I'LL Teach You Marianne

Fail



Fail

0"Nicholas!!" Nada suara Anne tampak terkejut saat melihatnya berpakaian seperti wanita lengkap dengan rambut palsu dan payudara palsu.     
0

"J-jadi, kau adalah wanita yang tadi menghentikan mobil di depan gerbang?"pekik Anne dengan keras.     

Nicholas terkekeh dan melepas rambut palsu yang ia gunakan. "I-iya Nyonya, maaf jika mengejutkan anda."     

Anne menggelengkan kepalanya, ia tak percaya melihat Nicholas melakukan hal semacam itu. "Kenapa kau melakukan ini? Akh tidak, maksudku siapa yang memintamu melakukan ini?"     

Dengan terus melepas pakaian wanita yang ia kenakan Nicholas menunjuk ke arah Erick yang mana sontak membuat Anne langsung menoleh kearah Erick.     

"Kau bisa jelaskan ini, Erick?"hardik Anne dengan suara meninggi, ia tak suka melihat penampilan Nicholas yang sangat kacau itu.     

Erick terkekeh kemudian menjelaskan pada Anne alasan Nicholas berdadan seperti wanita seperti itu, selama Erick bicara hanya Anne satu-satunya orang yang tak tertawa disaat semua orang tertawa. Ia justru melipat wajahnya dan terus menatap tajam pada Erick tanpa berkedip.     

"Jadi Nicholas melakukan ini untuk mengulur waktu kami supaya kalian bisa menyelesaikan semua kejutan ini?"tanya Anne pelan saat Erick sudah selesai bicara.     

"Iya Nyonya." Jawab Erick, Alice dan semua pelayan yang ada di hadapan Anne dengan kompak.     

"Tapi kenapa harus Nicholas? Dia laki-laki, sedangkan dirumah ini banyak wanita?" Anne kembali memberikan pertanyaan pada Erick, ia masih belum bisa menerima sepenuhnya alasan semua orang itu.     

"Karena nama Nicholas yang keluar saat kami melakukan undian kak, jadi mau tak mau Nicholas harus melakukannya." Alice menjawab pertanyaan Anne sembari menunjukkan fishbowl kepada Anne.     

"Jesus...kalian ini benar-benar, ya sudah sekarang kalian bantu Nicholas melepas semua penyamarannya itu. Kasihan sekali dia,"ucap Anne pelan sambil menghela nafas panjang.     

Jack yang sejak tadi melipat kedua tangannya didada kemudian berjalan mendekati sang istri yang masih mengamati Erick dan Alice yang sedang membantu Nicholas melepas semua pakaian yang ia gunakan.     

"Apa kau suka dengan kejutan ini?" Jack berbisik lirih ditelinga Anne.     

Anne menoleh dan menatap tajam pada Jack yang berdiri dibelakangnya. "Lain kali jangan berikan aku pesta penyambutan seperti ini jika ada orang lain yang dikorbankan, kau tidak lihat betapa kacaunya Nicholas? Tega sekali."     

"He, kau tak suka kejutan ini karena Nicholas?"tanya Jack tak percaya.     

Anne mengendikkan bahunya. "Kau kira-kira saja sendiri." Anne mengulurkan tangannya pada Luis agar memberikan Christian padanya.     

"Saya bisa membawanya, Nyonya,"ucap Luis pelan menolak halus permintaan Anne agar memberikan bocah lelaki yang sedang tertidur pulas itu pada ibunya.     

Kedua mata Anne berlikat tajam, penuh kemarahan. Ia lantas mendekati Luis dan langsung meraih tubuh putranya dari pelukan Luis. "Menahan sakit karena melahirkan saja aku mampu, lalu kenapa menggendong putraku sendiri yang sedang tidur aku tak mampu?"     

"Tapi dalam perutmu sedang ada princess kita, sayang,"celetuk Jack menyahut perkataan Anne.     

Anne yang sudah menggendong Christian menoleh ke arah Jack. "Lalu kenapa memangnya? Lagipula putriku tak akan keberatan jika aku menggendong kakaknya."     

