I'LL Teach You Marianne

don't leave me



don't leave me

Tiga hari sudah berlalu, Anne dan Jack benar-benar menikmati liburan berdua mereka tanpa gangguan apapun. Baik pekerjaan maupun Christian, Jack sudah meminta Erick dan Luis menghandle semua hal selama mereka berdua ada di Australia. Beruntung Christian sudah lengket pada Luis, sehingga ia tak lagi menangis histeris mencari ibunya. Dibantu Alice yang masih tinggal di mansion Luis mengasuh Christian dengan sangat baik.     

Anne menatap wajahnya yang kurang tidur di depan kaca rias yang berada di kamar, sejak terbangun pagi buta ia tak bisa tidur lagi. Anne sudah terlalu rindu pada putra pertamanya, ia masih kesal dengan kejadian tadi malam dimana tak ada satupun orang yang mengangkat teleponnya. Padahal ia ingin berbicara dengan Christian untuk melepas rindu, karena itulah pagi-pagi sekali Anne sudah terbangun.     

"Babe…"erang Jack serak dari atas ranjang, pria itu mencari Anne dengan mata yang belum terbuka.     

"Aku disini,"jawab Anne pelan tanpa menoleh.     

Jack kemudian meraba-raba sisi ranjangnya untuk mencari Anne. "Dimana? Kau turun dari ranjang?"     

Anne tersenyum tipis, tanpa bicara ia pun berjalan mendekati ranjang kembali dan langsung duduk ditempat biasa ia berbaring.     

"Aku dari kamar mandi,"jawab Anne pelan berbohong.     

Jack membuka kedua matanya dan langsung menyambar tubuh Anne ke pelukannya kembali.     

"Jack!"     

"Aku masih mengantuk, ayo tidur lagi. Dua jam lagi baru turun untuk sarapan, kau butuh istirahat."     

"Aku tak akan bisa beristirahat jika kau terus seperti ini, Jack,"sahut Anne dengan cepat, wajahnya sedikit memerah saat merasakan kejantanan suaminya kembali keras dan besar ketika menyentuh kulit pahanya.     

Jack terkekeh. "Salahkan dia, jangan aku. Dia akan bangun seperti itu karena tahu siapa pemiliknya, babe."     

"Kau yang mengaturnya, jadi jangan asal bicara seperti itu. Dasar mesum."     

Tawa Jack semakin keras. "Hanya padamu Anne, hanya padamu aku semesum ini."     

"Benarkah? Lalu bagaimana saat kau hidup dalam memory Alan empat tahun yang lalu? Bukankah saat ini kau menikmati gaya hidup yang sangat bebas, dengan menjalin hubungan kontrak bersama para wanita."     

Kedua mata Jack langsung terbuka sempurna, perkataan Anne langsung membuatnya sadar. Pelukannya ditubuh Anne pun juga langsung mengendur sampai akhirnya terlepas, perlahan Jack bangkit dan bersandar pada pinggiran ranjang.     

"Maafkan aku, saat itu tubuhku benar-benar tidak dikendalikan oleh aku sendiri Anne. Pikiran Alan-lah yang menguasai tubuhku,"ucap Jack lirih penuh sesal.     

"Benarkah? Tapi apa memori kejadian itu masih kau ingat? Maksudnya saat tubuhmu masih dikendalikan oleh ingatan Alan apa semua yang aku lakukan saat itu masih kau ingat sampai saat ini?"tanya Anne kembali.     

Jack menatap tajam ke arah Anne. "Meskipun aku masih mengingatnya apa kau akan marah padaku?"     

"Tergantung."     

"Anne, aku serius,"ucap Jack dengan mata yang membulat sempurna.     

Anne tersenyum. "Semua kesalahan yang kau lakukan dalam keadaan sadar saja sudah aku maafkan, Jack. Apalagi kesalahan yang tak kau sadari seperti itu, aku tahu saat itu tubuhmu bukan dikuasai oleh pikiranmu. Karena itu aku memakluminya, memangnya kau pikir bagaimana bisa aku memaafkan kesalahanmu saat di villa pribadimu tiga tahun yang lalu semudah itu kalau aku tak tahu siapa kau yang sebenarnya Jack? Setelah aku tahu kalau laki-laki yang memperkosaku adalah laki-laki yang selama dua tahun aku tunggu semua kemarahanku hilang, memang aneh tapi itu faktanya. Aku benar-benar mencintaimu, Jack. Sehingga semua kesalahanmu dengan mudah aku maafkan, tapi sampai detik ini kau masih meragukan cintaku, kan? Sungguh kau benar-benar luar biasa."     

