I'LL Teach You Marianne

Daddy's little princess



Daddy's little princess

0Setelah memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi Jack pun langsung keluar dari mobilnya dan bergegas lari mencari Anne, sementara itu Ruby yang duduk di sebelah Jack nampak sangat pucat. Bahkan ketika mobilnya sudah berhenti ia masih memegangi sabuk pengaman yang melingkar ditubuhnya, Ruby nyaris pingsan saat Jack mengendari mobil. Sungguh belum pernah dalam hidupnya ia duduk didalam mobil dalam kecepatan sangat tinggi seperti tadi, Jack benar-benar tak mau menyia-nyiakan waktu.     
0

Karena Jack kembali di luar jam ia pulang tak banyak pelayan yang menyadari kepulangannya, hanya ada satu pelayan saja yang menyambutnya itupun tak benar-benar menyambutnya karena ia tak sengaja berpapasan dengan Jack dibawah tangga. Setelah sampai di lantai dua Jack langsung mencari sang istri ke balkon, Jack hafal tempat favorit Anne bersantai namun baru saja akan melangkah kakinya ke arah balkon tiba-tiba Jack mendengar suara rintihan dari arah kamar dan Jack hafal sekali siapa sang pemilik suara itu.     

Dengan hati-hati Jack melangkahkan kakinya mendekati kamar dan langsung mematung saat melihat Anne sedang memijat kedua kakinya sendiri diatas ranjang, ekspresi kesakitan dan kelelahan sangat terlihat dari wajah Anne. Bahkan Anne sempat merintih dan menyebut nama Tuhan saat sedang memijat pinggang belakangnya dan apa yang Anne lakukan saat ini belum pernah ia tunjukakan sama sekali dihadapan Jack. Rasa sesak pun langsung menghampiri dada Jack saat melihat istrinya seperti itu, ternyata apa yang ada dalam bayangan Jack selama ini salah. Ia mengira Anne baik-baik saja karena ada puluhan pelayan yang selalu siap melakukan apa yang ia perintahkan, namun nyatanya apa yang ada dalam bayangan Jack tak seperti kenyataan yang baru ia lihat.     

Jack mengigit bibir bawahnya saat melihat Anne menengadahkan wajahnya ke langit-langit, ia terlihat sangat tidak nyaman sekali. Beberapa kali Anne juga terlihat menarik nafas dalam untuk melegakan dadanya yang terasa sesak, memasuki trimester ketiga adalah hal yang sangat melelahkan untuk seorang wanita hamil dan Anne sedang merasakan itu saat ini. Kedua mata Jack pun berkaca-kaca melihat apa yang Anne lakukan dibelakangnya, ia kini merasa bersalah karena sudah egois karena memikirkan tentang penolakan Anne tiga hari yang lalu.     

Menggunakan jemarinya Jack membersihkan air mata yang berkumpul di kedua matanya, ia kemudian melangkah ke belakang dengan hati-hati menjauhi pintu yang sedikit terbuka itu dan terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia berjalan dengan normal supaya jejak sepatunya terdengar.     

"Babe, kau dimana?"     

"Aku dikamar." Anne langsung berteriak keras menjawab panggilan Jack.     

Jack tersenyum, ia kemudian langsung bergegas menuju kamar dengan wajah yang tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa.     

"Jam berapa ini? Kenapa cepat sekali?"tanya Anne pelan.     

Jack yang sudah duduk di ranjang yang sedang Anne duduki kemudian meraba pipi Anne yang sedikit berisi. "Aku bos, ingat kan?"     

"Ck, jangan seperti itu. Jangan gunakan kekuasaanmu untuk bersikap semena-mena seperti ini, kasihan para pekerjamu. Ingat ada jutaan orang yang bergantung pada perusahaanmu,"sahut Anne dengan suara meninggi.     

Jack terkekeh. "Ada Christian yang akan mengurus perusahaan, jadi untuk apa aku harus..."     

"Jack!!"     

Jack tertawa lebar melihat Anne marah, sungguh istrinya sangat menggemaskan saat sedang marah seperti ini.     

"Jangan korbankan Christian, dia harus hidup normal seperti anak lainnya. Christian tak boleh menyentuh perusahaan sampai usianya cukup,"sahut Anne ketus. "Christian harus merasakan kehidupan normal seperti teman-temannya."     

