I'LL Teach You Marianne

Kembali ke Inggris



Kembali ke Inggris

0"Fuck...menikah, bagaimana aku bisa menikahi wanita yang menyebut nama pria lain saat bercinta denganku. Tak mungkin hal itu terjadi, aku tak akan mungkin menikahinya. Masih banyak wanita diluar sana yang mengantri untuk menjadi teman tidurku,"ucap Alan penuh emosi saat mengendarai motornya di jalan raya menuju ke villa pribadinya.      
0

Alan sangat kesal pada sang kakek yang meminta untuk menikahi Anne, keinginannya untuk memaksa Anne pulang ke villa pun langsung hilang seketika.      

Sementara itu tuan David Clarke nampak masih sedih saat mendengar penolakan dari sang cucu, padahal ia yakin sekali kalau cucunya itu mau menikah dengan Anne melihat dari caranya menerobos masuk pengaman yang dibuat Luis.      

"Tenang tuan, jangan putus asa. Beri sedikit waktu pada Tuan muda, aku yakin ia hanya kaget saja. Nanti setelah tenang ia pasti akan berubah pikiran,"ucap Luis pelan menenangkan sang tuan.     

"Tapi kau dengar sendiri bukan Luis Apa yang diucapkan cucuku sebelumnya, ia dengan tegas langsung menolak Anne. Padahal aku kira ia akan langsung menyetujuinya, aku kasih tak habis pikir kenapa Alan menolak."     

Luis hanya tersenyum kecut mendengar perkataan sang tuan, tak ada kata lagi yang terucap dari bibir kedua pria itu. Masing-masing larut dalam pikirannya sendiri, keduanya memilih untuk menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka ditaman. Lain halnya dengan yang terjadi di kamar Anne, dokter Caitlyn masih sibuk menenangkan Anne yang kembali histeris. Bertemu lagi dengan Alan membuat jiwanya kembali terguncang, apalagi saat Alan mengatakan ingin membawanya pulang kembali ke villa.     

"Aku mohon dok, tolong bantu aku. Bantu aku keluar dari tempat ini, aku ingin pulang. Teman-temanku pasti khawatir karena aku menghilang, aku juga harus kembali kuliah dokter... please bantu aku keluar dari tempat ini. Aku takut monster itu akan datang lagi,"rengek Anne berkali-kali dengan suara serak karena menangis lebih dari 20 menit.      

"Anne...dengarkan aku baik-baik, Alan meskipun dia sangat menyebalkan tapi ia adalah seorang cucu yang sangat patuh pada kakeknya. Selama ada tuan David Clarke disisimu Alan tak akan mungkin bisa berbuat macam-macam, percaya padaku,"ucap dokter Caitlyn lembut sambil menyeka sisa air mata Anne diwajahnya.     

"Tapi itu pasti tak akan berlangsung lama, monster itu pasti akan melawan kakeknya. Anda lihat kan bagaimana caranya tadi bicara pada tuan David, dia pasti akan datang lagi dan hikss...dia pasti akan...huhuhu…"     

Anne tak dapat menyelesaikan perkataannya karena menangis, melihat Alan kembali membuatny benar-benar kacau. Trauma dan ingatan kesakitan yang ia rasakan malam itu kembali terasa, seolah baru saja terjadi. Dan dokter Caitlyn bisa memahami hal itu, sebagai korban pemerkosaan tak mudah untuk bisa hidup normal kembali memang. Apalagi jika kesucian yang dilindungi dan dijaga selama bertahun-tahun direnggut paksa, tentu saja hal itu akan membuat siapapun tak waras. Sama halnya dengan yang Anne rasakan saat ini, beruntung ia memiliki dokter Caitlyn yang bersedia dan mau menemaninya disaat ia benar-benar terpuruk seperti ini.      

London, Inggris     

Pesawat yang membawa para mahasiswa UAL pun akhirnya tiba di negara milik ratu Elizabeth itu, para mahasiswa itu terlihat lelah sekali. Namun mereka bahagia karena berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.      

Linda dan Vincent berjalan bersama menuju lobby, Vincent masih saja mengajak Linda bicara. Padahal di pesawat mereka sudah bercengkrama tanpa henti.      

"Stop, lihat kekasihku sudah datang. Sekarang kita berpisah disini,"ucap Linda dengan cepat memotong perkataan Vincent.      

