I'LL Teach You Marianne

Muller Finance Internasional



Muller Finance Internasional

0Kedua mata Jack membulat sempurna mendengar perkataan Anne.      
0

"Apa maksudmu Anne?"     

Anne menghela nafas panjang, perlahan ia pun menceritakan apa yang baru saja terjadi di Ganke Inc Production. Mulai dari foto dan video yang ditunjukkan oleh Leon sampai makian Leon yang sangat kasar itu, saat berbicara Anne terlihat sangat tenang. Bahkan ia tak terlihat sedih sama sekali.      

"Aku yakin Steffi yang memberikan foto dan video itu pada Leon,"ucap Anne pelan mengakhiri ceritanya.      

"Wanita itu lagi,"gunam Jack penuh emosi.      

"Sebenarnya aku tak masalah Steffi memberikan semua foto atau video itu kepada Leon, tapi ada hal lain yang menggangguku,"imbuh Anne kembali.     

"Apa itu?"tanya Jack singkat.     

Anne menatap Jack tanpa berkedip.  "Bukankah kau bilang apartemen itu memiliki sistem keamanan yang sangat ketat? Lalu bagaimana bisa Steffi mendapatkan foto dan video itu yang jelas-jelas diambil di area parkir apartemen, yang notabene masih berada di lingkungan apartemen dan untuk mengakses masuk ke situ saja bukankah harus melewati beberapa pos terlebih dahulu? Tapi bagaimana dia bisa masuk? Bukankah itu artinya pengamanan di apartemen itu tidak bagus, kalau memang seperti itu lebih baik aku kembali saja ke apartemen lamaku toh sama saja. Steffi juga pasti akan menemukanku bukan."     

Kedua mata Jack membulat sempurna mendengar perkataan Anne, ia tak suka Anne menentang keputusannya seperti itu. Meskipun Anne secara langsung menentangnya namun dari pembahasan Anne yang ingin kembali ke apartemen lamanya membuat Jack langsung sadar kemana arah pembicaraan Anne, tanpa bicara Jack mengeluarkan ponselnya.      

"Cari tahu, apakah beberapa hari terakhir ini Steffi Ganke datang ke apartemen Anne. Cari tahu juga apa ada orang yang membantunya, kalau memang ada bawa ke hadapanku,"ucap Jack dengan suara meninggi saat berbicara dengan salah satu anak buahnya yang berjaga di apartemen baru Anne.     

"Siap Tuan, saya mengerti,"jawab seorang pria di ujung telepon.      

Setelah berbicara seperti itu, Jack lalu meletakkan ponselnya di atas meja. Ia lalu berjalan mendekati Anne yang duduk disofa.      

"Kalau memang apartemen itu tak aman untukmu, maka dirumahmu lah tempat tinggal barumu Anne,"ucap Jack pelan saat sudah duduk di hadapan Anne.     

"Jangan gila Jack, kalau kau memintaku tinggal di rumahmu maka apa yang dikatakan Steffi benar. Semua orang pasti akan menyebutku sebagai wanita murahan, aku tak mau Jack." Anne menyahut dengan cepat perkataan Jack, ia menolak usulan Jack untuk tinggal dirumahnya.      

"Kita wanitaku, memangnya kenapa? Toh beberapa orang sudah tahu kau calon istriku, tak ada masalah kalau kita tinggal satu rumah Anne. Seandainya kau hamil pun aku pasti akan bertanggung jawab, jadi kau tak usah khawatir Anne. Peduli setan dengan orang lain, yang menjalani hubungan itu kita. Kau dan aku, selama kita bahagia tak ada masalah bukan,"jawab Jack pelan tanpa rasa bersalah.      

Jantung Anne berdetak lebih cepat mendengar perkataan Jack, setelah mengatur nafas Anne lalu menatap Jack dengan tajam dan berkata, "Tidak semudah itu Jack, aku tak mau tinggal satu rumah dengan pria yang belum resmi menjadi suamiku. Kau adalah laki-laki dan mudah saja bagi seorang laki-laki untuk bergonta-ganti pasangan, tapi tidak dengan seorang wanita Jack. Nama wanita itu akan selalu jelek dimata orang lain apalagi kalau misalkan ia sampai hamil tanpa adanya ikatan pernikahan dan itu akan menjadi beban tersendiri untukku. Kalau kau menilai ku sebagai orang yang kuno ataupun kolot aku akan menerimanya, tapi itu adalah prinsipku aku sudah gagal dalam pernikahan satu kali Jack. Aku tak mau mengulang kesalahan yang lebih besar dari itu, kalaupun memang Steffi ingin berbuat macam-macam padaku aku akan menghadapinya. Seperti yang kau ajarkan dulu padaku untuk menghadapi masalah secara langsung dan tak pergi dari masalah."      

