I'LL Teach You Marianne

Sahabat sejati



Sahabat sejati

0Karena teriakan Aaron cukup keras Leon yang masih berada di ruang meeting bisa mendengar.     
0

"Akh Tuan Connery, selamat datang. Maaf harus membuat anda menunggu, saya dan team baru saja meeting,"Leon langsung menyapa Aaron dengan cepat.     

Melihat Leon datang Aaron pun langsung bersikap profesional, ia pun menjulurkan tangannya ke arah Leon yang menyapanya dan melupakan soal Anne sejenak. Aaron tak mau Leon tahu tujuan sebenarnya ia bergabung dengan Ganke Inc Production, tak lama kemudian Leon pun mengajak partner barunya itu masuk ke ruang kerjanya. Begitu Leon masuk bersama Aaron dan Daniel semua staf yang ikut meeting keluar, mereka pun langsung duduk ke mejanya masing-masing tanpa menyadari kalau Anne sudah pergi.      

Sementara itu di dalam taksi Anne berulang kali melihat jam yang terpasang di tangan kirinya dengan berkali-kali meminta supir taksi untuk menambah kecepatan mobilnya, Anne sangat tak tenang sekali saat ini. Pasalnya Linda baru saja menghubunginya, ia berada dirumah sakit setelah mendapatkan musibah. Ketika baru berhenti untuk makan disebuah restoran cepat saji mereka terkena rampok, mobil Anne yang dipakai mereka pulang ke kampung halaman pun berhasil dibawa pergi oleh gerombolan penjahat itu. Paul yang berusaha mempertahankan diri saat ini sedang kritis kondisinya pasca terkena tusukan di perut sebelah kiri, karena itulah Linda sangat panik saat ini. Barang-barangnya dan Paul juga dibawa pergi sang penjahat, beruntung tas dan dompet beserta kartu identitas pentingnya tak berhasil diambil para penjahat itu karena Linda berteriak keras pasca Paul jatuh ke tanah setelah ditusuk.      

Setelah menempuh perjalanan selama hampir tiga puluh menit taksi yang membawa Anne akhirnya tiba di St Mary's Hospital, tanpa menunggu lama Anne langsung turun dari taksi. Ia tak memperdulikan panggilan sang supir taksi yang ingin mengembalikan sisa uang taksi, Anne hanya melambaikan tangannya pada sang supir taksi tanpa menoleh. Ia terus berlari menuju resepsionis untuk bertanya soal pasien bernama Paul yang baru dibawa ke rumah sakit sekitar satu jam yang lalu, setelah mengetahui keberadaan Paul yang saat ini ada di ruang IGD Anne lalu bergegas pergi ke tempat itu.     

"Linda!!!!"      

Linda yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya langsung menoleh ke arah sumber suara, wajahnya yang pucat dan sudah banjir air mata terlihat sangat memilukan. Bibirnya bergetar memanggil nama Anne, namun karena suaranya tertahan di tenggorokan alhasil tak ada suara yang keluar dari tenggorokannya.      

Anne pun langsung berlari lagi menuju tempat Linda, ia lalu memeluk teman baiknya itu begitu sudah sampai didepan Linda yang masih duduk dalam kondisi kotor penuh darah. Yang sudah dapat dipastikan kalau darah yang menempel di tubuhnya adalah darah Paul.     

"Pa-paul Anne...hikss dia berdarah... darahnya banyak sekali hiks…"     

"Tenang sayang, tenang. Paul akan baik-baik saja, kau tak usah khawatir. Paul hebat, dia pasti bisa melewati semua ini." Anne langsung memotong perkataan Linda yang terbata-bata.     

"Anne hikss... ma-maaf...mobil... mobilmu dibawa para pen-penjahat itu hiks...maafkan kami Anne huhuhu,"ucap Linda terbata-bata, tubuhnya bergetar hebat saat bicara seperti itu     

Anne yang sudah bisa menduga akan hal itu dengan cepat menguasai dirinya kembali, ia lalu mengeratkan pelukannya pada Linda.     

"Jangan pikirkan itu, mobil hanya seonggok mesin yang bisa dibeli lagi. Yang terpenting adalah kau dan Paul, jadi jangan pikirkan itu."     

Mendengar perkataan Anne tangis Linda pun semakin keras, rasa bersalah semakin besar memeluk dirinya saat ini. Bukan masalah ia bisa mengganti atau tidak, akan tetapi ia merasa gagal menjaga kepercayaan yang Anne berikan. Karena itu tangisnya pun semakin keras, sehingga membuat Anne harus menepuk-nepuk pundak Linda berkali-kali agar sahabatnya itu berhenti menangis. Anne yang tak pernah punya teman baik sebelumnya setelah dikhianati oleh Steffi merasa sangat beruntung sekali saat melihat Linda baik-baik saja, karena itulah saat Linda menangisi mobilnya Anne merasa kesal.      