Setelah berkata seperti itu Anne kemudian melangkahkan kakinya menuju lift dengan Christian di gendongannya, karena Llift sudah berada dilantai satu Anne tak membutuhkan waktu lama untuk menunggu. Ia pun langsung masuk kedalam lift menuju lantai dua meninggalkan semua orang yang saat ini nampak sangat terkejut melihat sikap sang nyonya yang marah dan tak suka pesta kejutan yang disiapkan untuknya karena melihat Nicholas berpakaian seperti wanita.     

Dari semua orang yang nampak terkejut melihat sikap Anne hanya Luis satu-satunya orang yang bersikap tenang dan kini bahkan sedang menghisap cerutunya, what the hell.     

"A-apa kejutan kita gagal, Tuan?"tanya Erick serak pada Jack yang masih menatap ke arah Anne yang baru saja keluar dari lift dan masih menggendong Christian menuju kamar tidur mereka tanpa kesulitan, padahal saat ini perutnya sudah sangat besar karena ada princess mereka. Oh Tuhan, wanita marah benar-benar mengerikan.     

Jack menghela nafas panjang. "Entahlah, aku juga bingung. Yang jelas saat ini lebih baik kalian jangan ada yang menyinggung soal kejadian tadi, aku yakin Anne pasti tidak suka." Wajah Jack terlihat sendu, memperlihakan kekecewaan yang sangat besar saat ini.     

Mendengar perkataan sang tuan membuat semua orang yang ada dilantai satu merasa bersalah, termasuk Nicholas yang saat ini sudah berhasil melepas semua atribut penyamarannya.     

"Apa perlu aku minta maaf pada Nyonya, Tuan?"tanya Nicholas lirih, ia merasa bersalah karena sudah muncul dihadapan Anne dengan keadaan kacau.     

Jack menggelengkan kepalanya. "Jangan, biarkan Anne menenangkan diri. Kalau dia sedang marah seperti ini lebih baik kita berikan waktu padanya, aku tak mau ia bertambah marah jika kita mengganggunya lagi."     

Nicholas menganggukkan kepalanya, begitu juga dengan Erick dan Alice. Mereka semakin merasa bersalah karena sudah membuat pesta kejutan untuk sang nyonya gagal.     

Saat semua orang sedang kecewa Luis tiba-tiba terbatuk, pria yang sudah dilarang untuk merokok itu rupanya lupa dan membuat semua orang panik karena melihatnya menggenggam cerutu. Terutama Jack yang langsung marah dan merebut cerutu yang dipegang Luis.     

"Perhatikan kesehatanmu, Luis,"bentak Jack dengan keras, ia benar-benar tak melihat Luis mulai menghisap cerutunya.     

Luis tersenyum. "Satu batang cerutu tak akan membuatku mati, Tuan."     

"Fuck, jangan bicara soal kematian dan lagi kau harus berumur panjang. Ingat tugasmu, Christian harus kau didik dengan baik agar dia menjadi pria hebat yang tak terkalahkan. Jadi jangan coba-coba meninggalkan tugas yang sudah kau emban itu, Luis." Kedua mata Jack membulat sempurna saat bicara.     

Luis kembali tersenyum lebar. "Tenang Tuan, orang penuh dosa sepertiku pasti akan sulit mati. Jadi anda jangan khawatir, Tuan muda pasti akan aku didik menjadi pria yang luar biasa."     

"Jangan berjanji, Luis. Aku tak suka, lebih baik kau buktikan dan untuk itu kau harus membuang kebiasaanmu ini. Aku tak mau Christian menghirup racun dari rokok-rokok yang kau hisap."     

Luis tiba-tiba bangun dan langsung memberikan pose memberi hormat pada Jack. "Yes sir."     

Jack tak merespon perkataan Luis, suasana hatinya sangat buruk saat ini. Karena kesal Jack akhirnya memutuskan untuk naik ke lantai dua menyusul anak dan istrinya, Jack ingin memastikan kondisi Anne dan putri mereka baik-baik saja. Melihat Anne menggendong Christian yang sudah bertambah berat membuat Jack hampir gila tadi, namun karena Anne sedang marah alhasil ia tak bisa melakukan apa-apa selain diam saat menyaksikan Anne menggendong Christian menuju kamar mereka.     

