I'LL Teach You Marianne

Salah lagi



Salah lagi

0Berita kepulangan Jack dan Anne akhirnya terdengar ditelinga Giselle, setelah keputusannya untuk bekerja sendiri untuk menghancurkan rumah tangga Jack dan Anne selama lima bulan terakhir Giselle lebih sibuk di perusahaannya menggantikan posisi sang ayah menjadi CEO di perusahaan keluarganya.     
0

Tanpa diketahui siapapun Giselle masih menginginkan Jack dengan sangat besar, bahkan disela-sela kesibukannya mengurus perusahaan Giselle mencoba mencari tahu apa yang dilakukan Jack di Luksemburg. Kedua orang tua Giselle mengira kalau putri semata wayangnya itu sudah berhasil melupakan seseorang Jackson Knight Clarke, melihat betapa sibuknya ia di kantor. Namun dugaan suami istri itu salah, pasalnya kegilaan Giselle pada Jack ternyata semakin besar. Bahkan password yang digunakan untuk membuka ponselnya adalah kombinasi hari kelahiran Jack, Giselle benar-benar sudah bersumpah hanya akan menikah dengan Jack. Cinta pertama sekaligus pahlawannya di sekolah.     

Meski begitu hubungannya dengan Frederick juga tetap berjalan baik, wanita itu tetap berkencan dengan perwira polisi itu. Bahkan beberapa kali Giselle menginap di rumah Frederick yang tentunya membuat kedua orang tua Frederick bahagia karena putranya kembali menjalin hubungan dengan seorang Giselle Allen yang berasal dari keluarga baik-baik dan terpandang, Frederick sendiri juga tak tahu kalau kekasihnya tak mencintai dirinya. Giselle hanya memanfaatkan Frederick untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya pada Jack, bahkan ketika mereka bercinta pun Giselle membayangkan Jack yang sedang memasuki tubuhnya bukan Frederick. Namun Frederick yang tak tahu apa yang ada dalam bayangan sang kekasih merasa bahagia, ia sangat puas setiap kali bercinta dengan Giselle. Tak jarang Giselle lah yang memimpin permainan ranjang mereka, hal itu Giselle lakukan semata-mata karena ia merasa sedang bercinta dengan Jack. Pria bermata biru cinta pertamanya, warna mata yang juga dimiliki oleh Frederick. Satu-satunya alasan Giselle mau menjadi kekasihnya.     

"Fuck, wanita itu kenapa tak mati saja. Kenapa dia masih hidup, kenapa dia tak mati. Bukankah banyak wanita hamil yang mati, kenapa dia masih hidup. Dasar wanita rubah sialan, perebut suami orang."     

Giselle mengutuk Anne dengan kedua tangan yang terkepal diatas meja pasca ia membaca pesan yang dikirimkan mata-matanya yang mengawasi kediaman Jack, selama lima bulan terakhir ini Giselle memang tak terlihat melakukan apapun. Tapi dia diam-diam sudah membayar beberapa orang untuk mengawasi gerak-gerik Jack, baik saat berada di Luksemburg ataupun di Jenewa. Bahkan yang paling gila ia juga sudah menempatkan beberapa orang anak buahnya untuk tinggal di sekitar kediaman Jack, sehingga semua aktivitas Jack langsung ia ketahui termasuk saat Jack harus bolak-balik Jenewa-Luksemburg untuk urusan kantor.     

Kedua mata hazel Giselle menyipit penuh kemarahan, ia benar-benar marah saat ini. Mengetahui Anne datang bersama Jack ke Jenewa membuat rasa cemburunya semakin besar.     

Drrrtt     

Drrrtt     

Getaran ponsel yang berada di atas meja akhirnya membuat kesadaran Giselle kembali, dengan sedikit malas Giselle meraih ponselnya. Ia tahu siapa yang menghubunginya di jam makan siang seperti ini.     

"Yes."     

"Tebak, aku berhasil membawa kabar baik untukmu, darling." Suara Frederick terdengar penuh semangat di ujung telepon.     

Kedua mata Giselle melebar. "Apa maksudmu?"     

"Shopia Higgins, aku berhasil menemukan keberadaan Shopia Higgins dan kedua orangtuanya,"jawab Frederick dengan cepat.     

"Oh ya, dimana pemain piano terkenal itu saat ini?"     

Frederick kemudian mengatakan semuanya kepada sang kekasih dengan penuh semangat, setelah pencarian selama hampir 2 tahun akhirnya Frederick berhasil menemukan keberadaan Shopia Higgins dan kedua orang tuanya yang saat ini sudah berada di Rottach-Egern di tepi Danau Tegernsee, salah satu desa terindah yang ada di Jerman.     

