I'LL Teach You Marianne

Precious moments



Precious moments

0Saat sampai dirumah Anne dikejutkan dengan keberadaan dokter Caitlyn yang sudah duduk dengan tenang bersama Jack dan Luis di ruang tamu, secara spontan Anne langsung berlari mendekati salah satu dokter terbaik keluarga Clarke itu sehingga membuat Jack dan Luis bangun secara bersamaan.     
0

"Anda tak berubah dok, masih cantik seperti dulu,"ucap Anne pelan memuji penampilan dokter Caitlyn yang masih tetap sama seperti tiga tahun yang lalu.     

Dokter Caitlyn meraba wajah Anne dengan lembut. "Kau benar-benar wanita hebat, Anne. Aku bangga padamu."     

Wajah Anne memerah, ia tahu kemana arah pembicaraan sang dokter. "Itu juga karena bantuan anda, dok."     

Dokter Caitlyn menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Tidak, bukankah sejak awal aku sudah mengatakan kalau semua itu tergantung padamu. Tapi sudahlah, jangan dibahas lagi. Yang terpenting saat ini putramu sudah tumbuh dengan luar biasa."     

"Anda sudah bertemu dengan Christian, dok?"     

"Sudah, aku bahkan sudah bermain dengan anak luar biasa itu. Percayalah saat dia dewasa nanti, dia akan menjadi pemuda idaman semua wanita cantik, Anne,"jawab dokter Caitlyn lirih berbisik pada Anne.     

Anne terkekeh mendengar perkataan dokter Caitlyn, ia tak sadar kalau saat ini Jack sedang menatapnya tanpa berkedip seperti akan memakannya hidup-hidup.     

"Seharian ini kau dari mana, Anne?"tanya Jack dingin.     

"Mengelilingi kota bersama Erick dan Nicholas, kalau tak percaya tanya saja pada mereka,"jawab Anne dengan cepat, berlindung dengan membawa nama Erick dan Nicholas.     

Mendengar namanya disebut oleh sang nyonya membuat wajah kedua pria itu langsung pucat, mereka tak berani mengangkat wajahnya menatap sang tuan yang saat ini sedang memancarkan kemarahan yang sangat besar.     

Jack melepaskan kedua tangannya dari dada dan meraih gelas wine yang ada diatas meja. "Duduklah, dokter Caitlyn ingin melakukan pemeriksaan padamu."     

"Pemeriksaan? Memangnya aku kenapa? Aku baik-baik saja,"jawab Anne dengan cepat.     

Dokter Caitlyn langsung memegang tangan Anne dengan lembut. "Bukan pemeriksaan besar, aku hanya melakukan pemeriksaan rutin saja. Tadi Tuan dan Luis sudah, sekarang giliranmu."     

"Oh begitu, tapi tidak akan sakit kan, dok?"     

Dokter Caitlyn menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, aku hanya akan mengambil sedikit darahmu saja."     

"'Ok."     

Dokter Caitlyn pun langsung mengajak Anne untuk duduk di sofa khusus yang sudah disiapkan para pelayan sebelumnya, setelah Anne duduk dengan tenang dokter Caitlyn pun mulai melakukan tugasnya. Menggunakan jarum kecil dokter Caitlyn mulai mengambil sedikit darah Anne, Jack menyipitkan matanya saat melihat Anne meringis ketika jarum mulai masuk ke tubuhnya.     

Setelah merasa darah yang dibutuhkan cukup dokter Caitlyn pun mulai menarik jarum yang ada ditubuh Anne keluar dan membalut luka Anne menggunakan plaster khusus yang sudah diberi cairan alkohol.     

"Setelah ini kau harus istirhat, kau pasti lelah sekali setelah menjelajah kota,"ucap dokter Caitlyn hangat.     

Anne terkekeh. "Lelah tapi menyenangkan dok, aku bisa bebas melakukan yang aku mau tanpa dilarang oleh di Mr. Over protektif itu." Anne berbisik pada dokter Caitlyn lirih.     

Dokter Caitlyn tersenyum lebar mendengar perkataan Anne, meski sudah punya anak Anne masih seperti dulu. Masih menyenangkan dan dokter Caitlyn senang uang dan kemewahan yang Anne dapatkan dari Jack selama ini tak mengubahnya. Karena tujuannya sudah selesai akhirnya dokter Caitlyn pamit, ia harus segera ke rumah sakit untuk melanjutkan tugasnya yang belum selesai.     

"Naiklah, bersihkan tubuhmu aku tunggu di meja makan. Kita makan..."     

"Aku sudah kenyang, perutku tak akan mampu menerima makanan lagi. jadi sepertinya setelah mandi aku akan langsun tidur,"sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Jack. "Oh iya, Christian dia sudah tidur, Luis?"     

Luis menganggukkan kepalanya. "Sudah Nyonya, setelah bermain dengan dokter Caitlyn tak lama kemudian tuan muda tidur."     

"Baiklah kalau begitu, aku naik ya. Bye."     

