I'LL Teach You Marianne

Halusinasi



Halusinasi

0"Luksemburg? Apa yang dilakukan para mahasiswa itu disana?" Leon yang baru kembali dari Amerika serikat sangat terkejut mendapatkan laporan dari anak buahnya yang ia minta untuk mengawasi Anne.     
0

"Tugas akhir semester seperti biasanya tuan,"jawab seorang pria paruh baya dengan cepat.     

"Sudah berapa hari?"     

"Hampir dua minggu Tuan, jadwal mereka hanya empat minggu di negara itu."     

Leon terdiam mendengar perkataan anak buahnya, meskipun sudah tahu kalau university of art London sering mengirim mahasiswa jurusan fashion design ke luar negeri namun tetap saja Leon selalu tak tenang. Setelah Jack meninggal dua tahun lalu Leon mengira akan mudah memenangkan hati Anne kembali, namun ternyata dugaannya itu salah. Anne seperti batu yang tak terkikis, ia tak mempan dengan semua bujuk rayunya untuk kembali bersama.     

"Ok, aku terima laporanmu. Sekarang lebih baik kau pergi, lanjutkan pekerjaan kalian,"ucap Leon pelan mengusir anak buahnya itu untuk kembali bekerja.     

"Tapi nyonya Ganke, saya belum melaporkan apa saja yang dilakukan oleh istri anda itu Tuan,"sahut seorang anak buah Leon lainnya dengan cepat.     

Wayne Scott yang juga ikut Leon ke Amerika Serikat langsung membaca perubahan ekspresi wajah Leon saat salah satu anak buahnya itu menyinggung soal Steffi. "Kalian ikut aku,"     

"Baik Tuan,"jawab kelima pria berbadan kekar itu kompak.     

Tanpa berbicara kelima pria itu pun meninggalkan Leon seorang diri untuk mengikuti Wayne yang sudah keluar terlebih dahulu, begitu keluar dari ruangan Leon kelima pria itu langsung menundukkan kepalanya saat menyadari sudah berbuat salah. Wayne dengan tegas memberikan peringatan pada kelima pria itu untuk tak menyinggung soal Steffi di depan Leon, apalagi sampai menyebutnya dengan panggilan nyonya Ganke.     

"Ingat hal penting itu, jangan ulangi lagi kecuali kalau kalian sudah bosan bekerja dengan tuan Leon,"ucap Wayne Scott pelan menutup perkataannya.     

"Kami mengerti tuan Scott, maafkan kesalahan kami,"sahut kelima pria itu kembali dengan kompak.     

Wayne menurunkan kedua tangannya dari dada dan berkata, "Ya sudah, sekarang kalian lanjutkan kembali pekerjaan kalian. Jangan sampai tuan marah lagi."     

Dengan penuh tata krama kelima pria itu pun pergi dari hadapan Wayne untuk melanjutkan pekerjaannya lagi, selama mereka berbicara tak ada satupun staff Ganke Inc Production yang paham.     

Pasalnya Wayne dan kelima bodyguard itu berbicara menggunakan bahasa Jerman, setelah melihat kelima anak buahnya menghilang Wayne lalu masuk kembali ke ruangan sang tuan. Wayne berjalan dengan sangat pelan sehingga Leon yang benar-benar sedang fokus pada artikel tentang Luksemburg yang ada di layar monitornya tak menyadari keberadaan tangan kanan terbaiknya itu, tanpa bicara Wayne berdiri didepan meja Leon. Ia menunggu perintah lainnya dari sang tuan dan tak berani mengganggu tuannya itu, Wayne adalah orang yang sangat disiplin dan setia.     

"Steffi, apa yang dilakukan wanita itu selama aku tinggal tiga minggu ke Amerika Wayne?"Leon tiba-tiba bertanya pada Wayne memecah keheningan.     

"Tempat spa, salon, mall, berkumpul dengan teman-teman sosialitanya dan..."     

"Shopping." Leon langsung memotong perkataan Wayne.     

"Betul Tuan."     

Leon mengepalkan kedua tangannya dengan erat. "Apa anak buahmu tak melihatnya pergi dengan seorang pria?"     

Wayne menggelengkan kepalanya, ia tahu kemana arah pembicaraan sang tuan. Pasalnya selama ini Leon memang menunggu Steffi melakukan sebuah skandal perselingkuhan seperti itu, akan tetapi Steffi sepertinya tak tertarik pada pria lain. Ia masih sangat setia pada Leon dan tak tergoda para pria muda tampan seperti para gigolo simpanan teman-teman sosialitanya yang lain, Steffi tak mau membuat kesalahan semacam itu karena tahu Leon akan langsung mendepaknya ke jalanan kalau ia melakukan perselingkuhan. Maka dari itu ia lebih suka menghabiskan waktunya di klinik kecantikan untuk merawat wajah dan tubuhnya, asetnya yang berharga untuk memuaskan Leon.     