"Menurut informasi yang aku dapatkan dari anak buahku, saat ini Shopia mengajar piano di sebuah sekolah musik kecil yang ada di daerah itu. Sementara kedua orang tuanya menjalankan bisnis Hotel keluarga dan yang aku dengar Shopia juga sudah menikah dengan salah satu penduduk di daerah itu, sepertinya wanita itu berhasil move on dari Jack dan menjalani hidup barunya bersama keluarga kecilnya yang baru,"ucap Frederick pelan mengakhiri laporannya.     

"Jadi Shopia Higgins si pianis sombong itu saat ini sudah jatuh miskin?" tanya Giselle dengan suara penuh ejek.     

Frederick terkekeh. "Aku tak tahu kategori miskin menurutmu, yang jelas perempuan itu saat ini sudah tinggal di daerah itu bersama keluarga barunya."     

Senyum Giselle mengembang, ia senang karena salah satu saingannya untuk mendapatkan Jack ternyata sudah tidak berdaya. Giselle masih mengingat jelas bagaimana senyum sombong Shopia setelah bertunangan dengan Jack puluhan tahun yang lalu, saat itu Sophia menjadi pusat perhatian semua orang di pesta. Dan hal itulah yang membuat Giselle akhirnya memutuskan untuk mempercantik dirinya, ia ingin seperti Sophia yang bisa mendapatkan laki-laki tampan seperti Jack.     

"Ok, aku harus melanjutkan pekerjaanku terima kasih atas laporannya,"ucap Giselle pelan saat akan mengakhiri pembicaraannya.     

"No, jangan diputus darling. Aku masih rindu padamu, kita sudah satu minggu tak bertemu. Aku rindu padamu,"sahut Frederick dengan cepat.     

Giselle mengangkat satu alisnya. "Aku sedang datang bulan, kau ingat jadwal datang bulanku bukan?"     

"Aku tahu, aku ingin bertemu denganmu bukan karena ingin bercinta. Aku hanya ingin…"     

"Sudah ya, pekerjaanku menumpuk nanti aku hubungi lagi, bye."     

Tuttt…     

Di kantornya wajah Frederick langsung masam saat teleponnya dimatikan secara sepihak oleh sang kekasih, padahal sebenarnya ia masih ingin berbicara dengannya karena rindu setelah tak bertemu selama satu minggu karena mereka berdua sama-sama sibuk. Namun karena tahu sifat Giselle yang mudah marah akhirnya Frederick pun mengalah, ia lebih memilih untuk pergi makan siang bersama rekan-rekan kerjanya ketimbang pergi menghampiri Giselle di kantornya.     

Setelah mematikan telepon Frederick, Giselle pun bergegas mengeluarkan sebuah buku diary dari dalam laci mejanya. Sebenarnya itu bukanlah diary biasa, pasalnya itu adalah sebuah rencana-rencana jahat yang ingin ia lakukan dalam menyingkirkan wanita-wanita yang berada di dekat Jack. Karena tahu Shopia Higgins sudah tak berbahaya Giselle kemudian mencoret namanya dari daftar orang yang ingin ia singkirkan, kini dalam daftar itu tersisa nama Anne yang sebenarnya sudah ia corat-coret.     

"Kau harus pergi dari hidup Jack, akulah yang pantas mendampinginya. Hubungan kami sudah terjalin lebih dari 15 tahun, bahkan saat kau belum mengetahui siapa dirinya. Jadi lebih baik kau segera tinggalkan Jack wanita rubah, Jack ditakdirkan Tuhan untuk menjadi suamiku, suami Giselle Allen,"ucap Giselle lirih sambil menusuk foto Anne untuk yang kesekian kalinya.     

Foto dan nama Anne dalam buku catatan milik Giselle itu sudah tak terbentuk lagi, pasalnya sudah tak terhitung banyaknya Giselle mencoret-coret nama dan foto Anne ketika sedang kesal. Karena tahu Jack tak memiliki banyak kekasih akhirnya Giselle hanya mempunyai 2 daftar nama wanita yang ada dalam buku catatannya itu, yang pertama adalah nama Shopia yang pernah menjadi tunangan Jack dan Anne yang kini menjadi istri sah Jack. Karena sudah mengetahui nasib Shopia yang sudah jatuh miskin akhirnya kini pusat perhatian Giselle hanya tertuju kepada Anne, satu-satunya wanita yang harus ia segera singkirkan supaya tujuannya tercapai. Mimpinya selama puluhan tahun untuk bisa mendampingi Jack akan segera terwujud sesaat lagi setelah ia mampu menyingkirkan Anne.     

