I'LL Teach You Marianne

Pembohong terbaik



Pembohong terbaik

0Setelah memberikan peringatan pada ketiga orang kepercayaannya Jack kemudian memilih bergegas pulang, hal itu ia lakukan semata-mata untuk menutupi rasa malunya karena sudah menceritakan masalah pribadinya dengan Anne. Karena pikirannya sangat kacau Jack sampai tak sadar sudah bicara yang tidak-tidak.     
0

"Tolong antar aku ke danau Jenewa, aku ingin memberi makan angsa di tempat itu,"ucap Jack pelan pada Ruby sang driver.     

"Siap Tuan."     

Dengan cepat Ruby memutar laju setirnya, mengambil jalan menuju ke danau Jenewa. Tempat yang banyak menyimpan kenangan untuk Jack, dulu saat ia kesal dan bertengkar dengan sang ayah Jack selalu datang ke danau Jenewa untuk sekadar memberi makan angsa-angsa yag berada di air. Dan kali ini ketika perasaannya sedang gundah Jack pun memutuskan pergi ke tempat itu, Jack belum siap bertemu dengan Anne kembali. Sungguh ia selalu sakit kepala jika berdekatakan dengan Anne, istrinya itu sangat menggodanya. Feromon yang dihasilkan tubuh Anne seolah mampu tercium oleh Jack meski ia dalam keadaan tidur sekalipun dan jujur saja itu sangat menyiksa dirinya.     

Jack tak munafik, seks adalah kebutuhan yang paling dasar dalam kehidupan rumah tangga. Dan begitu tahu Anne hamil Jack langsung menghubungi para dokter terbaiknya, ia menanyakan soal bahaya melakukan hubungan seks saat Anne hamil. Dan saat ini Jack sudah berhasil menahan hasratnya untuk tak bercinta ketika kehamilan Anne masuk dalam masa-masa yang rawan, tapi saat ini ketika usia kandungan Anne sudah memasuki usia 7 bulan jujur saja Jack sudah tak bisa menahan dirinya. Jack bukanlah orang suci yang tak akan tergoda tubuh indah seorang wanita, apalagi wanita yang sangat ia cintai. Namun karena Anne menolaknya Jack jadi berpikir dua kali jika ingin memaksakan kehendaknya, walau bagaimanapun saat ini Anne sedang mengandung buah cinta mereka. Seorang princess yang akan melengkapi keluarga kecil mereka.     

Lima belas menit kemudian Jack sudah tiba di danau Jenewa, ia langsung pergi ke sebuah toko kecil yang menyediakan berbagai macam makanan untuk ikan dan angsa yang hidup di danau Jenewa. Dengan senyum yang mengembang lebar Jack mulai melemparkan makanan khusus angsa yang ada ditangannya ke tengah danau, seketika puluhan ekor angsa mendatangainya. Mereka nampak bahagia mendapatkan makanan dari Jack.     

"Sepertinya mereka belum makan dari pagi, Tuan. Lahap sekali,"ucap Ruby pelan sambil terus ikut melemparkan makanan pada angsa-angsa itu.     

Jack tersenyum. "Tidak juga, angsa-angsa memang hewan yang menakjubkan. Selain mereka hanya akan setia pada satu pasangannya mereka juga akan berbagi makanan dengan penghuni danau yang lain."     

"Membagi makanan dengan penghuni danau yang lain, apa maksud anda , Tuan?"     

"Perhatikan ini,"ucap Jack pelan sembari melemparkan makanan angsa ke danau, seketika kerumunan angsa itu pun langsung menghampiri tempat dimana jatuhnya makanan yang dilempar oleh Jack.     

Ruby yang patuh pun lantas menatap pergerakan angsa-angsa yang sedang sangat lahap sekali memakan makanan yang diberikan oleh Jack itu dengan serius, ia bahkan sampai menyipitkan kedua matanya untuk memperhatikan lebih detail lagi.     

"Apa yang kau lihat?'tanya Jack pelan sambil tersenyum.     

Ruby menelan ludahnya dengan cepat. "Tidak ada hal aneh selain para angsa yang sedang makan itu, Tuan."     

"Perhatikan baik-baik Ruby, setiap kali aku melempar makanan angsa-angsa itu pasti kan membuat riak di permukaan air. Hal itu bisa menjadi salah satu penanda para ikan yang ada didalam danau tentang keberadaan makanan, padahal sebenarnya jika mereka mau para angsa itu bisa makan dengan tenang. Namun mereka memilih membuat kehebohan seperti itu, hal itu mereka lakukan untuk berbagi makanan yang mereka dapatkan dengan para ikan. Sangat mengagumkan sekali, bukan?"     