Lidah Jack langsung elu mendengar semua perkataan Anne, ia tak bisa bicara. Sungguh semua yang diucapkan oleh Anne sangat membekas di hatinya apalagi saat Anne menyinggung soal perbuatan bejatnya di villa tiga tahun yang lalu, yang sudah memaksakan kehendaknya pada Anne secara beringas. Padahal saat itu Anne masih suci dan belum terjamah laki-laki manapun.     

Melihat Jack hanya diam Anne tersenyum, ia pun memutuskan untuk menyegarkan tubuhnya di kamar mandi meninggalkan Jack diranjang seorang diri. Selama Anne mandi otak Jack terus bekerja, kejadian demi kejadian yang sudah ia lalui bersama Anne selama mereka menikah berputar kembali dalam ingatannya. Sungguh Anne tak pernah membuatnya kecewa, selama ini dialah satu-satunya orang yang membuat pertengkaran terjadi. Rasa sesal pun kembali menggelayuti diri Jack, ketakutannya akan kehilangan Anne pun kini menjadi semakin besar.     

Anne yang sedang berendam di Bathtub merasa heran saat melihat pintu kamar mandi tak kunjung terbuka, padahal biasanya ketika ia sedang mandi Jack pasti akan segera menyusulnya. Namun setelah sepuluh menit berlalu pintu kamar mandi masih tertutup rapat seperti saat Anne menutupnya, karena merasa penasaran Anne kemudian beranjak dari bathtub dan berbilas di shower yang berada di dekat bathtub. Dengan menggunakan piyama mandi dan handuk kecil yang ia pakai untuk melilit rambutnya yang basah Anne keluar dari kamar mandi, ia terkejut saat melihat Jack masih duduk dalam posisi terakhir ia meninggalkan suaminya itu masuk ke dalam ke dalam kamar mandi.     

Jack masih duduk di atas ranjang dengan pandangan kosong, seketika rasa takut pun mendatangi Anne. Ia takut Jack akan kembali seperti dua tahun yang lalu, kehilangan kesadarannya. Tanpa pikir panjang Anne langsung mendekati ranjang, ketika baru mengulurkan tangannya untuk menyentuh Jack secara tiba-tiba Jack langsung menarik tangannya dan memeluknya erat.     

"Jangan pergi Anne, jangan tinggalkan aku. Aku tak bisa hidup tanpamu, aku mohon jangan tinggalkan aku,"ucap Jack dengan cepat.     

Anne menaikkan satu alisnya. "Siapa yang akan meninggalkanmu, Jack?"     

Jack tak menjawab pertanyaan Anne, ia justru semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Anne. "Aku kehilangan arah tanpa kau disisiku, Anne. Sudah cukup Anne, sudah cukup kita berpisah. Aku tak mau kau pergi lagi dariku."     

Anne menepuk punggung Jack dengan lembut berkali-kali. "Aku tak akan pergi, memangnya siapa yang akan pergi? Jangan bicara sembarangan."     

"Di masa depan seandainya kita bertengkar atau sedang berselisih paham aku mohon tolong jangan pernah tinggalkan aku, tetaplah berada di sampingku dan jangan pergi dari rumah. Aku tak bisa kehilanganmu lagi Anne, lebih baik aku yang keluar dari rumah dari pada harus kau yang pergi. Jadi aku mohon dari sekarang tolong jangan pernah tinggalkan aku lagi, aku benar-benar bisa menjadi orang yang tidak waras kalau kau tak ada disampingku."     

Anne terkekeh. "Aku tidak pergi atas kemauanmu sendiri Jack, kau yang mengusirku. Mana mungkin aku masih tetap berada disisimu jika kau sudah mengusirku seperti dulu."     

Jack menggigit bibir bawahnya dengan kuat, perlahan ia melepaskan pelukannya dari tubuh Anne dan bergerak turun dari ranjang sehingga membuat Anne bingung. Belum sempat membuka mulutnya Anne tiba-tiba dikagetkan dengan apa yang Jack lakukan.     

"Jack..jangan!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.