Setelah sang tuan tak terlihat dari pandangan mereka satu persatu pelayan mulai meninggalkan tempat itu untuk kembali melanjutkan pekerjaannya masing-masing, ternyata pesta kejutan yang dibuat penuh ketegangan itu sia-sia. Sang nyonya tak suka dan justru marah saat ini.     

Raut kekecewaan pun tergambar jelas pada Erick, Alice dan Nicholas yang masih berdiri didekat Luis yang masih melihat ke arah Jack yang naik ke lantai dua.     

"Apa yang kami lakukan salah, Luis?"tanya Alice pelan pada Luis yang kini tengah tersenyum.     

Luis menoleh ke arah Alice. "Nyonya adalah wanita yang sangat baik, ia tak suka melihat ada salah satu orang terdekatnya mengalami kesulitan. Karena itu saat mengetahui kalau Nicholas sudah bersusah payah seperti tadi rasanya wajar kalau Nyonya marah."     

"Lalu apa yang harus kami lakukan sekarang, Luis? Semua kejutan yang sudah kami buat untuk Nyonya jadi sia-sia,"celetuk Nicholas putus asa.     

Luis terkekeh. "Percayalah, tak ada yang sia-sia. Sekarang berikan Nyonya waktu, aku yakin setelah ia tenang semuanya pasti akan lebih baik. Percayalah, Nyonya itu sangat baik, dia tak mungkin tak menghargai semua usaha kalian ini."     

Erick, Nicholas dan Alice menganggukkan kepalanya secara bersamaan, baru kali ini ketiga orang kepercayaan Jack itu terlihat sangat sedih karena pekerjaan mereka tak disukai sang nyonya. Agak berlebihan memang, tapi sepertinya mereka bertiga memang cocok dengan Jack yang sama-sama memiliki sifat yang ajaib dan sulit dimengerti orang lain.     

Luis pun kembali tersenyum lebar saat melihat ketiga asisten sang tuan duduk di satu sofa yang sama sambil saling menyenderkan tubuh satu sama lain, sungguh sangat menggemaskan melihat tiga orang cerdas itu mengalami kekecewaan.     

Saat Jack sampai dikamar ia tersenyum saat melihat Anne sudah tidur diranjang bersama Christian, suasana kamar yang dingin rupanya membuat Anne yang belum puas tidur kembali terlelap. Dengan hati-hati Jack duduk disamping Anne yang sedang tidur miring.     

"Terima kasih atas semuanya sayang, terima kasih atas semua pengorbananmu selama berbulan-bulan ini. I love you Anne, aku sangat mencintaimu. Entah apa jadinya aku jika setelah tiba di Luksemburg tak bertemu denganmu dulu, percayalah Anne aku akan membuatmu dan anak-anak bahagia selama-lamanya. Andai saja Mommy dan Daddy masih hidup mereka pasti akan sangat menyayangi dan mencintaimu, sama seperti aku yang cinta mati padamu Anne,"ucap Jack pelan sambil terus meraba-raba pipi Anne yang lebih berisi sejak hamil.     

Karena terbawa suasana akhirnya Jack pun ikut merebahkan tubuhnya dibelakang Chistian, beruntung ranjang mereka sudah diganti ke ranjang yang paling besar sehingga saat dipakai tidur tiga orang masih cukup nyaman dan luas. Dengan penuh kasih Jack mengecup kening putranya yang sedikit basah karena keringat.     

"Slepp well baby boy, kau akan menjadi kakak yang luar biasa untuk adikmu, sayang. Terima kasih sudah terlahir dalam keadaan sehat dan sempurna meskipun tanpa Daddy disampingmu dulu, sayang. I love you Christian, i love you."     

Ucapan Jack terdengar makin lirih bersamaan tertutupnya kedua mata indahnya saat menyusul anak dan istrinya menuju alam mimpi, senyum Christian mengembang. Seolah anak itu tahu apa yang diucapkan sang ayah padanya, bocah lelaki tampan itu terlihat semakin mirip dengan Jack seiring pertumbuhannya. Pewaris keluarga Clarke yang diidam-idamkan mendiang tuan David Clarke semasa akhir hidupnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.