I'LL Teach You Marianne

CCTV sialan



CCTV sialan

0Tanpa bicara Jack lalu mengeluarkan ponselnya, ia menghubungi rumah sakit tempat dimana dokter Pierre bekerja. Ia meminta dikirimkan ambulance dan meminta sebuah ruang VIP dengan dua ranjang, Jack berniat memasukkan Paul dan Linda dikamar yang sama. Saat melihat Linda yang sedang berbaring disamping Paul, secara tak sengaja Jack melihat sebuah luka lebam di pinggang Linda. Karena itulah ia sedikit khawatir dengan teman Anne satu-satunya itu dan berniat untuk memeriksakan kondisi Linda pada dokter Pierre.     
0

"Jack, tapi mereka akan marah jika…"     

"It's ok, trust me. Lebih baik kau bersiap saja untuk ke rumah sakit."Jack langsung memotong perkataan Anne dengan cepat.      

Anne yang tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menurut, ia lalu merapikan barang-barang belanjaannya ke dalam kulkas Linda sembari menunggu ambulance datang. Saat sedang menunggu ambulance tiba-tiba ponsel Jack berdering, polisi yang ia panggil rupanya sudah berada di lobby apartemen. Jack kemudian memerintahkan Erick menjemput para polisi itu, ia ingin mengusut tuntas kasus ini. Jack ingin tahu apakah ini murni kasus perampokan biasa atau ada hubungannya dengan Steffi Ganke yang pernah ingin mencelakai Anne beberapa waktu yang lalu, karena itulah Jack langsung menghubungi polisi.     

Tak lama kemudian Erick pun kembali lagi dengan polisi, Jack dan Erick pun terlibat perbincangan serius dengan para polisi itu. Sesekali Jack menunjuk ke arah Paul dan Linda yang masih tertidur pulas, mereka berdua benar-benar tidak menyadari banyaknya orang yang sedang berada di apartemen mereka saat ini. Karena mobil yang dibawa pergi oleh penjahat itu adalah milik Anne, jadi mau tak mau Anne juga dimintai keterangan. Ia menunjukkan bukti kepemilikan mobilnya kepada polisi termasuk surat-surat yang masih ia tersimpan dalam dompetnya, para polisi itu mencatat semua keterangan yang mereka dapatkan dengan sangat teliti karena tidak mau mengecewakan seseorang Jackson Patrick Muller yang sudah meminta mereka datang. Setelah tahu yang menghubungi mereka bukanlah orang biasa para polisi itu pun sangat serius melakukan pekerjaannya.     

"Baik Tuan, saya rasa informasi ini cukup. Saya akan memprosesnya terlebih dahulu, nanti kalau ada hal lain yang kami perlukan kami akan mendatangi anda kembali,"pamit seorang polisi pada Jack.     

"Baiklah kalau begitu saya menunggu kabar baik dari anda pak,"jawab Jack dengan cepat ambil melingkarkan tangannya di pinggang Anne, yang masih berdiri di samping cek pasca memberikan keterangannya kepada para polisi.     

Setelah semua informasi yang mereka butuhkan cukup lengkap para polisi itu kemudian pergi meninggalkan apartemen Linda pasca beberapa orang petugas dari rumah sakit tempat dokter Pierre bertugas datang, mereka terlihat membawa dua buah ranjang dorong yang besar dan mengundang perhatian banyak orang. Pada saat akan dipindahkan Paul dan Linda tersadar, mereka pun hampir menjerit keras ketika melihat ada orang yang ingin membawa mereka pergi. Namun setelah menyadari keberadaan Jack ditempat itu, akhirnya mereka pasrah dibawa pergi menuju rumah sakit kembali. Rasa takut yang besar pada ada Jack membuat Linda dan Paul hanya bisa diam dan tak menolak ketika dipindahkan ke ranjang dorong yang akan membawa mereka turun ke lantai satu, Anne dan Jack berjalan tepat di belakang Erick yang berada tepat di belakang para petugas itu membawa Paul dan Linda, karena lift di apartemen Linda tidak cukup besar akhirnya Anne, Jack dan Erik pun naik lift selanjutnya.      

Setelah melihat Paul dan Linda masuk ke dalam ambulance Jack pun bergegas mengajak Anne untuk mengikuti mobil ambulance itu dari belakang bersama Erick yang menjadi sopir mereka kali ini, di sepanjang jalan Anne tak mengalihkan pandangannya sedetikpun dari ambulans yang sedang berjalan di depannya itu. Meskipun Linda dan Paul sudah dipastikan akan mendapatkan perawatan dari para dokter terbaik, namun Anne masih belum tenang sebelum melihat mereka benar-benar berada di ruang perawatan. Setelah menempuh perjalanan selama hampir 20 menit iring-iringan mobil itu pun akhirnya tiba di rumah sakit tempat dimana dokter Pierre bertugas, tanpa menunggu lama beberapa orang suster langsung datang menghampiri ambulance yang membawa Paul dan Linda. Mereka pun bergerak dengan cepat membawa dua pasien VIP itu menuju ruangan yang sudah disiapkan sebelumnya, dokter Pierre yang juga sudah menunggu kedatangan dua pasien baru nya itu tersenyum kearah Jack yang baru turun dari mobil. Tak lama kemudian dokter Pierre pun bergegas berjalan menuju lift mengikuti para suster yang membawa Paul dan Linda setelah Jack tersenyum kepadanya.     