"Wanita itu pintar, dia tahu kalau aku akan langsung membuangnya jika mengetahui dia berselingkuh,"ucap Leon pelan memuji kecerdikan Steffi.     

"Pintar dan licik beda tipis tuan,"sahut Wayne datar.     

Leon menghela nafas panjang mendengar perkataan tangan kanannya itu. "Ya kau benar, wanita itu benar-benar licik. Ia seperti sudah tahu apa isi kepalaku, arrgghhh fuck... kalau begini aku tak bisa membuangnya Wayne."     

"Kalau anda benar-benar sudah jenuh padanya biar saya yang langsung mengurusnya Tuan."Wayne langsung menawarkan diri untuk menyingkirkan Steffi.     

"Jangan Wayne, aku tak mau kau mengotori tangamu dengan darahnya. Lagipula saat ini aku masih membutuhkannya untuk menjaga citraku di hadapan publik, aku harus terlihat sebagai seorang pengusaha yang baik dan sempurna. Kalau tiba-tiba Steffi mati maka publik dan rival bisnisku akan curiga, mereka pasti akan menggunakan segala cara untuk menghancurkan aku,"sahut Leon dengan cepat.     

Mendengar perkataan Leon membuat Wayne diam, beruntung ia mengkonfirmasi terlebih dahulu setiap rencana yang ingin ia lakukan pada sang tuan. Sehingga ia tak membuat masalah besar, seperti rencana yang ia buat untuk menyingkirkan Steffi dari hidup Leon. Leon pun akhirnya memutuskan untuk pulang karena hari sudah sangat malam, para karyawan juga sudah pulang semuanya. Karena merasa Luksemburg bukan sebuah kota yang berbahaya Leon pun membiarkan Anne tetap berada negara itu, ia tak jadi mengirimkan anak buahnya untuk memata-matai Anne di negara yang berbatasan dengan tanah kelahirannya itu.     

Leon dan Wayne pulang ke rumah bersama sang driver yang sudah standby di basement, sepanjang perjalan tak terjadi percakapan apa-apa diantara ketiga pria itu. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing, Wayne yang sedang mencari cara untuk membuat Steffi menjauh dari tuannya dan Leon yang memikirkan Anne. Malam ini ia benar-benar rindu pada mantan istrinya itu, wanita yang pernah ia sia-siakan dan ia buang yang kini ia cintai sepenuh hati.     

Perjalanan pulang dari kantor terasa cepat bagi Leon, ia yang sebenarnya tak mau pulang dan bertemu Steffi kini justru melihat istrinya itu lebih cepat.     

Pasalnya saat ini Steffi sudah berdiri di depan rumah, menyambutnya dengan senyuman hangat dan penuh kasih. Benar-benar mirip seorang istri yang sangat berbakti pada suaminya, kalau orang yang tak tahu akan mengira kehidupan rumah tangga Leon dan Steffi sangat harmonis. Padahal faktanya tidak, Leon hampir berbulan-bulan ini tak menyentuh Steffi. Leon lebih rela menghabiskan uangnya untuk membayar para model yang sedang merintis karir untuk memuaskan birahinya dibelakang Steffi dengan sangat rapi daripada harus bercinta dengan Steffi.     

"Wellcome home!!!"ucap Steffi dengan keras saat melihat Leon turun dari mobil.     

Karena tak sabar dan sudah sangat rindu pada suaminya itu Steffi kemudian berlari mendekati Leon dan langsung memeluknya dengan erat. "I miss you honey."     

Leon tersenyum mendengar perkataan Steffi, ia menyadari kalau Steffi sudah lama tak ia sentuh. Saat sedang menatap Steffi tiba-tiba Leon melihat wajah Anne tergambar dengan jelas di wajah Steffi.     

"A-aku juga rindu padamu A..."     

Leon tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Steffi sudah memberikan ciuman padanya, Steffi sudah terlalu senang saat Leon mengatakan juga merindukan dirinya. Leon yang mengira Steffi adalah Anne kemudian memberikan balasan yang panas untuk Steffi sampai akhirnya Steffi kehabisan nafas dan menahan gerakan tangan Leon yang sedang meremas payudaranya.     

"Kamar, kita kekamar honey. Jangan disini,"ucap Steffi lirih.     

Leon yang tak menyadari kalau wanita yang baru ia cium adalah sang istri tersenyum lebar, tanpa bicara Leon menggendong tubuh Steffi ala bridal style masuk ke dalam rumah meninggalkan Wayne dan Alexander sang driver yang nampak sangat terkejut melihat tuannya begitu bernafsu pada sang nyonya.     

"Aku tak salah lihat kan Xander,"tanya Wayne lirih.     

Alexander menggelengkan kepalanya. "Tidak, kita tidak sedang berhalusinasi Tuan Scott, Tuan Leon benar-benar sedang bermesraan dengan Nyonya Steffi.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.