I'LL Teach You Marianne

Baby's girls



Baby's girls

0Butuh waktu 45 menit untuk Jack menghabiskan makanan yang ada dihadapannya, beruntung ia belum makan apapun sejak bangun tidur sehingga ketiga makanan yang dipesan Anne sebelumnya bisa masuk semua ke mulutnya.     
0

"Enak?"tanya Anne pelan tanpa rasa bersalah pada Jack yang sedang berusaha menelan suapan terakhir Kartoffelsalat.     

Dengan mulut penuh makannan Jack menganggukkan kepalanya perlahan, sejujurnya semua makanan yang diminta Anne memang enak-enak akan tetapi karena jumlahnya yang banyak alhasil Jack sampai tak bisa merasakan rasanya lagi karena sudah bercampur jadi satu.     

Anne tersenyum dan mengulurkan segelas air putih pada Jack.     

"Thanks babe,"ucap Jack pelan.     

"Your welcome,"jawab Anne dengan cepat. "Setelah ini kita pergi ke pantai, ya."     

Uhukkk...uhukkk     

Jack yang sedang minum tersedak saat mendengar perkataan Anne yang meminta pergi ke pantai, beruntung Jack hanya minum air bukan sedang makan sehingga ia bisa cepat mengusai dirinya kembali.     

Melihat Jack tersedak Anne langsung menepuk punggung Jack dengan hati-hati. "Kau ini, hanya minum air bisa tersedak."     

Jack menyeka bibirnya dengan tisu dan menatap Anne yang sudah duduk disampingnya dengan anggun.     

"T-tadi kau bilang apa, babe?"     

"Hanya minum air bisa tersedak?"     

Jack menggeleng. "Bukan, sebelum itu."     

Anne terdiam, mencoba mengingat kata-kata yang sebelumnya ia ucapkan. Setelah diam cukup lama tiba-tiba kedua matanya berbinar. "Pergi ke pantai?'     

"Iya,"jawab Jack singkat. "Kau ingin pergi ke pantai?"     

"Iya, aku ingin melihat pantai. Sepertinya menyenangkan kita jika kita berjalan di pinggiran pantai, bermain dengan air,"jawab Anne dengan cepat tanpa rasa berdosa.     

Jack meraih tangan Anne dan menggenggamnya erat. "Apa kau tahu ada dimana kita saat ini?"     

"Di rumah."     

"Bukan itu, maksudku kita ada dinegara mana?"     

"Luksemburg."     

Jack tersenyum. "Kau tahu dibagian mana negara Luksemburg itu?"     

"Tentu saja aku tahu, Luksemburg berbatasan dengan Jerman, Perancis dan..."     

"Dan?"Jack kembali memotong perkataan Anne dengan cepat.     

Kedua mata Anne langsung berkaca-kaca. "Dan tidak berbatasan dengan laut."     

Jack terkekeh dan membelai kepala Anne. "Benar sekali, karena itu di Luksemburg tidak ada pantai."     

"Jadi bagaimana?"tanya Anne serak, air matanya mulai berkumpul dikedua matanya saat ini dan siap menetes.     

"Apa kau benar-benar ingin bermain dipantai?"tanya balik Jack lembut.     

Anne langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat penuh semangat merespon pertanyaan Jack, melihat sikap Anne membuat Jack tersenyum lebar.     

"Baiklah aku hubungi dokter Caitylin sebentar, ya."     

"Kenapa harus menghubungi dokter Caitlyn?"tanya Anne bingung.     

Jack menyentuh wajah Anne dan menyeka air mata yang membasahi wajahnya. "Kau sedang hamil muda dan tengah mabuk parah, aku harus bertanya padanya apakah dengan kondisimu saat ini berbahaya atau tidak jika kita terbang lebih dari 5 jam."     

"Terbang lebih dari lima jam?" Anne mengulang perkataan Jack dengan bingung.     

"Iya, aku ingin mengajakmu ke sebuah pantai yang sangat indah,"jawab Jack lembut sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Anne untuk mengambil ponselnya yang ada didalam kamar.     

Saat Jack pergi Anne hanya bisa diam dan menatap punggung suaminya tanpa berkedip, tanpa bicara ia kemudian meraih ponselnya sendiri dan mulai mencari tahu dimana letak pantai yang paling indah di Eropa. Setidaknya ia harus tahu kemana tujuannya saat ini, karena itulah Anne langsung membekelana di dunia maya.     

"Jangan Tuan, kondisi Anne sedang tidak stabil. Usia janinnya baru 5 minggu dan itu sangat beresiko jika ia terlalu lelah, apalagi mengingat Anne pernah mengalami keguguran. Resikonya semakin lebih besar, jadi lebih baik anda batalkan niat anda itu. itupun kalau anda sayang pada bayi yang saat ini sedang ada dalam kandungan Anne,"ucap dokter Caitlyn dengan keras ditelepon.     

Jack mengacak-acak rambutnya. "Tapi ini Anne sediri yang minta dok, apa tak ada jalan lain? Lagipula kami tak akan pergi berdua, anda juga akan ikut dengan kami."     