"Jangan coba-coba Anne!! Steffi adalah orang gila, kau jangan cari masalah dengannya,"hardik Jack dengan suara meninggi.     

Anne bangun dari sofa, ia berkacak pinggang dihadapan Jack dan hal ini adalah pertama kalinya ia berani bersikap seperti itu pada Jack. "Lalu aku harus bagaimana Jack, kau bilang apartemen itu adalah apartemen yang aman tapi buktinya apa? Setelah aku tinggal di sana justru Steffi bisa mendapatkan foto dan video itu kan? Ini baru Leon yang mendapatkan foto dan video itu, aku yakin sekali Steffi masih memiliki salinan yang asli. Dan karena aku sangat mengenal siapa Steffi aku yakin ia pasti akan menggunakan foto dan video itu untuk melakukan hal yang lebih besar lagi yang tak bisa…"     

"Jangan khawatir, masalah wanita itu urusanku. Yang jelas kau tenang dulu, jangan memutuskan sesuatu tanpa izin dariku. Biarkan anak buahku bekerja dulu, mereka akan mencari tahu apakah itu benar-benar Steffi yang mengambil foto dan video atau orang lain, karena jika itu adalah orang lain yang diperintahkan oleh Steffi maka aku harus memikirkan cara lain. Tapi kalau memang Steffi bekerja sendiri, maka aku tetap pada rencana awal. Yang pasti untuk saat ini kau tenang terlebih dahulu, aku yakin wanita itu tidak akan berani menyebarkan foto dan video itu. Selama ada aku kau tak perlu takut dan kalaupun foto dan video itu sudah terlanjur tersebar maka itu lebih baik, jadi aku bisa punya alasan untuk menikahimu lebih cepat bukan,"ucap Jack panjang lebar memotong perkataan Anne.      

"Me-menikah? Bukankah kita sudah sepakat untuk tak menikah secepat ini Jack?"tanya Anne tergagap.      

"Kalau kau tak mau tinggal satu rumah denganku karena alasan tak mau tinggal bersama dengan lelaki yang belum ada ikatan pernikahan ya sudah kita menikah, tak ada cara lain lagi."Jack menjawab pertanyaan Anne dengan tenang tanpa rasa bersalah.      

"Ta-tapi kita kan sudah sepakat untuk tak…"     

Tok     

Tok     

"Permisi Tuan, maaf mengganggu. Orang yang sangat anda benci, saat ini ada dibawah." Erick bicara dari depan pintu dengan sopan sehingga membuat Anne tak bisa meneruskan pembicaraannya.      

"Siapa Erick?"tanya Jack dengan keras.      

"Leonardo Ganke dan asistennya Wayne Scott ada di lobby, mereka mengatakan ingin bertemu secara langsung dengan anda untuk membahas soal perjanjian kerjasama yang menurut mereka tak sesuai,"jawab Erick dengan sopan.     

"Cih… membahas soal perjanjian kerja sama dia bilang, dasar laki-laki bajingan,"umpat Jack kesal, ia tahu tujuan Leon yang sebenarnya ke kantornya adalah untuk membahas soal video dan foto yang dibahas oleh Anne sebelumnya.      

Jack nampak berpikir beberapa saat sebelum menjawab perkataan Erick kembali, tak lama kemudian senyumnya pun mengembang.      

"Panggil Alice, aku perlu bicara dengannya,"pinta Jack dengan suara keras.     

Alice yang sedang berada disamping Erick langsung masuk ke dalam ruangan Jack, ia mendengar semua perkataan Jack pada Erick.     

"Wow, cepat sekali,"ucap Jack takjub.     

"Maaf Tuan, tadi saya sebenarnya…"     

"Kemarilah, aku ingin bicara sesuatu padamu."Jack langsung memotong perkataan Alice dengan cepat.      

Alice yang takut masih berdiri pada tempatnya, ia tak mendekati Jack sampai akhirnya membuat batas kesabaran Jack habis dan membuatnya mendekati sekretaris pribadinya itu. Alice yang takut nampak berusaha menghindar dari Jack, namun Jack dengan sigap memegangi tangan Alice dan kemudian membisikkan beberapa patah kata pada gadis berambut merah itu.      

"Baik Tuan saya mengerti,"jawab Alice dengan cepat saat Jack sudah mengatakan semua hal yang ingin ia katakan.     

"Do it now!!!"     

Alice menganggukan kepalanya penuh semangat, ia pun bergegas mendekati Anne tak lama setelah Jack keluar dari ruangannya.      

"Ada apa Alice?"tanya Anne bingung.     

"Buka bajumu kak,"jawab Alice singkat.      

"A-apa!!"jerit Anne keras sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.