I'LL Teach You Marianne

Kalian sama



Kalian sama

0Beruntung apartemen milik Linda memiliki sebuah toko swalayan kecil yang beroperasi 24 jam dan menyediakan barang-barang keperluan sehari-hari yang cukup lengkap, sehingga Anne tidak perlu pergi terlalu jauh untuk mencari barang-barang itu. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah ingin segera menyiapkan makanan untuk Linda dan Paul, meskipun Linda tidak memiliki luka fisik yang terlihat namun Anne tahu kalau temannya itu sedang baik baik saja. Oleh karena itu ia memutuskan untuk membuatkan makanan untuknya sebelum ia beristirahat.      
0

Setelah berputar-putar di dalam toko swalayan selama hampir lima belas menit akhirnya keranjang belanja milik Anne pun penuh dengan semua barang-barang yang ia perlukan, ia lalu bergegas menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Karena Anne tidak membawa uang cash yang cukup banyak akhirnya Anne pun menggunakan kartu debitnya kembali untuk melakukan transaksi, yang secara otomatis terbaca lagi oleh Jack.      

"Terima kasih Nona, silahkan datang kembali. Have a nice day,"ucap sang  kasir ramah pada Anne yang sudah selesai melakukan pembayaran.     

"You to."Anne menjawab singkat perkataan sang kasir dan berjalan keluar dari toko menuju lift.      

Karena Anne terlalu fokus membawa dua kantong belanjaannya yang cukup berat ia tak memperhatikan jalan, sampai akhirnya ia menabrak seorang pria tinggi besar yang sedang mengantri lift. "Maaf Tuan, maafkan saya. Saya tidak sengaja."      

"Anne!!"     

Anne yang sedang merapikan barang-barang belanjaannya terpaku, ia terdiam membisu mendengar suara berat yang sudah sangat ia kenali itu. Perlahan ia mengangkat wajahnya ke atas untuk memastikan dugaannya dan langsung tersenyum lebar tanpa dosa saat mengenali pria yang ia tabrak.      

"Jack,"ucapnya pelan memanggil pria tampan berpakaian serba hitam di hadapannya yang memancarkan aura membunuh yang sangat kuat.      

Erick yang langsung sadar kemudian berlutut dan membantu Anne merapikan beberapa kantung roti dan susu uht yang berserakan di bawah kaki Jack.     

"Jack kau bilang, setelah membuat hatiku kacau seperti ini hanya kata itu yang kau ucapkan?"Jack menghardik keras sambil berkacak pinggang.      

Anne menelan ludahnya dengan susah payah. "Bukan begitu Jack, aku hanya terkejut melihatmu tiba-tiba ada ditempat ini. Jadi aku spontan memanggil itu padamu." Senyumnya lebar, sehingga deretan gigi putihnya terlihat jelas.     

Jack mengacak-acak rambutnya yang sudah rapi dengan kesal, ia yang awalnya berniat ingin membuat Anne menyesal karena tak mengaktifkan ponselnya dan tak memberitahunya apa yang sebenarnya terjadi kini lemah. Hatinya luluh saat melihat senyum cantik yang tercipta di wajah polos Anne yang membuatnya tak bisa marah lagi.      

"Akh iya, Paul. Paul dan Linda baru kembali, mereka tertimpa musibah. Paul tertusuk di perut dan Linda aku yakin dia sangat shock, meskipun di tubuhnya tak terdapat luka tapi aku yakin ia saat ini pasti…"     

Jack yang tak tahan melihat Anne terus mengoceh langsung memeluknya erat, ia harus mendinginkan bara api yang menyala didalam dirinya dengan memeluk tubuh Anne. "Gadis bodoh, baru beberapa jam yang lalu aku bilang padamu untuk tak terlalu memikirkan orang lain. Tapi lihat sekarang apa yang kau lakukan, kau benar-benar bodoh Anne."     

Anne yang dipeluk seperti itu oleh Jack tak bisa bergerak, kedua lengannya menempel di tubuh sehingga membuatnya harus pasrah mendapatkan perlakuan seperti itu. "Jack aku bukan boneka, jangan peluk aku seperti ini. Aku tak bisa bernafas."     

Mendengar perkataan Anne secara spontan Jack langsung melepaskan pelukan eratnya di tubuh Anne dan Anne langsung membuka mulutnya lebar, mencoba memasukkan oksigen kedalam paru-parunya yang seolah sangat kering karena pelukan Jack yang hanya beberapa detik saja itu. Melihat apa yang dilakukan Anne membuat Jack langsung menggerakkan tangannya ke arah kepala Anne dan mengacak-acaknya dengan kasar.      

"Jangan akting, aku tak melakukan apapun,"ucapnya pelan sambil tersenyum.     

Anne menyipitkan matanya dan melirik tajam ke arah Jack. "Kau tak melakukan apapun? Kau hampir membunuhku Jack, aku tak bisa bernafas kau peluk seperti itu."      

