I'LL Teach You Marianne

Who is jack?



Who is jack?

0Mendengar perkataan Alan membuat emosi Anne tak terbendung lagi, tanpa pikir panjang Anne lalu menginjak kaki alan sekuat tenaga.     
0

"Awww..."     

"Itu hukuman untuk monster sakit jiwa sepertimu Alan!!"sahut Anne dengan cepat begitu ia terbebas dari pelukan Alan yang tengah kesakitan.     

Setelah berkata seperti itu Anne bergegas masuk ke dalam hotel meninggalkan suami dan anak buahnya di depan pintu masuk hotel, Anne terus berlari menuju lift yang baru terbuka. Melihat Anne berlari seperti itu membuat Alan tersenyum, sehingga membuat Nicholas dan para bodyguard yang lain bingung.     

"Kaki anda..."     

"Kakiku baik-baik saja Nick, aku hanya berakting tadi. Pura-pura kesakitan supaya Anne senang,"jawab Alan dengan cepat sambil tersenyum.     

Nicholas pun tersenyum lebar mendengar perkataan sang tuan, ia benar-benar tak menyangka tuannya akan melakukan hal yang paling murahan seperti itu untuk menyenangkan istrinya.     

"Ya sudah ayo masuk, aku tak mau membuat istriku menunggu terlalu lama di atas,"ucap Alan kembali sambil berjalan masuk ke dalam hotel.     

"Apa maksud tuan seperti itu? Apa nyonya sudah mulai bisa menerima Tuan?"tanya seorang bodyguard kepada Nicholas setengah berbisik.     

"Mana kutahu, ya sudah ayo masuk. Jangan sampai tuan marah,"jawab Nicholas singkat.     

Para bodyguard itu pun langsung masuk ke dalam hotel mengikuti Nicholas yang tengah menyusul Alan yang sudah sampai di depan lift yang masih dalam perjalanan menuju lobby, begitu pintu lift terbuka Alan langsung masuk kedalamnya diikuti Nicholas dan para bodyguard yang lain. Meskipun Nicholas dan para bodyguard lainnya berada di lantai yang berbeda dengan Alan, akan tetapi mereka tetap mengikuti sang tuan sampai di lantai tertinggi di hotel itu.     

Begitu tiba di lantai paling atas Alan dan anak buahnya keluar dari lift dan langsung menemukan Anne yang tengah berdiri di jendela menatap ke arah luar, melihat Anne kembali melamun seperti itu Alan kembali tak tenang. Ia pun memerintahkan Nicholas dan yang lain untuk pergi meninggalkan dirinya, tanpa diperintah dua kali Nicholas dan para bodyguard yang lain pun langsung balik kanan dan meninggalkan sang tuan bersama istrinya. Setelah yakin anak buahnya pergi Alan lalu mendekati Anne yang masih berdiri di samping jendela.     

"Kenapa kau suka sekali berdiri di samping jendela seperti ini Anne?"tanya Alan tiba-tiba sambil memeluk perut Anne dari belakang.     

"Akhh Alan..."     

"No, jangan mendesah. Aku tak bisa menahan diriku Anne,"sahut Alan cepat memotong perkataan Anne.     

"S-siapa yang mendesah? Jangan asal bicara!"ucap Anne penuh emosi sambil mencoba melepaskan tangan Alan yang tengah berada di perutnya.     

Alan tersenyum ketika melihat Anne melepaskan pelukannya, selama ini ia tak pernah mendapatkan penolakan sama sekali dari para gadis cantik yang ia dekati. Karena itulah ketika Anne berulang kali menolaknya Alan justru merasa semakin tertantang dan berusaha untuk menaklukkan Anne yang masih sangat liar itu.     

"Oh jadi itu tadi bukan desahan, ok mungkin aku salah dengar saja. Lalu apakah ini sebuah pertanda karena aku merindukanmu Anne, jadi aku mengalami halusinasi karena mengingat-ingat malam indah itu saat kau mengerang kesakitan karena...."     

"Stop!!! Jangan bahas itu, aku tak mau mendengarnya!!"pekik Anne dengan keras memotong perkataan Alan yang akan membahas malam mengerikan itu.     

"Kenapa kau tak mau mendengarnya? Itu adalah malam yang sangat indah untuk kita Anne, seharusnya kita melakukan dokumentasi waktu itu supaya..."     

