I'LL Teach You Marianne

Murkanya Alan



Murkanya Alan

0Alan terlihat mengepalkan tangannya dengan kuat saat menatap layar monitor, ia masih tak habis pikir bagaimana semua cctv yang ada di villanya tak merekam apapun.     
0

"Sabotase." Alan berkata lirih dengan penuh kemarahan.     

Nicholas yang sedang berpikir keras dengan keanehan ini langsung menoleh ke arah sang tuan dengan kaget. "Apa maksud anda tuan?"     

"Kalau hanya satu atau dua saja yang rusak aku akan maklum, tapi kalau sudah 20 cctv rusak aku tak yakin kalau ini hanya sebuah kebetulan saja. Aku yakin sekali ini adalah perbuatan seseorang, ada orang yang sedang menyabotase tempat ini,"ucap Alan pelan, setiap kata yang ia ucapkan penuh penekanan dan menunjukkan kemarahan yang sangat besar.     

"Tapi siapa yang berani menyabotase tempat ini, akh maksudku siapa yang berani mencari masalah dengan anda tuan? Apa ada orang yang anda..."     

"Luis Cobb, mantan polisi khusus asisten kakekku. Hanya dia satu-satunya orang yang mampu melakukan semua ini, bukankah tadi kalian bilang kalian semua tertidur selama tiga puluh menit secara bersamaan bukan? Aku yakin hanya pria brengsek itu saja lah yang mampu berbuat semacam ini." Alan langsung memotong perkataan Nicholas dengan suara bergetar.     

Nicholas membuka mulutnya lebar, ia kaget saat mendengar tuannya menyebut nama Luis Cobb. Satu-satunya pria yang tak pernah mau kalah dengannya.     

"Ayo kita datangi kakekku Nick, tanganku sudah gatal sekali ingin menghajar pria itu,"ucap Alan kembali sambil bangun dari kursi kebesarannya dengan cepat.     

"Siap tuan."     

Alan yang sudah sangat marah tak merespon penghormatan yang diberikan anak buahnya yang lain saat ia berjalan keluar dari ruangan kontrol, aura kemarahannya benar-benar besar dan membuat semua pria berbadan besar itu merasa takut. Alan yang tak pernah marah seperti ini sejak sembuh dari kecelakaan mobil nampak sangat menakutkan dan membuat semua orang tak ada yang berani mendekatinya karena sudah merasa sangat bersalah pasca tertidur saat sedang berjaga, begitu pula dengan Nicholas. Ia sendiri masih bingung bagaimana bisa ketiduran saat sedang bermain playstation bersama beberapa bodyguard yang lain, padahal hari masih sangat pagi untuk bisa tidur seperti itu. Karena itulah Alan curiga, ia semakin yakin kalau hilangnya Anne dari villa adalah bagian dari keanehan-keanehan yang terjadi secara bersamaan itu.     

Saat Alan turun dari kamarnya Nicholas dan semua bodyguard sudah berbaris dengan siaga di lantai satu saling berhadap-hadapan membuat jalan untuk sang tuan lewat, mereka sudah memasukkan senjata dan mengenakan rompi anti peluru seolah ingin melakukan sebuah misi penting yang akan mengancam jiwa mereka. Begitu Alan berjalan menuju pintu satu persatu pria berbadan besar itu mengikuti dari belakang, dimulai dari Nicholas yang langsung mengambil posisi di sebelah kiri Alan dan disusul yang lain. Mereka pun naik ke mobil yang sudah bersiap satu persatu-satu, tak lama kemudian kelima mobil itu pun pergi meninggalkan villa milik Alan menuju kediaman keluarga Clarke, Alan yang sebenarnya masih tinggal bersama sang kakek tak memerlukan pengawalan sebanyak ini untuk pulang ke rumahnya sendiri. Hanya saja karena saat ini situasinya berbeda akhirnya ia membawa para pengawal setianya menuju rumah sang kakek, sepanjang perjalan Alan tak membuka bibirnya sama sekali sehingga keadaan semakin mencekam. Nicholas bahkan langsung memastikan ponselnya ketika mereka naik ke dalam mobil, ia tak memilih menghindari hal-hal yang tak diinginkan.     

Sementara itu di kediaman keluarga Clarke saat ini Luis sudah bersiap, anak buahnya sudah melapor kalau Alan sudah mulai bergerak. Tuan David Clarke yang duduk di kursi rodanya nampak tenang mendengarkan laporan anak buah Luis yang sedang melaporkan pergerakan cucunya.     