"Sudah jangan dibahas, oh ya dimana mereka?"tanya Jack pelan mengalihkan pembicaraan, ia mencoba menyudahi pembahasan soal pelukannya yang sangat erat pada Anne sebelumnya.      

"Mereka? Mereka siapa?"tanya balik Anne bingung.      

Erick yang sejak tadi menjadi penonton di antara mereka pun dibuat gemas, karena sudah tak dapat menahan diri akhirnya ia pun kelepasan bicara dengan berkata, "Linda dan Paul, bukankah tadi anda bilang mereka mendapat musibah."     

Anne langsung memekik cukup keras dan langsung menutup mulutnya dengan tangan begitu sadar dengan kesalahannya, tanpa bicara ia pun langsung meraih tangan Jack dan menariknya menuju lift yang baru terbuka. Sontak apa yang dilakukan Anne itu membuat Erick kaget, ia lalu bergegas mengikuti tuannya yang ditarik oleh Anne karena tak mau tertinggal. Pasalnya ia tak tahu kamar Linda ada dilantai berapa, di dalam lift Anne berbicara panjang lebar. Ia menceritakan apa yang ia ketahui dengan penuh semangat, ia bahkan juga membahas banyaknya darah yang keluar dari tubuh Paul pasca berduel dengan perampok. Jack tak menyangka Paul akan berbuat sejauh itu untuk mempertahankan mobil Anne, secara perlahan ia pun tersenyum. Sebuah senyum misterius yang hanya ia mengerti sendiri apa artinya, padahal saat ini Anne sedang menceritakan hal yang kurang menyenangkan.      

"Seperti itu?"ucap Jack pelan saat Anne menyudahi ceritanya dengan nafas tersengal-sengal karena terlalu semangat.     

"I-iya, makanya aku langsung kabur dari kantor akhh Jack!!! Bagaimana ini?"Anne langsung panik saat mengingat sudah pergi begitu saja tanpa berpamitan pada rekan kerjanya di kantor Leon.     

Tring! Pintu lift terbuka.     

Jack pun langsung melangkahkan kakinya dari lift tanpa bicara, begitu pula Erick yang langsung mengekor tuannya dibelakang.      

"Nona, apa kau mau didalam lift terus? Ayo keluar, kita sudah sampai. Tunjukkan jalan menuju kamar Paul dan Linda itu,"ucap Erick pelan mengagetkan Anne yang sedang melamun.      

Anne pun langsung tersadar, ia lalu bergegas keluar menyusul Jack dan Erick kemudian memimpin jalan menuju kamar Linda dan Paul yang berada tak jauh dari lift. Anne yang sudah hafal password kamar Linda tak mengalami kesulitan, saat ia masuk Linda dan Paul sedang tidur. Anne pun langsung memberikan kode pada Jack dan Erick agar tak membuat suara dengan meletakkan satu jari telunjuknya di depan bibir.     

Jack yang sudah terbiasa jalan tanpa menimbulkan suara langsung mendekat ranjang dimana sepasang kekasih itu tidur, kedua matanya menyipit ketika melihat kondisi Paul yang memprihatinkan. Wajahnya terdapat luka memar yang cukup jelas dengan sudut bibir yang sobek, ditambah perutnya yang tertutup kain kasa yang cukup panjang. Jack bisa menebak kalau Paul pasti menghadapi lebih dari dua orang, mengingat kondisinya yang cukup parah itu. Erick pun bergabung dengan tuannya setelah meletakkan barang-barang belanjaannya di meja, ia menggelengkan kepalanya perlahan karena ikut miris melihat kondisi Paul yang sangat kacau itu.     

"Kenapa Paul dibawa pulang?"tanya Jack datar.     

Anne yang sedang membongkar kantong belanjaan kemudian menghentikan aktivitasnya dan berkata, "Itu kemauan mereka, Paul dan Linda yang bersikeras untuk pulang. Paul mengatakan kalau ia baik-baik saja dan tak masalah dirawat dirumah, padahal sebenarnya aku yakin bukan itu alasannya ia tak mau dirawat dirumah sakit."     

"Apa maksudmu Anne?"     

"Mereka berdua pasti tak mau merepotkan aku terlalu banyak, setelah tak berhasil menyelamatkan mobilku Paul pasti sangat sungkan sekali padaku, pasca aku membayar biaya rumah sakit. Karena itulah ia bersikeras untuk pulang meskipun sebenarnya dokter belum terlalu memperbolehkan dirinya untuk pulang karena luka tusukan itu masih memerlukan perawatan yang cukup ketat, karena takut terjadi infeksi jika tak ditangani dengan baik," jawab Anne pelan. "Dan aku tak punya kuasa untuk menahan mereka, kau tahu kan betapa keras kepalanya kedua orang ini."     

Jack menatap Anne tanpa berkedip. "Mereka sama keras kepalanya sepertimu Anne."      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.