"Tetap saja Tuan, kehadiranku tak akan membantu banyak. Karena pada dasarnya kondisi Anne yang sedang tak memungkinkan untuk melakukan perjalanan udara selama itu, belum lagi nanti aktivitas kalian di pantai. Percaya padaku kali ini, Tuan. Tolak saja permintaan Anne,"sahut dokter Caitlyn kembali.     

"Baiklah dok, aku akan coba berbicara dengannya."     

"Baguslah, aku yakin Anne akan mengerti. Dia adalah wanita yang cerdas meskipun aku yakin sekali kehamilannya ini membuatnya menjadi orang yang berbeda, bukan?"     

Jack terkekeh. "Sangat berbeda, dok. Hampir tiap hari aku menjadi tumbal, kalau begini terus aku bisa pastikan dalam dua atau tiga bulan kedepan perutku pasti akan sebesar perutnya nanti."     

"A-apa maksud anda Tuan? Saya tak mengerti?"     

Jack menghela nafas panjang dan mulai menceritakan semuanya, termasuk kejadian pagi ini dimana ia harus menghabiskan tiga macam makanan yang berbeda dihadapan Anne. Di ujung telepon dokter Caitlyn tertawa terbahak-bahak, ia sangat bahagia sekali mengetahui Jack tersiksa akan kehamilan Anne.     

"Anda senang sekali melihat saya tersiksa, dok,"ucap Jack kesal, ia merasa dokter Caitlyn sangat bahagia atas apa yang menimpanya.     

Dokter Caitlyn menyeka bibirnya yang basah karena air minum, ia hampir tersedak karena menertawakan Jack yang sedang menceritakan nasib buruknya. "Bukan senang Tuan, namun saya bahagia. Saya ikut bahagia pada anda yang akhirnya bisa merasakan nikmatnya menjadi calon ayah, percayalah Tuan hal semacam ini tak akan terulang lagi. Apalagi dulu saat Anne hamil Christian anda tak ada disampingnya bukan? Jadi nikmati dan jalani saja dengan ikhlas, karena nanti kalau Anne hamil lagi aku yakin hal semacam ini tak akan terulang lagi. Bisa jadi kehamilannya nanti setelah ini dia akan menjadi lebih kuat dan tak meminta macam-macam pada anda, perubahan mood ibu hamil itu berbeda-beda dari masing-masing kehamilannya Tuan. Jadi bersabarlah."     

Jack tersenyum mendengar perkataan dokter Caitlyn, tak lama kemudian ia mematikan panggilannya dan melangkahkan kakinya kembali menuju balkon untuk bicara dengan Anne namun begitu sampai dibalkon ia terdiam saat melihat Anne sudah tidur sambil duduk bersandar pada kursi.     

"Hmmm.."     

"Tidurlah babe, aku akan memindahkanmu ke kamar,"ucap Jack lirih saat berhasil menggendong Anne dari kursi.     

Anne tersenyum dan menenggelamkan wajahnya pada dada Jack, aroma maskulin dari tubuh Jack membuat Anne nyaman. Dengan langkah perlahan Jack membawa Anne ala bridal menuju kamar tidurnya, sesampainya di ranjang Anne tak mau melepaskan cengkraman tangannya pada baju Jack.     

"Kau ingin aku temani?"tanya Jack pelan.     

"Yes, dont go."     

"Baiklah, aku akan menemanimu,"ucap Jack kembali dengan lembut. "Sekarang lepaskan tanganmu, tidurlah dengan nyaman. Aku akan ikut berbaring denganmu."     

Dengan mata yang tertutup Anne kemudian melepaskan cengkraman tangannya pada pakaian Jack, ia kemudian tidur dengan tenang menghadap Jack yang saat ini masih duduk bersandar. Jack tersenyum melihat Anne tidur, wanitanya itu terlihat bertambah cantik sejak kehamilannya.     

"Maaf Tuan, ini ponsel Nyonya,"ucap seorang pelayan dengan suara yang hampir tak terdengar sambil menyodorkan ponsel Anne pada Jack.     

Jack langsung menerima ponsel itu dan tersenyum lebar. "Terima kasih dan tolong tutup pintunya kembali."     

Pelayan itu menganggukkan kepalanya dan bergegas pergi dari kamar sang tuan untuk melanjutkan pekerjaannya kembali, setelah pintu kamarnya tertutup rapat Jack kemudian melihat ponsel Anne dan tersenyum saat melihat foto terakhir yang Anne lihat. Pernak-pernik kelengkapan bayi baru lahir serba pink nampak menghiasi hampir seluruh galeri foto ponsel Anne, mengalahkan jumlah foto Christian.     

"Sepertinya kau juga setuju kalau adik Christian adalah perempuan, Anne. I love you Anne, terima kasih atas semua kebahagiaan ini,"ucap Jack lirih saat membelai rambut Anne yang menutupi wajahnya.     

Anne yang merasa terganggu saat jemari Jack menyentuh pipinya nampak bergerak dan merapatkan wajahnya kembali ke bantal dari bulu angsa yang sangat empuk dan nyaman itu, melihat Anne bergerak senyum dijawah Jack semakin lebar. Ia benar-benar bahagia saat ini, semua hal yang terjadi dikantor seperti terlupakan begitu saja saat sudah bersama Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.