I'LL Teach You Marianne

Takdir baru



Takdir baru

0Dengan menahan rasa kantuk Paul mengendarai mobil menuju bandara untuk mengantar Linda dan Anne, saat mereka tiba di bandara beberapa mahasiswa lainnya sudah mulai banyak yang datang. Tak lama kemudian seluruh teman sekelas Anne dan Linda pun sampai, mereka semua pun mulai masuk ke area bandara karena pesawat akan segera take off. Setelah memastikan Anne dan Linda benar-benar terbang Paul baru pulang ke apartemen seorang diri dengan mengendarai mobil Anne, selama beberapa minggu kedepan ia akan sibuk seorang diri di toko bunga. Karena itu ia bergegas pulang untuk mempersiapkan diri pergi ke toko.      
0

Di dalam pesawat yang akan mengantar mereka ke Luxembourg perasaan Anne kacau sekali, entah mengapa tiba-tiba ia merasa sangat tak tenang dalam perjalanan kali ini. Padahal saat melakukan perjalanan menuju ke negara-negara yang lain ia tak merasa aneh sama sekali, baru kali ini Anne memiliki rasa aneh yang bergejolak di dalam dadanya.      

"Kau kenapa Anne?"tanya Linda pelan saat merasakan perubahan sikap Anne.      

Anne yang sedang menatap awan langsung menoleh ke arah Linda. "Entahlah Linda, perasaanku tak tenang sekali."      

"It's ok Anne, kita sering melakukan ini sebelumnya Anne. Seharusnya yang harus khawatir itu aku bukan kau Anne, Luxembourg kan menggunakan bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa nasional mereka selain bahasa Luxembourg dan bahasa Perancis. Dan kau adalah orang Jerman, jadi tak ada yang perlu ditakutkan Anne,"ucap Linda kembali sambil tersenyum lebar.      

Anne tersenyum mendengar perkataan Linda, ia lalu menolehkan wajahnya kembali menatap jendela untuk melihat awan. Meskipun hanya akan menempuh perjalanan selama 1 jam 15 menit Anne memilih untuk memejamkan kedua matanya sejenak, berharap agar perasaan aneh yang mengganggu dirinya hilang. Sementara Linda yang sudah sangat bersemangat sekali untuk tiba di Luxembourg nampak sedang membaca beberapa tempat menarik di Luxembourg dari sebuah flyer yang ia dapatkan sebelumnya di bandara, Linda benar-benar terpesona akan keindahan beberapa kastil yang masih terjaga keasliannya di Luxembourg.      

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 1 jam 15 menit pesawat yang dinaiki beberapa mahasiswa UAL jurusan fashion designer itu pun mendarat dengan mulus, satu persatu para mahasiswa itu pun turun dari pesawat menuju ke area lobby bandara dimana sudah ada orang suruhan profesor Gilbert yang akan membawa mereka ke hotel yang dipilihkan pihak kampus. Jadi selama kurang lebih 4 minggu ke depan mereka harus tetap tinggal di hotel itu dan tidak diizinkan untuk keluar dari hotel tanpa apa izin dari Profesor Gilbert. Apabila sampai melanggar peraturan penting itu maka profesor Gilbert akan langsung memberikan nilai D pada mereka, yang mana jika mereka mendapatkan nilai D mereka harus melakukan penelitian lagi semester depan dan hal ini tentu saja akan membuang waktu dan biaya yang tidak murah.      

"Waw...indah sekali kota ini."     

"Luar biasa Luxembourg yeaaaachhh."     

"Akh, aku sudah tak sabar untuk mulai terjun ke jalan melihat gaya pakaian orang-orang dinegara ini."     

"Iya aku juga, mereka pasti sangat luar biasa."     

"Aku dengar banyak sekali pria mapan dikota ini yang masih lajang, siapa tahu kita bertemu salah satunya hihi."     

"Wah benarkah? Kalau begitu aku sangat semangat sekali ini."      

Mendengar percakapan Gabriella dan teman-temannya Anne hanya tersenyum tipis, setelah mengenal Gabriella lebih dari dua tahun Anne tak terkejut sama sekali melihatnya. Setelah Anne keluar dari Ganke Inc Production dua tahun lalu Gabriella dan Isabel mendapatkan promosi, mereka berdua pun mendapatkan gaji yang cukup besar. Bersama Edward yang masih bertahan, kedua gadis itu akhirnya menyelesaikan magangnya di perusahaan asal Jerman itu dan bahkan mereka masih diperbolehkan mendaftar bekerja lagi diperusahaan itu jika sudah lulus. Tak lama setelah Anne keluar film animasi yang sempat diurus oleh Anne akhirnya diluncurkan hampir di semua bioskop yang ada didunia, hasilnya pun sangat baik. Film tentang perjuangan anak miskin itu pun mendapatkan keuntungan berlipat-lipat, nama Leon pun semakin bersinar yang otomatis membuat Steffi sebagai istrinya ikut terkenal. Karena sering datang berdua di berbagai acara penghargaan, Leon dan Steffi pun mendapatkan gelar sebagai pasangan suami istri paling harmonis yang tentunya membuat banyak orang iri.      

