I'LL Teach You Marianne

Platonic Love



Platonic Love

0"Kau yakin Nick?" Alan kembali bertanya pada Nicholas dengan suara meninggi.     
1

Nicholas yang sedang duduk di bangku kemudi menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan sang tuan, Aaric yang sudah sangat bersemangat ingin pergi ke hotel tempat Anne berada dikejutkan dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Nicholas yang mengatakan kalau para mahasiswa University of the arts London akan menginap di hotel lain pasca kejadian tadi siang. Dimana saat ini mereka sudah berada di perjalanan menuju hotel baru tempat mereka akan tinggal.     

"Ya sudah ayo pergi, susul mereka,"ucap Alan kembali.      

Nicholas menoleh ke arah belakang menatap wajah tuan mudanya. "Tak semudah itu Tuan, kalau misalkan kita datang saya takut mereka akan ketakutan lagi dan besar kemungkinannya kalau mereka akan pindah hotel lagi atau bahkan akan kembali ke London."     

"What? Kenapa bisa seperti itu? Apa hubungannya dengan kedatangan kita ke hotel baru mereka?"tanya Alan bingung     

"Jelas ada hubungannya Tuan, saat ini mereka pasti masih ketakutan akan apa yang terjadi tadi siang dan kalau misalkan kita datang mereka akan berpikir yang tidak-tidak. Dan itu akan sangat beresiko, mereka saat ini pasti masih sangat waspada pada orang-orang asing Tuan,"jawab Nicholas dengan cepat.      

Alan diam, ia mencerna kata demi kata yang diucapkan oleh Nicholas. Tak lama kemudian sebuah senyum tersungging di wajahnya.     

"Kau benar Nick, mereka pasti akan lebih waspada lagi. Tapi itu kalau kita datang tiba-tiba, lain ceritanya kalau misalkan kita sudah berada di hotel itu terlebih dahulu,"ucap Alan dengan mata berbinar-binar.     

"Apa maksud anda Tuan?"     

Bug      

Alan memukul kursi tempat Nicholas duduk. "Ayo pergi saja ke hotel itu, aku akan menjelaskan semuanya setelah tiba di tempat itu. Ingat kita harus lebih dulu tiba di hotel dari para mahasiswa itu."      

"Baik Tuan." Nicholas menjawab singkat perkataan sang tuan, ia lalu menginjak gas mobilnya dan menambah laju kecepatan mobil menuju hotel yang saat ini juga sudah dituju Anne dan teman-teman sekelasnya. Mereka langsung pindah ke hotel baru itu tanpa menunggu pagi karena susah ketakutan, pasca profesor Gilbert mengatakan kalau mereka mendapatkan hotel baru. Dengan serentak para mahasiswa itu bersiap pergi menuju hotel yang baru menggunakan shuttle bus milik hotel baru tempat mereka akan menginap.      

Perjalan menuju hotel kedua yang akan disinggahi para mahasiswa UAL terasa sangat lambat untuk Alan, padahal Nicholas sudah memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sampai akhirnya saat tiba ditempat tujuan Alan langsung turun dari mobil tanpa menunggu Nicholas terlebih dahulu, pihak hotel bintang tiga itu pun langsung shock saat dikunjungi seorang Alan Knight Clarke. Manager hotel yang awalnya ingin menyambut para mahasiswa UAL yang hampir sampai kini memilih untuk melayani dengan baik seorang Alan Knight dan memberikan tugasnya pada para pekerja hotel yang lain.      

"Sungguh suatu keberuntungan yang luar biasa hotel kami dikunjungi anda tuan Clarke, saya merasa seperti sedang bermimpi,"ucap sang manager hotel berkali-kali.      

"Jangan begitu, saya bukan siapa-siapa. Lagipula hotel ini sangat menarik, sudah cukup lama saya ingin datang dan baru kali ini ada kesempatan. Hmm oh iya fasilitas apa yang paling populer di hotel ini?"tanya Alan basa-basi mengulur waktu, pasalnya saat ini shuttle bus yang membawa para mahasiswa ual sudah tiba di lobby hotel.     

Alan sengaja berlama-lama dengan sang manager hotel karena ingin melihat Anne, manager itu pun dengan semangat menjelaskan beberapa fasilitas andalan yang berada di hotelnya sementara itu Alan yang yang sudah mengalihkan konsentrasinya kepada Anne tak mendengarkan satu patah kata pun sang manager. Senyum Alan mengembang saat melihat Anne turun dari dalam bus, meskipun wajahnya pucat namun kecantikannya tak pudar sedikitpun. Bahkan dengan rambut yang acak-acakan seperti itu, ia justru terlihat mempesona di mata Alan. Sungguh perasaan aneh yang belum pernah Alan rasakan sebelumnya, padahal selama ini banyak wanita cantik nan seksi yang mendekatinya. Namun ia tak pernah seperti ini, sebuah perasaan tak jelas yang membuatnya sangat bahagia meskipun hanya melihat Anne dari jauh dan tanpa melakukan kontak fisik apapun.     