Jack menyeka air mata yang keluar dari kedua matanya karena tertawa, ia kemudian meraih tangan Anne dan menciumnya penuh cinta.     

"Kau tenang saja, aku tadi hanya bergurau sayang. Lagipula aku punya ratusan staf ahli yang bisa membantuku mengurus perusahaan, kau tak usah takut. Selain itu aku punya dua asisten dan satu sekretaris yang sangat galak itu, jadi Christian akan tetap menikmati hidupnya dengan sangat baik sampai saatnya ia siap mengambil alih kepemimpinanku,"ucap Jack lembut.     

Anne terdiam mendengar perkataan Jack, ia mencerna kata demi kata yang diucapkan suaminya. Sebuah ciuman lembut dari Jack yang mendarat di pipi akhirnya membuat Anne sadar.     

"Kenapa melamun? Apa yang kau pikirkan?"     

"Tidak, aku tak memikirkan apa-apa,"jawab Anne singkat dengan senyum mengembang lebar.     

"Benarkah?"     

"Iya."     

Secara tiba-tiba Jack memeluk tubuh Anne dengan erat, ia juga mendaratkan ciuman di kening Anne berkali-kali yang membaut Anne tersenyum.     

"Pergilah mandi, setelah itu temani aku duduk dibalkon,"titah Anne pelan.     

Jack menggelengkan kepalanya. "Nanti, aku masih ingin memelukmu seperti ini."     

Anne terkekeh. "Nanti kalau kau sudah mandi kau bisa memeluk kami dengan erat lagi, Daddy."     

Dipanggil Daddy membuat Jack langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Anne namun ia tak langsung pergi dari hadapan Anne, Jack justru menatap Anne dengan tatapan dalam yang tak bisa Anne baca.     

Anne menggerakkan tangannya dan mendarat di pipi Jack. "Kau kenapa? Apa sudah terjadi masalah dikantor?"     

"Tidak ada."     

"Lalu kenapa kau menatapku seperti ini?"tanya Anne kembali.     

Sebuah senyum kembali mengembang di wajah Jack. "Memangnya kenapa kalau aku menatapmu seperti ini? Lagipula yang aku tatap adalah istriku sendiri yang sangat cantik, bukan orang lain. Kau boleh marah padaku kalau aku menatap wanita lain."     

"Jangan berani-berani ya, Jack!!!"pekik Anne dengan keras, kedua matanya langsung memberikan tatapan membunuh yang membuat Jack sedikit takut.     

Dengan mengangkat kedua tangannya di udara Jack pun langsung bangun dari ranjang dan berdiri disamping ranjang. "Ampun Nyonya, saya hanya bergurau. Saya hanya..."     

"Pergi, cepat mandi. Jangan sampai aku benar-benar marah padamu ya, Jack!!"     

Tanpa bicara lagi Jack pun langsung berlari menuju kamar mandi meninggalkan Anne yang terlihat siap melahapnya, well jangan cari masalah dengan ibu hamil.     

Setelah Jack menutup pintu kamar mandi Anne langsung menghela nafas panjang, ia lalu meraih botol air minumnya dan langsung menenggaknya sampai tandas. Baru mendengar Jack bergurau seperti itu saja sudah membuat Anne marah, padahal dulu saat Anne mengandung Christian ia sama sekali tak memiliki kerinduan apapun pada Jack. Tapi saat ini rasanya sangat berbeda, sepertinya bayi dalam perutnya kali ini sangat menyukai ayahnya.     

"Sesayang itukah kau pada Daddymu, princess?"ucap Anne pelan sambil meraba perutnya dengan lembut.     

Secara tiba-tiba sebuah tendangan dari dalam Anne rasakan, damn. Bayinya merespon ucapannya.     

"Ok..ok.. Daddy milikmu, tak akan ada siapapun yang bisa memilikinya termasuk Mommy."     

Sebuah tendangan yang lebih lembut kemudian Anne rasakan, ia terkekeh. Anak dalam perutnya sudah bisa diajak berkomunikasi dan hal itu membuat Anne semakin tak sabar untuk bertemu dengan putrinya, ia ingin melihat secantik apa wajah putrinya mengingat ketampanan Christian yang diwarisinya dari sang ayah.     

"See you soon, baby. Kau akan menjadi princess di keluarga ini, princess kebanggaan Mommy dan Daddy tentunya,"ucap Anne lembut sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya karena mengantuk.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.