Anne melepaskan pelukannya dari tubuh Linda. "Jangan menangis Linda, lebih baik kita doakan Paul dan sekarang bersihkan dirimu terlebih dahulu Linda."     

"Baju dan semua barang-barangku ada di mobil yang…"     

"Aku akan mencarikan baju lain untukmu, kau tunggu aku sebentar. Di Lobby tadi aku lihat ada toko kecil, sepertinya ada yang menjual baju bersih." Anne langsung memotong perkataan Linda dengan cepat.     

Linda pun bergegas membuka tasnya, ia berniat mengambil dompet. Anne yang seolah bisa membaca pikiran Linda langsung menahan pergerakan tangan teman baiknya itu.      

"Jangan bergaya, uangku masih cukup. Kau tenang disini dan jangan berbuat macam-macam, tunggu Paul. Aku akan segera kembali."      

"Tapi Anne…"     

Anne yang sudah berdiri langsung berkacak pinggang. "Jangan membantah Linda, jadilah anak baik. Aku akan segera kembali."      

Linda menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Anne, tak lama kemudian Anne pun pergi meninggalkan Linda menuju lobby rumah sakit. Biasanya di toko kecil yang ada di rumah sakit akan menjual beberapa perlengkapan pribadi yang paling dasar seperti T-shirt dan pakaian dalam lainnya, karena itulah Anne langsung bergegas pergi ke lobby. Sesampainya di toko yang dituju Anne langsung mencari ke lorong pakaian, senyumnya merekah saat melihat apa yang ia cari masih tersedia cukup banyak. Tanpa pikir panjang Anne lalu memasukkan dua t-shirt putih, handuk, tisu, pakaian dalam sekali pakai dan kantong kompres berwarna pink yang sama seperti miliknya. Saat tadi Anne memeluk Linda ia melihat Linda memiliki memar di wajah, karena itu Anne berniat ingin mengompres wajah Linda setelah Linda membersihkan tubuhnya. Setelah membayar semuanya di kasir Anne segara naik kembali ke lantai dua, tempat dimana Linda berada.      

"Bersihkan tubuhmu dan ganti bajumu dengan ini, aku yakin kau pasti tak nyaman dengan baju basah dan kotor seperti itu Linda,"ucap Anne pelan saat memberikan kantung belanjanya pada Linda.      

Linda menatap barang-barang yang dibeli oleh Anne, kedua matanya pun kembali panas. Beruntung Anne langsung menyadari kalau Linda akan menangis lagi, dengan cepat ia mengeluarkan tisu dari dalam tasnya dan menyeka air mata Linda yang hampir menetes kembali itu dengan lembut.     

"Menangis tak akan menyelesaikan masalah, sekarang kau pergilah ke kamar mandi. Aku akan disini menunggu dokter."      

Bibir Linda bergetar hebat, ia benar-benar tak bisa menahan diri lebih lama lagi. Dihujani kebaikan bertubi-tubi oleh Anne membuatnya tak bisa menguasai dirinya, alhasil ia pun kembali menangis.      

Melihat Linda menangis seperti itu, Anne pun melembut. "Jangan menangis lagi, cepatlah bersihkan tubuhmu. Kau tak mau ketinggalan info tentang Paul kan?"     

"Tentu saja tidak." Linda menjawab dengan cepat.      

"Ya sudah, cepat bersihkan tubuhmu sayang,"ucap Anne lembut.      

Disebut sayang oleh Anne membuat Linda terharu, ia kemudian menyeka air matanya dan bergegas pergi ke kamar mandi yang berada di ujung lorong dengan membawa kantong yang diberikan oleh Anne sebelumnya dan meninggalkan tasnya yang masih bersimbah darah di samping Anne begitu saja. Melihat Linda pergi Anne pun menghela nafas panjang, ia lalu menyandarkan tubuhnya di dinding. Empat puluh lima menit terakhir yang ia lalui terasa sangat berat sekaligus menegangkan bagi Anne.     

"Jadi begini rasanya mengkhawatirkan orang terdekat,"ucap Anne pelan sambil memejamkan matanya perlahan, lampu diatas ruang IGD tempat Paul berada masih menyala. Yang artinya dokter belum selesai melakukan tugasnya.      

Sementara itu Aaron yang baru selesai meeting sedang menikmati minuman yang disediakan oleh salah satu office girl, ketika sedang mengobrol santai tiba-tiba Wayne Scott masuk kedalam ruangan Leon dan berkata, "Tuan, Nyo...akh maksudnya nona Anne tak ada di kantor. Saya sudah mencarinya dan tak ada yang menemukan keberadaanya Tuan."      

"Apa!!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.