Anne langsung naik ke lantai dua tanpa rasa bersalah Erick dan Nicholas yang saat ini tak berani mengangkat wajahnya, mereka berdua menyesali keputusannya pergi bersama sang nyonya siang ini.     

"Kalian berdua ikut aku, kita bicara di taman."     

"Baik Tuan." Erick dan Nicholas menjawab secara kompak.     

Luis hanya menggelangkan kepalanya melihat tingkah kedua pemuda itu yang saat ini akan mendapatkan kemarahan dari sang tuan, karena masih belum mengantuk Luis pun pergi ke bekas kamar sang tuan besar yang saat ini dijadikan perpustaan. Ia ingin membaca beberapa buku sebelum tidur, seperti kebiasannya setiap hari saat keluarga sang tuan belum datang.     

Erick dan Nicholas berdiri dengan wajah tertunduk dihadapan Jack yang sudah duduk dengan posisi tegak di sebuah kursi yang ada ditangan, untuk beberapa saat Jack belum membuka mulutnya. Ia masih menggoyang-goyangkan gelas wine yang ada ditangannya sambil terus menatap tajam ke arah kedua asistennya yang baru pulang itu.     

"Apa tak ada yang ingin kalian katakan padaku?"tanya Jack pelan memecah keheningan.     

Bruk     

Erick dan Nicholas pun langsung berlutut dihadapan Jack secara bersamaan, padahal Jack tak memerintahkan mereka untuk berlutut.     

Jack mengernyitkan keningnya. "Yang minta kalian berlutut siapa?"     

"Maaf Tuan, maafkan kesalahan kami hari ini,"sahut Erick dengan cepat.     

"I-iya Tuan, maafkan kami. Tolong jangan pecat kami, kami hanya menemani Nyonya saja, Tuan."     

Jack memijat keningnya menggunakan satu tangannya yang lain. "Bangunlah, jangan seperti itu. Lagipula yang mau memecat kalian itu siapa? Aku hanya ingin bertanya apa yang sudah kalian lakukan hari ini bersama istriku, diluar. Kenapa kalian tiba-tiba berlutut seperti ini?"     

Erick dan Nicholas saling pandang beberapa saat sampai akhirnya mereka bangun dari tanah dan kembali berdiri tegak dihadapan sang tuan, secara bergantian mereka mulai menjawab apa yang sudah mereka lakukan hari ini bersama sang nyonya di luar. Selama kedua asistennya bicara Jack tak menyela sama sekali, ia hanya diam dengan sesekali menganggukkan kepalanya sembari mengoyang-goyangkan gelas wine ditangan kanannya.     

"Next kalau seandainya istriku mengajak kalian keluar lagi tolong jaga dia dengan baik, aku percayakan keselamatannya pada kalian,"ucap Jack pelan tak lama setelah Erick dan Nicholas menyelesaikan perkataannya.     

"Next...J-jadi kami tak dipecat, Tuan?"tanya Nicholas polos.     

Jack tertawa lebar. "Mana mungkin aku memecat kalian, jangan berpikir terlalu jauh. Lebih baik kalian sekarang mandi, setelah itu susul aku ke meja makan. Temani aku..."     

"Tapi kami benar-benar sudah kenyang Tuan, tadi Nyonya sudah memaksa kami makan makanan yang dia pesan di tiga cafe yang berbeda." Untuk pertama kali dalam hidupnya Erick memotong perkataan Jack dengan cepat untuk menolak ajakannya makan.     

Jack langsung menaikkan satu alisnya. "Menghabisakan semua makanan yang ia pesan di tiga cafe berbeda?" Jack mengulang ucapan Erick sembari menahan tawa.     

"Iya Tuan." Erick dan Nicholas menjawab kompak dengan memasang wajah memelas.     

Tawa Jack yang sudah ditahan sejak tadi pun akhirnya pecah, sungguh ia tak bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Istrinya benar-benar mengerikan dan kini sudah memakan dua korban sekaligus setelah dirinya.     

"Ok..ok...kalian bisa langsung tidur saja, aku akan makan sendiri,"ucap Jack pelan disela-sela tawanya.     

Tanpa membantah kedua pria malang itu pun segera meninggalkan sang tuan sendirian ditaman untuk masuk kedalam rumah, saat Erick dan Nicholas berjalan masuk kedalam rumah Jack kembali tersenyum saat menyadari kedua asistennya itu sudah melepas ikat pinggangnya masing-masing. Sepertinya hari ini Anne benar-benar sudah menyiksa mereka secara maksimal, Jack kemudian menenggak wine terakhir yang berada digelasnya. Ia kembali mengingat perkataan dokter Caitlyn beberapa jam yang lalu.     

"Kali ini aku tak akan menyiakan-nyiakan moment ini, aku akan selalu disampingmu, babe,"ucap Jack lirih sambil memutar replika cincin pernikahannya yang baru ia buat beberapa hari lalu di Jenewa.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.