I'LL Teach You Marianne

Bad Dream



Bad Dream

0Sejak pertemuan singkat yang berkesan itu nyonya Chaterine Ganke memiliki perasaan sendiri pada Anne, ia pun menjadi sering datang ke museum itu untuk sekedar berbincang dengan Anne atau mengajaknya makan siang.     
0

"Apa kau sudah punya kekasih, Anne?"tanya wanita tua yang murah senyum itu pada Anne.     

Anne yang kaget dan tak siap mendapatkan pertanyaan seperti itu langsung tertunduk. "S-siapa yang mau dengan gadis jelek sepertiku, Nyonya."     

"Kau cantik, pintar dan baik. Aku yakin sekali laki-laki yang mendapatkanmu pasti akan sangat bahagia,"ucap nyonya Chaterine lembut menyakinkan Anne.     

Anne terkekeh. "Lihat aku Nyonya, aku seperti ini. Siapa juga yang mau denganku? Sementara di luar sana banyak sekali gadis-gadis yang lebih cantik dan menarik daripada aku, gadis yang lebih berpendidikan dan berasal dari keluarga berada. Sedangkan aku hanya gadis yatim piatu miskin, yang buruk rupa."     

Nyonya Chaterine Ganke tersenyum, ia kemudian meraih tangan Anne dan menggenggamnya kuat. "Aku punya cucu laki-laki yang usianya tak jauh darimu, dia masih single dan tak punya kekasih. Apa kau mau menikah dengan cucuku, Anne?"     

Anne yang sedang menunduk langsung mengangkat wajahnya dan menatap wanita yang sudah tak muda lagi itu dengan tajam, bibirnya bergetar karena sangat terkejut. "A-anda bergurau kan, Nyonya."     

"Mana mungkin aku bergurau Anne, aku suka padamu. Kau gadis baik, pintar dan cantik. Leon pasti akan sangat beruntung jika ia menjadi suamimu,"jawab nyonya Chaterine Ganke dengan penuh semangat.     

"L-leon?"     

"Leonardo Ganke, cucuku satu-satunya. Kedua orang tua Leon meninggal saat ia masih kecil dan sejak itu Leon ikut denganku, meski Leon sedikit pemberontak tapi dia sangat patuh padaku. Jadi kau jangan takut, kalau kau menjadi istrinya akan kupastikan Leon membahagiakanmu dengan baik, Anne,"sahut nyonya Catherine Ganke sambil tersenyum lebar.     

Wajah Anne bersemu merah, dijanjikan seperti itu oleh seorang wanita baik hati yang baru ia kenal itu membuat Anne bagaimana. Karena Anne tak menolak nyonya Chaterine Ganke pun memeluk Anne dengan erat, ia bahagia Anne setuju menikah dengan cucunya.     

Tanpa Anne sadari tak jauh dari tempatnya duduk saat ini sahabat baiknya Steffi ikut mendengar percakapannya dengan nyonya Chaterine Ganke, ia mendengarkan semua pembicaraan mereka termasuk permintaan nyonya Catherine yang menginginkan Anne menikah dengan cucunya.     

Sebenarnya Steffi sudah mencoba mendekati nyonya Chaterine Ganke beberapa hari yang lalu dalam kesempatan yang berbeda, namun wanita tua itu tak merespon semua kebaikan yang ia berikan. Bahkan dengan terang-terangan nyonya Catherine Ganke justru menanyakan keberadaan Anne, padahal saat itu Steffi sudah sengaja melakukan apapun yang diminta oleh wanita itu namun ternyata yang dicari oleh wanita itu tetap Marianne lagi Marianne lagi. Hal ini akhirnya membuat Steffi menjadi kesal dan mulai membandingkan dirinya dengan Anne yang menurutnya tak ada apa-apanya itu, Steffi merasa jauh lebih cantik daripada Anne. Ia bahkan juga lebih pandai berdandan dan bergaul daripada Anne, selama tiga bulan ini bahkan Steffi sudah mendapatkan banyak teman.     

Setelah mendengar rencana Chaterine Ganke yang ingin menjodohkan Anne dengan cucunya secara spontan Steffi mencari tahu siapa Leonardo Ganke yang disebut oleh wanita itu, kedua matanya langsung terbuka lebar saat melihat wajah tampan Leon yang muncul di banyak sekali artikel. Pria muda kaya raya itu terlihat sangat perkasa, bahkan banyak melihatnya dari ponsel saja Steffi sudah bergairah. Seketika niat jahat pun timbul di kepala Steffi.     

"Kau tak akan bisa memiliki pria ini, Marianne. Leonardo Ganke milikku, lihat saja. Akan kubuat pria ini takluk padaku, tak akan ada pria yang bisa menolak kecantikan dan kemolekan tubuhku. Termasuk lelaki perkasa ini, Leonardo Ganke,"desis Steffi lirih penuh tekad, kedua matanya masih menatap ke arah Anne yang sedang makan bersama nyonya Chaterine Ganke yang sulit ia taklukkan.     

