkan waktu lama, Anne pun sudah selesai dengan pakaian bersihnya. Meski sudah sangat segar namun Anne masih dibantu berjalan oleh dua pelayannya itu karena kepalanya masih sedikit pusing, Anne tak mau terjatuh saat sedang berjalan sendiri. Karena itu minta dibantu berjalan menuju balkon yang cukup luas di lantai dua, matahari pagi bersinar sangat cantik dan Anne tak mau menyia-nyiakan hal tersebut. Anne kemudian berbaring di kursi malas, tempatnya biasa duduk.     

"Akh enaknya,"gumam Anne pelan saat merasakan hangatnya sinar matahari yang menerpa tubuhnya.     

"Silahkan susu anda, Nyonya."     

Anne menoleh dan tersenyum melihat segelas susu sapi putih hangat yang baru saja dibawakan oleh pelayan.     

"Terima kasih, oh iya aku lapar,"ucap Anne penuh semangat saat meraih gelas berisi susu sapi dari atas meja.     

"Anda ingin makan apa, Nyonya?"tanya pelayan yang baru saja membawakan susu sapi pada Anne.     

"Bratwurst, kartoffelsalat dan roti Bretzel," jawab Anne dengan penuh semangat, Anne menyebut ketiga makanan khas Jerman yang dulu sangat sulit ia nikmati saat masih kecil.     

Bratwurst merupakan olahan kuliner yang sangat terkenal di Jerman.Hidangan sosis khas Jerman ini dimasak dengan cara dipanggang. Biasanya Bratwurst juga disajikan dengan tambahan kartoffelsalat.     

Sementara Bretzel adalah kue khas Jerman lainnya yang bentuknya sangat unik, yakni menyerupai pita yang berwarna cokelat eksotis ditambah dengan taburan garam, bubuk wijen, dan biji bunga matahari.     

Ketiga pelayan itu saling pandang satu sama lain setelah mengetahui makanan yang diinginkan sang nyonya.     

"Untuk membuat makanan-makanan itu akan membutuhkan waktu lama, Nyonya. Apa tidak apa-apa?"     

Anne langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "It's ok, aku akan menunggu. Tenang saja, lagipula aku bisa menikmati kue-kue ini dengan susu selama kalian masak."     

"Baik Nyonya, kalau begitu saya permisi. Saya akan memberitahu kepala koki untuk menyuap semua makanan yang anda inginkan."     

"Ok, jangan terburu-buru. Yang penting jangan salah dan rasanya harus enak, ya,"jawab Anne tanpa rasa bersalah.     

"Siap Nyonya."     

Pelayan itu pun bergegas pergi dari hadapan Anne untuk memberitahukan keinginan Anne pada para koki di dapur, ketiga macam makanan yang disebutkan Anne membutuhkan waktu cukup lama untuk dibuat. Karena itu ia memilih untuk berlari agar segera tiba di lantai satu.     

Untuk mengurangi rasa bosan Anne memilih untuk membaca buku saat menunggu makanan-makanan yang ia inginkan datang, kedua pelayan yang sejak tadi membantu Anne nampak berdiri dengan tenang disamping Anne. Meski tak melakukan apapun namun mereka tetap tak meninggalkan sang nyonya seorang diri.     

Para koki di lantai satu pun mulai sibuk saat mengetahui makanan yang dipesan oleh sang nyonya, beruntung Luksemburg berbatasan dengan Jerman sehingga para koki itu bisa membuat makanan yang diinginkan oleh Anne. Tak kurang dari 30 menit ketiga menu makanan khas Jerman itu pun siap diatas troli, Bratwurst, kartoffelsalat dan roti Bretzel siap untuk dihidangkan pada sang nyonya.     

Aroma daging panggang dari Bratwurst sangat menggugah selera, belum lagi dengan kartoffelsalat yang wangi. Jangan lupakan juga aroma khas dari roti Bretzel yang berbentuk pita itu. Sungguh ketiga makanan itu sangat menggugah selera.     

"Cepat antar pada nyonya, jangan buat nyonya menunggu terlalu lama,"ucap sang kepala koki pada dua pelayan yang sudah berhasil memindahkan makanan-makanan itu diatas troli.     

Nafas sang kepala koki naik turun menandakan betapa lelah dirinya saat ini. Mempersiapkan tiga menu yang berbeda dalam waktu singkat bukanlah hal mudah, beruntung ia pernah membuat ketiga makanan itu sebelumnya saat bekerja di hotel. Sehingga sang nyonya memintanya untuk dibuatkan makanan-makanan itu ia tak mengalami kesulitan.     

Kedua pelayan yang sudah memegang troli kemudian bergegas meninggalkan dapur untuk segera pergi ke balkon yang ada di lantai dua, beruntung di rumah itu sudah ada lift sehingga mereka tak mengalami kesulitan ketika akan membawa makanan yang cukup banyak itu. Ketika para pelayan itu melewati kamar sang tuan, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka dari dalam dan membuat kedua pelayan yang sedang membawa makanan itu dengan hati-hati terkejut dan hampir berteriak.     

"Maaf aku mengejutkan kalian,"ucap Jack pelan sambil memegangi troli yang bergoyang.     

"T-tidak Tuan, ini salah kami."     

"Iya T-tuan, kami yang bersalah tidak konsentrasi."     

Jack tersenyum mendengar perkataan kedua pelayannya itu. "Mau dibawa kemana troli ini?"     

"Ke balkon, Tuan. Nyonya yang memesan semua makanan ini,"jawab salah satu pelayanan itu dengan cepat.     

Deg.     

"Istriku?"     

Kedua pelayan itu mengangguk dengan kompak.     

"Damn, ok...antar cepat pada istriku dan katakan padanya aku sedang mandi!"Jack langsung bergegas masuk kedalam kamarnya kembali, ia tak mau menjadi korban sang istri untuk kesekian kalinya. Apalagi sepagi ini, disaat ia baru bangun tidur.     

Kedua pelayan itu bingung melihat sikap sang tuan, namun tak lama kemudian mereka pun bergegas meneruskan langkahnya kembali untuk mengantarkan makanan-makanan itu pada sang nyonya.     

"Nyonya, makanan yang anda inginkan sudah siap,"ucap seorang pelayan yang sedang memijat kaki Anne dengan lembut.     

Anne pun langsung menoleh ke arah belakang, kedua matanya berbinar melihat makanan-makanan pesanannya sudah tersedia dengan lengkap tanpa ada satupun yang kurang. Dengan cepat Anne meraih sendok dan mencoba kartoffelsalat bergantian dengan Bratwurst menggunakan tangannya, setelah itu ia mengambil satu buah kue Bretzel yang sebelumnya ia potong menjadi dua bagian dan langsung menikmatinya dengan lahap setelah di oleskan pada saus coklat meleleh yang ada disampingnya.     

"Bangunkan suamiku, aku ingin dia yang menghabiskan semua ini,"ucap Anne pelan dengan mulut penuh kue Bretzel tanpa rasa bersalah.     

Damn, siksaan lainnya untuk Jack.     

Kedua pelayan yang sebelumnya membawakan makanan-makanan itu saling pandang beberapa saat sebelum akhirnya mereka tersenyum dan mengangguk, mereka kini tahu apa yang membuat sikap sang tuan menjadi sangat aneh beberapa saat yang lalu ketika mengetahui kalau makanan-makanan yang mereka bawa dipesan oleh sang nyonya.     

Tanpa diperintah dua kali pelayan-pelayan itu pun bergegas pergi untuk memanggil sang tuan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.