"Anda lebih baik istirahat saja Tuan,"ucap Luis pelan.     

Tuan David Clarke menggelengkan kepalanya. "Aku ingin ikut menghadapinya Luis, meskipun dia bukan Alan yang sebenarnya akan tetapi dia tetap cucuku. Darah dagingku, aku pernah menghadapi kemarahan Alan beberapa tahun yang lalu. Jadi tak ada masalah jika saat ini aku menghadapi kemarahan cucuku yang lain."     

Mendengar perkataan sang tuan membuat Luis diam, ia tak berani membuka mulutnya lagi. Karena yang diucapkan tuannya itu benar, ia mempunyai hak untuk melakukan apapun yang ia inginkan. Seperti saat ini, menghadapi kemarahan sang pewaris yang sangat ia sayangi sepenuh hatinya itu.     

Luis pun kembali fokus pada anak buahnya yang kembali melaporkan posisi Alan dan orang-orangnya saat ini, setelah berhasil membawa Anne pergi Luis kemudian memerintahkan anak buahnya untuk berjaga di beberapa titik yang ia sebar supaya bisa mengetahui pergerakan sang tuan muda dan cara yang ia pilih itu ternyata tepat. Pasalnya ia bisa jadi lebih mudah mengira-ngira kapan akan Alan dan anak buahnya tiba.     

Begitu mendapatkan laporan kalau Alan bergerak Luis langsung melaporkannya pada tuan David Clarke dan dengan cepat pria kaya raya itu memerintahkan para pelayan untuk memindahkan Anne ke sebuah kamar rahasia yang berada di rumah besar itu, yang mana ruangan itu tak diketahui oleh Jack yang saat ini hidup dengan memori Alan. Setelah Anne dipindahkan ke kamar khusus para pelayan yang lain langsung merapikan kamar sang tuan muda yang sebelumnya di pakai untuk Anne beristirahat, kamar itu langsung dibersihkan dari bau obat-obatan, darah dan cairan inpus. Seprai, selimut pun diganti dengan yang baru dan diatur sedemikian rupa supaya menunjukkan kalau kamar itu tak pernah digunakan sebelumnya, setelah yakin kalau kamar milik sang tuan muda kembali rapi para pelayan itu kembali bekerja ke tugas masing-masing. Seperti perintah Luis para pelayan itu diminta untuk tak mengatakan apapun dan berpura-pura tak tahu dengan apa yang terjadi, tanpa banyak bertanya para pelayan yang rata-rata masih muda itu pun langsung menuruti perintah yang diberikan pada mereka. Hanya ada satu pelayan yang tak terlihat saat ini, dimana pelayan itu diminta Luis untuk mendampingi Anne. Setidaknya sampai Alan pergi ia harus berada disamping Anne yang masih tidur, Luis tak mau Anne panik ketika ia sadar dan tak menemukan siapapun disisinya.     

Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba, iring-iringan mobil Alan dan buahnya pun tiba di halaman kediaman Clarke. Atas masukan tuan David Clarke, Luispun meminta para penjaga yang berada didepan pun tak diperbolehkan untuk menahan rombongan Alan dan anak buahnya, hal ini dimaksudkan supaya tak membuat Alan curiga.     

"Luis...Luis Cobb, keluar kau!!!!"teriak Alan dengan keras saat baru menginjakkan kakinya di halaman rumah sang kakek.     

Nicholas yang juga sudah keluar dari mobil langsung menghampiri sang tuan yang saat ini menaiki anak tangga dengan penuh kemarahan, begitu pula dengan para bodyguard lainnya. Langkah Alan baru terhenti saat melihat ke arah taman dimana saat ini sang kakek dan asistennya Luis sedang duduk bersama menikmati segelas teh bersama Noah sang kepala pelayan yang sedang menyingkirkan piring kosong dari hadapan tuannya, tanpa pikir panjang Alan pun langsung berlari menuju ke tempat sang kakek berada. Begitu sampai disamping Luis tanpa pikir panjang ia langsung meraih kerah pakaian sang mantan kepala polisi itu dan menariknya dengan sekuat tenaga.     

"Dimana dia? Cepat katakan padaku kalau kau tak mau mati!!"hardik Alan dengan penuh emosi.     

Tuan Davis Clarke yang sedang menikmati tehnya pun langsung meletakkan gelas tehnya dengan cepat diatas meja.     

"Hentikan Alan, apa yang kau lakukan!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.