Setelah mencoret nama Shopia dari buku catatannya Giselle kemudian meraih ponselnya untuk mengirimkan pesan pada Jack, ia berniat berbasa-basi pada Jack menanyakan kabar. Namun pada saat menyadari pesan yang ia kirimkan ke nomor ponsel Jack tak terkirim kemarahan Giselle meledak.     

"Fuck, ini pasti karena ulah wanita rubah itu. Dia pasti yang sudah mempengaruhi Jack untuk memblokir nomor ponselku, Marianne sialan. Dasar perempuan miskin, perempuan bodoh.. aarrgghhhh…"     

Giselle melampiaskan kemarahannya dengan melempar barang-barang yang ada di meja kerjanya, nafasnya naik turun menunjukkan betapa marah dirinya saat ini pada Anne. Dalam otak Giselle saat ini sudah terpenuhi rencana rencana jahat untuk menyingkirkan Anne dari sisi Jack.     

Mansion Jack.     

Anne terbangun karena merasa lapar, putri kesayangannya sepertinya sudah minta makan lagi. Padahal tadi saat berada di pesawat sebelum tidur, Anne sudah memakan banyak sekali makanan enak yang sudah disiapkan oleh Noah yang ikut mengantar mereka ke bandara.     

"Rupanya aku sudah tidur satu jam, pantas saja aku lapar,"ucap Anne dalam hati saat melihat jam yang masih terpasang di tangannya.     

Saat Anne akan bangun dari ranjang ia menoleh ke arah Christian dan tersenyum ketika melihat Jack tidur sambil memeluk Christian dengan erat. Bahkan yang lebih menggemaskan lagi Christian nampak sedang membalas pelukan sang ayah, tangan kecilnya saat ini sudah berada di tubuh Jack. Melihat pemandangan langka itu Anne segera meraih ponselnya dan langsung mengambil banyak foto akan kemesraan ayah dan anak yang sangat mirip itu, meskipun Christian masih kecil namun tulang hidung dan struktur wajahnya sangat mirip dengan ayahnya. Hal ini membuat Anne yakin jika nanti pada saat Christian sudah dewasa ia pasti akan menjadi seperti Jack dan akan sulit dibedakan dengan ayahnya.     

"Sangat tidak adil, Mommy yang mengandungmu, Mommy yang melahirkanmu dengan taruhan nyawa, Mommy juga yang membesarkan seorang diri selama 3 tahun dengan cinta dan air mata. Tapi kenapa kau malah mirip dengan ayahmu, Chris. Mommy merasa sedih sekali,"ucap Anne pelan sambil tersenyum, sebenarnya ucapan Anne tidaklah benar-benar kesal.     

Jack yang sudah bangun tersenyum tipis mendengar perkataan Anne. "Itu karena aku benar-benar anak Daddy, Mom. Jadi Mommy bersabar saja."     

Anne menaikkan alisnya mendengar perkataan Jack.     

"Dasar serakah, awas saja jika princessku akan memiliki kemiripan denganmu lagi,"sahut Anne ketus sambil menyimpan ponselnya yang sudah berisi foto-foto Jack dan Christian dengan hati-hati dibawah bantalnya, Anne tak mau Jack besar kepala saat tahu dirinya sudah mengambil banyak sekali foto mereka saat sedang tidur.     

Jack terkekeh dan bangun perlahan supaya tidak mengganggu tidur Christian yang masih sangat pulas. "Princess adalah kesayanganku, jadi wajar saja kalau dia akan memiliki kemiripan denganku. Lagi pula bukankah kau harus bersyukur anak-anak kita memiliki anugerah keindahan wajah seperti ayahnya."     

"Ck, jadi kau kira aku tak pantas menurunkan kemiripan wajahku pada anak-anak begitu?"tanya Anne ketus dengan suara meninggi.     

Damn, Jack salah bicara lagi.     

"B-bukan begitu sayang, a-aku tak bermaksud untuk…"     

"Sudahlah, aku lapar. Aku ingin mencari makanan dibawah." Anne memotong perkataan Jack dan langsung bangun dari ranjang meninggalkan Jack bersama Christian.     

Plak     

"Hei mulut, kau harus hati-hati. Jangan bicara macam-macam, kau ini tak pintar-pintar sejak dulu!!"     

Jack memaki mulutnya sendiri setelah memukulnya perlahan menggunakan telapak tangannya, Jack mengutuk kebodohannya yang sudah membuat Anne marah lagi.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.