"Jadi begitulah tuan, jadi hari apa anda akan memakai hotel ini untuk acara tuan?"tanya sang manager hotel saat sudah selesai menjelaskan semua fasilitas di hotelnya.      

"Be-besok pagi, aku akan makan pagi di hotel ini. Jadi siapkan makanan terbaik kalian,"jawab Alan tergagap.     

"Baiklah Tuan, saya akan menyiapkan semuanya besok pagi,"ucap sang manager hotel itu dengan penuh semangat.     

Karena Anne sudah naik ke tangga menuju kamarnya Alan lalu memutuskan untuk pergi dari hotel itu, ia tak mau mengganggu waktu istirahat Anne. Dengan membawa kopi favoritnya Alan pulang bersama Nicholas, sepanjang jalan ia tersenyum saat mengingat bahagia Anne turun dari mobil. Nicholas yang sejak tadi berkonsentrasi membawa mobil tak berani mengganggu kesenangan sang tuan.     

"Besok pagi kita sarapan di hotel itu Nick,"ucap Alan tiba-tiba memecah keheningan di dalam mobil.     

"Apa??!!"     

Alan menipiskan bibirnya dan menatap ke arah spion, dimana Nicholas juga sedang menatapnya dengan bingung. "Iya, aku ingin kita sarapan di hotel itu. Aku sudah meminta manager hotel itu untuk menyiapkan semuanya dan tolong beritahukan pada beberapa manager untuk datang ke hotel itu juga, setelah makan kita akan meeting sebentar."      

Nicholas menelan ludahnya dengan susah payah, meskipun saat bicara Alan tak menggunakan nada tinggi namun ada sebuah keharusan dalam kalimat itu. Dengan cepat Nicholas pun mengiyakan perintah sang tuan, ia tak mau mendapatkan masalah karena membantah perkataan tuannya yang sedang sangat penasaran pada Anne itu. Nicholas pun menambah laju kecepatan mobil untuk kembali ke kediaman Clarke, pasalnya setelah ini ia masih harus menghubungi sekitar sepuluh manager untuk datang ke hotel yang baru saja ia tinggalkan untuk makan pagi bersama sang tuan.      

****     

London, Inggris     

Sejak Jack dinyatakan tewas Aaron menjadi pria yang lebih pendiam, ia tak menyangka kalau Jack akan pendek umur seperti itu. Meskipun Aaron benci pada Jack karena berhasil memenangkan hati Anne, namun Aaron tetap sedih saat tahu Jack meninggal karena kecelakaan di selat Inggris.      

Selama dua tahun ini pula Aaron menyibukkan diri dengan perusahaanya, proyek besarnya bersama tuan Bob di Northampton berjalan sukses. Ia mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari hasil penjualan bangunan apartemen itu, begitu pula dengan Tuan Bob. Nama Aaron dan Connery Corporation pun semakin bersinar di Inggris, ia juga berhasil memenangkan beberapa penghargaan atas desain bangunan apartemen yang ada di Northampton itu.      

"Bos, kau mendapatkan pesan lagi dari Candice Skyriver," ucap Daniel pelan saat Aaron masih sibuk dengan layar monitornya      

"Candice? Oh apa dia mau mengabarkan kalau sudah berhasil menandatangani kontrak dengan sebuah brand pakaian dalam asal Paris itu?"tanya Aaron pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.     

Daniel mengangkat ponselnya dan menunjukkan pesan dari Candice pada Aaron. "Aku rasa berguru bos."      

Aaron tersenyum tipis. "Abaikan, setelah dua tahun ia tak pernah menyerah rupanya."      

"Lalu anda sendiri dengan nona Anne bagaimana?" tanya Daniel langsung pada Aaron tanpa rasa takut.     

Mendengar Daniel menyinggung tentang perasaannya pada Anne senyuman di wajah Aaron pun hilang seketika, ia tak dapat membohongi perasaannya bahwa sampai saat ini ia masih sangat mencintai Anne. Semakin kuat usahanya untuk melupakan Anne semakin kuat pula senyuman Anne dalam memorinya.     

"Aku sepertinya terjebak dalam cinta platonic Daniel."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.