Karena popularitasnya yang menanjak secara otomatis Steffi berhenti mengganggu Anne, ia sudah tak memperdulikan Anne lagi. Karena bagi Steffi seorang Anne hanyalah lalat kecil yang tak berarti lagi dimatanya, bahkan Leon pun sekarang juga sudah terlihat tak tertarik lagi pada Anne. Karena itulah selama dua tahun terakhir kehidupan Anne cukup tenang, Leon hanya sekali datang menemui Anne tak lama setelah berita kematian Jack tersebar. Ia dengan angkuh menawarkan Anne kesempatan untuk menjadi wanitanya dengan membawa uang jutaan dollar, Anne yang sedang berduka karena kehilangan Jack tak bisa berkata-kata saat Leon merendahkannya seperti itu. Yang Anne lakukan kali itu hanya pergi dari harapan Leon tanpa bicara, dua bus sedang yang membawa mahasiswa UAL pun akhirnya tiba di sebuah hotel yang cukup nyaman di pusat kota Luxembourg. Banyak mahasiswa yang terkejut melihat pilihan hotel yang dipilih pihak kampus kali ini, mereka tak menyangka kali ini pihak kampus memberikan tempat tinggal yang bagus pada mereka tak seperti semester lalu dimana mereka harus tinggal di sebuah flat apartemen biasa yang membuat banyak yang protes terutama Gabriella dan teman-temannya.      

"Hotel kita bagus sekali Anne,"bisik Linda lirih pada Anne dengan jujur.     

"Iya,"jawab Anne singkat.     

"Ayo masuk, aku tak sabar ingin melihat kamar kita,"ucap Linda penuh semangat sambil menarik tangan Anne menuju lobby hotel, menyusul teman-temannya yang sudah masuk ke hotel indah itu untuk meminta kunci hotel masing-masing.     

Setelah mengantri cukup lama akhirnya Linda berhasil mendapatkan kunci kamarnya dan Anne, mereka berada di lantai tiga yang merupakan lantai paling rendah diantara teman-teman Anne yang lain. Namun hal itu tak menjadi masalah bagi Linda, asal bersama Anne ia siap ditempatkan di lantai berapapun. Dengan menggunakan lift para mahasiswa itu lalu naik ke kamar masing-masing, karena Linda dan Anne berada dilantai paling rendah mereka cepat sampai dilantai tujuan. Bersama beberapa mahasiswa lainnya Anne dan Linda mulai mencari kamar mereka, senyum Linda mengembang lebar ketika berhasil menemukan kamar mereka yang ada di paling ujung.      

"Jangan berlari Linda, ini bukan lomba,"ucap Anne pelan saat melihat Linda berlari menuju kamar mereka.     

"Aku tak sabar ingin masuk ke dalam Anne." Linda berteriak cukup keras merespon perkataan Anne.     

Tak lama kemudian Linda pun tiba di kamarnya dan bergegas masuk setelah menempelkan key card hotel, Linda berteriak histeris ketika melihat pemandangan dari kamarnya. Pasalnya dari kamar itu ia bisa melihat jalanan Luxembourg dan beberapa jalan setapak yang indah di sekitar taman.     

"Kita beruntung Anne, pemandangan kamar kita luar biasa indah,"ucap Linda berkali-kali.     

"Iya, kita beruntung,"jawab Anne datar tanpa ekspresi.      

Linda yang sedang berada di jendela langsung menoleh ke arah Anne yang sedang membuka kopernya, Anne ingin langsung merapikan pakaiannya ke dalam lemari dan mengeluarkan beberapa barang pribadinya termasuk laptop dan kamera serta beberapa berkas pentingnya. Linda tak percaya Anne langsung akan mulai bekerja, padahal mereka masih punya waktu sampai malam untuk beristirahat.      

"Come on Anne, kita masih punya banyak waktu untuk bersantai,"ucap Linda tak percaya saat melihat Anne mulai memeriksa kameranya.      

"Iya aku tahu, aku hanya ingin mempersiapkan semuanya. Jadi besok pagi saat kita mulai bekerja semuanya sudah siap,"jawab Anne dengan cepat.     

Linda melipat kedua tangannya di dada dengan cepat. "Aku tak percaya, aku mengenalmu dengan sangat baik Anne."     

Anne hanya tersenyum mendengar perkataan sahabat baiknya itu, ia pun kembali memastikan semua alat kerjanya baik-baik saja. Setelah memastikan kameranya bisa bekerja dengan baik Anne lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya supaya lebih segar, tak lama kemudian Anne kembali lagi ke ranjang dan duduk didepan meja rias. Anne mengikat rambut panjangnya ala ekor kuda dan menggunakan sunblock, Linda yang sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan Anne jika sudah memakai sunblock pun bergerak cepat. Ia melingkarkan tasnya dan memasukkan ponselnya kedalamnya serta berganti sepatu yang lebih nyaman dan langsung berdiri disamping Anne.     

"Linda…"     

"Akh jangan banyak omong, aku tahu rencanamu. Ayo cepat aku ikut,"sahut Linda ketus memotong perkataan Anne.     

"Kau memang kecintaanku Linda, ya sudah ayo kita jalan-jalan,"jawab Anne penuh semangat.      

Linda menjulurkan lidahnya merespon perkataan Anne, yang disambut senyum tanpa rasa bersalah oleh Anne. Tak lama kemudian mereka berdua pun keluar dari kamar dan bersiap mengeksplor kota Luxembourg, kota yang akan membawa takdir baru untuk seorang Anne.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.