"Alannn stop!!! Aku mohon jangan bahas itu, aku mohon hikss…"ucap Anne memelas dengan air mata yang siap turun dari kedua matanya.     

Melihat sikap yang ditunjukkan oleh Anne membuat Alan tak melanjutkan perkataannya, ia tak tega melihat Anne seperti itu. Ada rasa sesak yang teramat besar dalam dadanya ketika melihat Anne seperti itu, dengan penuh rasa bersalah Alan meraih Anne dan memeluknya erat. Meski Anne memukul dadanya berkali-kali karena menolak dipeluk, namun akhirnya Alan tetap berhasil merengkuh Anne dalam pelukannya.     

"Maaf, maafkan aku Anne. Aku hanya bergurau Anne."Alan meminta maaf lirih setengah berbisik.     

"K-kau jahat...kau jahat Alan. Aku benci padamu."     

"Iya kau boleh membenciku tapi jangan menangis, ya sudah ayo masuk ke kamar. Aku tak mau ada orang yang melihat kita seperti ini."     

Mendengar kata kamar membuat tubuh Anne kembali menegang seketika dan hal itu berhasil Alan rasakan.     

"Tenang, aku tak akan melakukan hal itu. Kau jangan takut,"ujar Alan dengan cepat mencoba untuk menenangkan Anne.     

Anne mengangkat wajahnya dan menatap Alan yang juga sedang menatapnya. "Kau serius? Kau tak bohong?"     

"Iya, aku janji. Aku tak akan memaksamu untuk melakukan itu,"jawab Alan sambil tersenyum kecut.     

Anne terdiam beberapa saat, ia tak merespon perkataan Alan. Rasa takut dan kebenciannya pada Alan masih sangat besar, sehingga ia sulit sekali percaya kepadanya. Tak lama kemudian Alan mengajak Anne untuk masuk kedalam kamar, begitu berada dikamar Alan membawa Anne menuju ranjang. Kedua kaki Anne pun seketika mengeras ketika menyadari Alan akan membawanya ke ranjang.     

"Alan…"     

"Hanya berbincang, banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu Anne."Alan langsung menyahut perkataan Anne, Alan tahu apa yang saat dipikirkan oleh Anne saat ini.     

Anne yang tak percaya begitu saja masih berdiri di tempatnya, menahan dirinya sekuat mungkin supaya Alan tak membawanya ke ranjang.     

"Kalau kau seperti ini kau justru membuatku terpancing Anne, percayalah aku hanya ingin berbicara saja denganmu. Tidak melakukan apapun seperti di villaku atau di hotel transit tadi malam."     

"Kau tak bohong kan?"     

Alan menggelengkan kepalanya perlahan menjawab pertanyaan Anne, saat sudah merasa yakin Anne pun akhirnya mau diajak pergi ke ranjang. Begitu sampai di ranjang super nyaman itu Anne langsung mengambil posisi duduk sejauh mungkin dari Alan, ia bahkan menggunakan bantal untuk dipeluk.     

"Apa yang ingin kau katakan?"tanya Anne dengan cepat.     

"Ceritakan tentang dirimu, latar belakangmu, orang-orang terdekatmu, sahabatmu, pekerjaanmu atau mantan kekasihmu,"jawab Alan dengan cepat meminta Anne untuk menceritakan tentang dirinya. "Meskipun aku sudah tahu semua informasi tentangmu dari Nicholas tapi aku belum puas, aku ingin mendengarnya secara langsung darimu. Terutama soal pria bernama Jack yang sering kau sebut."     

Deg     

"Da-darimana kau tahu soal Jack ?"tanya Anne kembali, Anne takut Alan hanya mengujinya.     

"Cih... bagaimana aku tak tahu jika kau sudah menyebut namanya berkali-kali saat sedang bersamaku, aku ingin tahu pria seperti apa yang membuatmu masih menyebut namanya saat kau menjadi milikku seutuhnya malam itu. Karena itulah aku sangat penasaran dengan sosoknya,"jawab Alan serius, kedua matanya berkilat menunjukkan keseriusan.     

Anne yang tak menyangka akan mendengar pertanyaan seperti itu dari Alan bingung harus menjawab apa, ia tak mungkin mengatakan kalau Jack memiliki wajah seperti Alan. Anne yakin sekali Alan pasti tak akan percaya.     

"Kenapa diam Anne, jangan uji batas sabarku. Jawab pertanyaan yang aku berikan tadi!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.