"Kekasih? Bukankah kalian sudah…"     

"Sama saja Vincent, Paul adalah suamiku, rekan kerjaku, temanku, sahabatku dan kekasihku. Ya sudah aku duluan ya, hati-hati Vincent sampai jumpa lagi bye,"jawab Linda setengah berteriak saat berlari menuju Paul yang tengah melebarkan kedua tangannya menyambut kepulangan sang pujaan hati.      

Bugh     

"Aku rindu padamu Paul, sangat rindu,"ucap Linda jujur saat berhasil memeluk Paul.      

Paul mencium pucuk kepala Linda dengan penuh kasih. "Aku juga rindu padamu, empat minggu ini aku sangat tersiksa Linda dan aku yakin kau pasti tak tahu betapa menyedihkannya aku seorang diri di kamar kita."     

Blush      

Wajah Linda langsung memerah mendengar perkataan Paul, ia paham kemana arah pembicaraan Paul saat ini. Dengan cepat Linda pun melepaskan pelukannya kekasihnya itu dan pura-pura jual mahal.     

"Kenapa? Kenapa kau melepas pelukanku? Apa kau tak rindu padaku Linda?"tanya Paul bingung.     

Jantung Linda semakin berdebar mendengar perkataan Paul, ia tak tega sebenarnya berbuat seperti itu kepada Paul. Namun karena ia berniat untuk memberikan kejutan pada sang kekasih akhirnya Linda meneruskan aktingnya.      

"Aku lelah, ayo pulang. Kita bicara saja dirumah,"jawab Linda sambil pura-pura sibuk memeriksa koper yang berada di troli yang baru ia dorong.      

"Honey, kau kenapa? Kau berubah, apa kau sudah menemukan seseorang yang cocok di Luksemburg selama satu bulan lebih ini?"tanya Paul kembali.      

"Bicara apa kau ini, jangan bicara sembarangan. Ayo pulang."      

Paul tertegun mendengar perkataan Linda, tak biasanya Linda sedingin itu padanya. Ingin sekali rasanya Paul menghampiri Linda dsn bertanya ada apa, namun ia menahan dirinya karena banyak orang di bandara. Dengan hati-hati Paul pun memasukkan koper milik sang kekasih di kursi belakang dan membukakan pintu untuknya, ia kembali harus menahan kecewa karena Linda ternyata menolak duduk di kursi depan. Linda lebih memilih duduk disamping kopernya dibangku belakang, akhirnya sepanjang perjalanan tak terjadi percakapan antara Linda dan Paul. Paul bahkan lupa menanyakan keberadaan sang bos karena sikap Linda yang berubah drastis, padahal sebelumnya Linda sempat memeluk dirinya. Akan tetapi setelah itu ia berubah menjadi seperti orang asing yang tak Paul kenal, tak mau dipeluk dan dicium seperti biasanya ketika baru pulang dari luar negeri. Padahal Paul selama 4 minggu ini sudah sangat menantikan pertemuan hari ini, akan tetapi apa yang ia harapkan gak sesuai kenyataan.      

Ketika tiba diapartemen Linda langsung turun begitu saja, ia tak menunggu Paul menurunkan koper miliknya. Paul pun hanya bisa menghela nafas panjang dan berusaha sabar, ia masih berpikir positif dan menganggap Linda sedang kelelahan. Tanpa banyak protes Paul berjalan bersama koper kesayangan Linda menuju lift, dimana Linda sudah naik terlebih dahulu ke kamar mereka.      

"Surprise!!!"jerit Linda dengan keras saat Paul masuk ke dalam apartemen sederhana mereka dengan membawa satu buah donut yang diberi satu lilin diatasnya sambil tersenyum lebar.     

"Honey…"     

"Selamat ulang tahun Paul, maafkan aku tak ada disisimu tahun ini dan kejutan ini belum terlambat bukan,"ucap Linda penuh semangat memotong perkataan Paul.     

Paul yang sudah sangat sedih pun langsung menggila, dengan cepat ia menutup pintu dan langsung menghampiri Linda dan membawanya langsung ke ranjang. Tak menyentuh Linda selama empat minggu membuatnya benar-benar seperti ayam yang kehilangan induknya, karena itulah Paul tak menahan dirinya lagi. Tak lama kemudian terdengar suara erang kenikmatan yang saling bersahutan antara Linda dan Paul yang saling melepas rindu, sebuah hadiah ulang tahun paling indah untuk Paul yang setia menanti kepulangan sang kekasih.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.