Ruby membeliakkan matanya, ia tak percaya dengan ucapan Jack. Dengan rasa penasaran Ruby pun melemparkan makanan pada para angsa itu dan yes, Ruby melihat apa yang Jack katakan. Dibawah kaki para angsa itu terlihat puluhan ikan ikut memakan serpihan makanan yang keluar dari mulut angsa, sungguh pemandangan yang sangat luar biasa. Hal kecil yang tak pernah Ruby sadari selama 20 tahun ia hidup di dunia. Melihat Ruby terpesona dengan apa yang dilakukan para angsa itu membuat Jack tersenyum, saat akan mengambil softdrink miliknya secara tak sengaja Jack melihat seorang wanita hamil yang duduk di kursi tepat disamping tempat duduknya sekarang. Melihat dari besarnya perut wanita itu Jack bisa menebak kalau usia kehamilannya pasti tak berbeda jauh dengan Anne, pada awalnya tak ada yang aneh dari wanita itu sampai akhirnya tiba-tiba ia langsung menangis saat berbicara dengan ibunya ditelepon.     

Karena jaraknya yang dekat Jack bisa mendengar apapun yang wanita itu bicarakan pada ibunya ditelepon, dari kata-kata yang wanita itu ucapkan Jack bisa menebak kalau dia sedang menceritakan masa-masa sulitnya pada kehamilannya saat ini. Mulai dari rasa tak nyaman ketika tidur, sakit dipinggang dan mulai sesaknya ia ketika bernafas Jack dengar semuanya.     

"Kapan Mommy datang? Aku tak bisa melewati ini sendiri, seluruh tubuhku sakit, Mom. Aku juga sudah tak bisa tidur dengan nyenyak, rasanya dadaku sesak sekali,"isak wanita hamil itu dengan suara yang dapat Jack dengar.     

"Baiklah, aku akan tunggu kedatangan Mommy. Ya sudah ya Mom, sepertinya Rafael sudah datang menjemputku. Nanti aku hubungi lagi, bye Mom. I love you."     

Wanita itu bergegas mematikan panggilannya dan langsung meyimpan ponselnya kedalam saku bajunya saat sang suami datang mendekat, ekspresi kesedihan wanita itu pun hilang ketika suaminya sudah berdiri dihadapannya.     

"Bagaimana harimu?"tanya suami dari wanita itu dengan suara lembut sambil menyentuh perut istrinya.     

"Good, tak ada masalah."     

Pria itu tiba-tibe menundukkan kepalanya dan mencium perut buncit sang istri. "Hei baby, kau tak membuat Mommy repot bukan?"     

Wanita itu terkekeh dan menjawab perkataan sang suami sehingga membuat keduanya tertawa bersama, tak lama kemudian keduanya pun pergi dari pinggiran danau menuju mobil sederhana mereka dengan bergandengan mesra.     

"Wanita itu makhluk yang paling pandai menutupi perasaannya, Tuan,"celetuk Ruby tiba-tiba sambil tersenyum, rupanya Ruby juga ikut memperhatikan percakapan suami istri yang baru pergi itu.     

Jack langsung menoleh ke arah Ruby dengan cepat. "Apa maksudmu?"     

"Wanita itu sangat pintar Tuan, selain instingnya yang kuat mereka juga pandai menyembunyikan perasaannya. Sama seperti yang dilakukan wanita itu tadi, dia bisa menangis saat berbicara dengan ibunya. Berbagi keluh kesah dengan wanita yang melahirkannya, tapi saat suaminya datang tiba-tiba ia menjadi sekuat batu. Padahal sebelumnya ia mengeluh pada ibunya sampai menangis bukan? Dasar wanita, sulit sekali dimengerti. Setiap ucapannya adalah kebalikan yang yang ia katakan."     

Deg.     

Dada Jack terasa sesak tiba-tiba, perkaatan yang diucapkan Ruby sangat mengena padanya. Jack pun langsung terpikir pada Anne, hampir semua yang diucapkan Ruby terjadi pada Anne. Jack kembali mengingat-ingat saat Anne menolak dirinya untuk bercinta tiga hari yang lalu, cara Anne menolaknya terlihat sangat berbeda. Apalagi Anne juga sempat menggigit bibir bawahnya dengan cara sensual, damn. Jack bodoh, ia tak bisa membaca isyarat tersirat dari bahasa tubuh Anne.     

Tanpa bicara Jack kemudian langsung berlari menuju mobilnya dengan cepat yang langsung diikuti Ruby tak kalah cepat.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.