Karena hari sudah semakin sore akhirnya Steffi memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, ia yakin Anne akan diantar menggunakan mobil mewah milik nyonya Catherine Ganke seperti biasanya ketika wanita tua itu datang berkunjung. Rasa iri dan cemburu Steffi pun semakin menjadi-jadi, ia kesal sekali melihat Anne mendapatkan semua kemewahan yang ia mimpikan.     

Diantar jemput dengan mobil mewah, kartu kredit dan beberapa perhiasan sudah Anne dapatkan dari nyonya Chaterine Ganke. Meski Anne sudah menolaknya puluhan kali namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena nyonya Chaterine terus memaksanya untuk menggunakan perhiasan yang sudah Ia berikan itu, alhasil Anne pun tak bisa menolak lagi. Ia pun pasrah dan menerima cincin pemberian nyonya Chaterine Ganke dan memakainya di jari manisnya yang mana hal itu semakin membuat Steffi meradang karena iri.     

Karena tekadnya sudah bulat Steffi pun kemudian mendatangi Ganke Inc Production, ia ingin mencoba mendekati Leon. Steffi yakin sekali dengan kecantikannya Leon bisa tunduk padanya, setelah naik taksi selama hampir 30 menit dan cukup banyak menghabiskan uangnya Steffi pun tiba di gedung kantor milik keluarga Ganke. Nama Ganke Inc Production terlihat jelas di dinding gedung.     

"Wah, mereka benar-benar orang kaya rupanya. Tidak, kau tak boleh gagal Steffi. Kau harus menjadi nyonya Ganke, bukan di buruk rupa itu. Kau tak boleh gagal, ini kesempatanmu untuk bisa hidup mewah. Kau harus berhasil,"gumam Steffi lirih dengan tangan terkepal saat sudah berdiri di depan kantor Ganke Inc Production, kekokohan perusahaan yang memproduksi film-film animasi terbaik itu membuat nafsu Steffi semakin membara. Keinginannya untuk bisa menjadi nyonya besar dari sebuah keluarga kaya akan segera terwujud.     

Dengan penuh percaya diri Steffi melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung Ganke Inc Production, ia bahkan membuka dua kancing teratas kemejanya saat ini. Tekad Steffi sudah bulat, ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan Leonardo Ganke. Sekalipun harus menyerahkan tubuhnya pada pria yang belum pernah ia temui itu, karena Steffi sudah pintar dan sering melihat film-film aksi di rumahnya dulu alhasil Steffi tak mengalami kesulitan sama sekali. Ia berhasil melewati pemeriksaan id card di pintu masuk, saat para security bertanya perihal id cardnya Steffi bisa memberikan alasan yang masuk akal. Steffi berdalih id-cardnya tertinggal di ruang meeting, karena saat ini bosnya sedang berada di ruang meeting bersama Leonardo ganti dari Ganke Inc Production. Ia mengatakan harus keluar dari kantor sebentar karena harus menyerahkan dokumen pada klien yang ada di luar kantor.     

Mendengar perkataan Steffi yang sangat lancar dan tak mencurigakan itu akhirnya keempat security itu percaya, apalagi melihat penampilan Steffi yang mempesona.     

"Wanita itu seharusnya menjadi model, kalian lihat tubuhnya kan?"     

"Iya, benar-benar pahatan Tuhan yang sempurna."     

"Dadanya, bokongnya, pinggangnya ukhh indah sekali."     

"Ssstt jangan keras-keras, nanti nona itu dengar."     

Para security itu pun terkekeh, mereka lalu kembali pada tugasnya meski masih menatap Steffi yang sudah berjalan menjauh. Mendengar perkataan para security itu membuat Steffi tersenyum, kepercayaan dirinya pun menjadi semakin tinggi saat ini.     

Saat melihat sebuah mesin yang harus ia lewati untuk masuk ke area lift Steffi sedikit khawatir, pasalnya untuk melewati mesin itu semua orang harus menempelkan id card mereka di area khusus. Sementara dirinya tak memiliki id card khusus itu.     

"Tidak, kau harus terus melangkah Steffi. Kau sudah sejauh ini, kau tak boleh gagal. Ayo Steffi, kau bisa. Gunakan otakmu yang cerdas, lihatlah di depan matamu ada tumpukkan uang yang menanti. Ayo Steffi kau pasti bisa."     

Steffi bicara sendiri dalam hati saat melangkahkan kakinya ke area khusus itu dsn pada saat hampir putus ada tiba-tiba Steffi melihat rombongan staf Ganke Inc Production yang baru saja kembali dari ruang luar, tiba-tiba sebuah rencana gila pun terlintas dalam otak Steffi. Ia berakting, berpura-pura mencari id card miliknya tepat didepan mesin yang harus ia lewati itu.     

"Ada yang bisa dibantu, Nona?"tanya salah satu staf pria yang baru saja datang itu pada Steffi, melihat wanita cantik nan seksi mendapatkan kesulitan membuat pria manapun menjadi iba termasuk rombongan staf yang baru saja kembali dari luar itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.