Anne meraih tangan Jack secara tiba-tiba, ia menghentikan langkahnya Jack yang akan pergi menuju ke sebuah lift lainnya.      

"Ada apa Anne?"     

Anne menyunggingkan senyum kecut ke arah Jack. "Rumah sakit ini besar sekali pasti biayanya sangat mahal Jack."     

Jack yang sudah mengerti kemana arah pembicaraan Anne langsung tersenyum. "Kalau mahal memangnya kenapa?"     

"Aku tak membawa cukup uang saat ini Jack, jadi aku akan pulang terlebih dahulu untuk…"     

"Awwww!!!!"      

Anne menjerit dengan keras saat Jack tiba-tiba memukul keningnya dengan cukup keras.     

"Kau pikir saat ini kau sedang bersama siapa hah? Kenapa harus takut dengan hal kecil seperti itu Anne!"hardik Jack pura-pura marah.     

Dengan masih menyentuh keningnya yang masih terasa panas Anne berkata, "Aku tak mau merepotkanmu terlalu banyak Jack."      

"Merepotkan apa? Linda dan Paul mungkin teman dan karyawanmu, tapi kau jangan lupa merasa juga orang-orangku,"sahut Jack dengan cepat.      

"Orang-orangmu? Apa maksudnya?"     

Jack menghela nafas panjang sambil tersenyum. "Tentu saja mereka orang-orangku, bukankah kau adalah calon istriku. Jadi siapapun orang yang bekerja atau dekat denganmu maka mereka juga orang-orangku."     

Wajah Anne bersemu merah mendengar perkataan Jack, ia tak bisa berkata-kata lagi saat Jack sudah bicara seperti itu. Anne pun berlari menuju meja resepsionis untuk bertanya Paul dan Linda dibawa kemana, ia tak mau berlama-lama di dekat Jack. Karena semakin lama ia berada disamping Jack semakin tak tenang pula dirinya, apalagi jika Jack sudah berbicara seperti itu. Kalimat-kalimat maut Jack selalu membuat benteng pertahanan Anne langsung goyah, melihat Anne lari kesana kemari Jack tersenyum. Ia benar-benar tak menyangka kalau wanita yang sudah ia lamar itu sangat menggemaskan, karena Anne sudah berada di depan lift Jack pun bergegas menyusul calon istrinya itu. Jack tak mau Anne berada di lift dengan orang asing dan seperti tebakan Jack, dua orang pria yang juga sedang menunggu lift terlihat menatap Anne dari atas kepala sampai kaki dan membuat Anne risih. Beruntung Jack segera datang dan Anne pun langsung bergeser, berpindah tempat berdiri disamping Jack.      

Saat pintu lift terbuka Jack lalu mengajak Anne untuk segera masuk dan ketika dua pria itu ingin ikut masuk tiba-tiba tangan kekar Jack menahan kedua orang itu dengan kedua mata yang menatap tajam penuh aura permusuhan.      

"Kalau kalian tak mau menjadi salah satu pasien dirumah sakit ini lebih baik kalian naik lift selanjutnya,"ucap Jack pelan penuh intimidasi.      

Wajah kedua pria itu pun langsung pucat seketika, nyali mereka menciut saat menyadari kalau pria yang ada di hadapannya saat ini bukankah pria sembarangan. Tanpa bicara kedua pria itu pun melangkah mundur, mempersilahkan Anne dan Jack menggunakan lift terlebih dahulu. Begitu kedua orang pria itu mundur, Jack langsung menekan tombol lift untuk menutup pintu.      

"Terima kasih Jack, aku tak tahu kalau tadi…"     

Cup     

Jack yang sudah tidak tahan langsung mencium bibir Anne sehingga membuat Anne menghentikan perkataannya, Anne yang disudutkan ke dinding lift bisa melihat dengan jelas keberadaan cctv di atas. Dengan sekuat tenaga Anne mendorong Jack menjauh sehingga ciuman Jack terlepas darinya.     

"Anne kau…"     

"Ada cctv, apa kau mau memberikan tontonan gratis pada petugas keamanan rumah sakit ini Jack?" Anne langsung memotong perkataan Jack dengan nafas terputus-putus.     

Mendengar perkataan Anne, Jack langsung menoleh ke atas dan menatap cctv yang terpasang apik di pojok lift dengan penuh kebencian.     

"CCTV sialan!!!"umpat Jack penuh emosi.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.