I'LL Teach You Marianne

Tugas pimpinan



Tugas pimpinan

0Aaron diam, ia menatap Daniel dengan tatapan yang tak bisa dideskripsikan.      
0

"Aku ingin menyudahi semuanya setelah aku bicara empat mata dengan Anne, aku ingin bertanya untuk yang terakhir kalinya. Kalau memang ia tak menginginkan aku maka aku rela melepasnya dan membiarkan dirinya mendapatkan cinta yang bukan aku Daniel,"ujarnya pelan tanpa ekspresi.     

Daniel mengangkat tangan dan meletakkannya di pundak Aaron. "You can do it, i believe it. You deserve to be happy with another love Aaron."     

"Terima kasih, ya sudah ayo kembali ke kantor. Masih banyak pekerjaan yang harus kita urus,"ucap Aaron pelan.      

"Yes sir!!"     

Daniel menjawab dengan cepat dan kembali menginjak gas mobilnya menuju jalan raya kembali, setelah berhenti cukup lama di pinggir jalan pasca kehilangan jejak Anne. Sepanjang perjalanan menuju kantor Aaron tak bicara sama sekali, ia bingung dengan perasaannya sendiri. Perasaan yang sangat menyiksanya, perasaan yang belum pernah ia rasakan seumur hidupnya. Mencintai seorang wanita yang tak mencintainya membuat seorang Aaron lemah, Aaron yang selama ini selalu menjadi incaran setiap wanita cantik kini harus menelan pil pahit pasca ditolak mentah-mentah oleh Anne. Seorang gadis biasa, gadis sederhana yang mempunyai banyak mimpi. Dan kesederhanaan Anne itulah yang membuat hati dingin seorang Aaron Sean Connery luluh.     

"Beri aku tanda Anne, beri aku sinyal untuk tetap berjuang atau berjalan mundur dan menjauh darimu. Sikap diammu selama ini membuatku bingung." Aaron membatin dengan terus masih memikirkannya Anne.      

Senyuman tulus Anne saat bersamanya beberapa bulan yang lalu begitu membekas dalam hatinya. Apalagi saat Anne khawatir padanya ketika ia sakit, semua perhatian dan sikap Anne itulah yang membuat Aaron tak bisa membuang nama Anne begitu saja dari dalam dirinya. Selama ini wanita yang mendekatinya adalah wanita yang selalu menilai dari jumlah dolar yang ia miliki, namun Anne beda. Anne tak melihat itu, bahkan ketika ia jujur tentang siapa dirinya yang sesungguhnya sikap Anne sama sekali tak berubah. Gadis itu masih sama, ia masih memperlakukan Aaron seperti biasanya. Dan apa yang Anne lalu ini benar-benar sudah memberikan kesan mendalam pada Aaron.      

Setelah menempuh perjalanan selama hampir tiga puluh menit mobil yang dikendarai oleh Daniel akhirnya tiba di Connery Corporation, saat melihat mobil Aaron datang beberapa staf yang sedang bersantai langsung kembali ke mejanya masing-masing. Begitupula dengan Marissa dan Kimberly Henderson yang sedang bersantai di balkon tempat para staf untuk merokok, mereka berdua pun langsung mengikuti para seniornya yang akan fokus bekerja saat sang CEO ada di kantor. Sebuah tindakan yang tak asing lagi, sebenarnya kedisiplinan para staf ini lebih terjaga setelah sebelumnya saat ada seorang wanita petugas kebersihan yang sudah cukup tua. Ia akan membawa kemoceng dan memukul orang-orang yang masih bersantai di saat jam kerja ketika Aaron tidak ada di kantor, ia bahkan tidak segan langsung melaporkannya pada Aaron dan Daniel meskipun berkali-kali ia diancam oleh beberapa staf yang usianya lebih muda darinya dan tidak suka dengan apa yang ia lakukan itu namun petugas kebersihan tua itu tak gentar. Ia justru semakin bersemangat untuk melakukan sebuah pekerjaan yang tidak masuk dalam job desk nya sebagai seorang petugas kebersihan itu, sampai akhirnya berita itu terdengar di telinga Aaron dan membuat Aaron memberikan penghargaan kepada petugas kebersihan wanita yang sudah cukup berumur itu sampai akhirnya ia pensiun sekitar empat bulan yang lalu karena usianya sudah memasuki batas maksimal untuk bekerja. Sehingga pasca wanita itu pensiun para staf yang membandel tidak ada yang mengatur lagi, mereka seperti sudah bersepakat dan saling menutupi satu demi lain ketika Aaron tidak ada untuk mencuri waktu selama jam istirahat seperti yang baru saja dilakukan pagi ini.      

Namun sebenarnya tanpa sepengetahuan semua staf yang membandel itu Aaron melihat apapun yang mereka lakukan, karena ia memasang beberapa CCTV backup di berbagai sudut yang tidak diketahui oleh para stafnya itu. Sehingga ia bisa melihat siapa yang benar-benar bekerja dan siapa yang hanya mencari muka padanya, sebenarnya Daniel sudah meminta Aaron untuk menindak tegas para pekerja yang tidak disiplin itu. Tapi Aaron masih memberikan kesempatan pada mereka serta menunggu waktu yang tepat untuk membuat perhitungan pada mereka dan sepertinya Aaron akan membuat perhitungan kali ini. Pasalnya sejak memasuki area perusahaan ia tak melepaskan pandangannya sama sekali dari layar monitor yang menampilkan keadaan di dalam kantor, di mana saat ini banyak staf yang sedang bersantai-santai sambil bercengkrama satu sama lain padahal pekerjaan masih banyak dan harus segera diselesaikan. Aaron yang sudah berkali-kali melihat para staf yang membandel itu langsung menghubungi salah satu staf human resources department untuk datang ke ruangannya sekarang juga, Daniel yang tak tahu apa yang sedang Aaron lakukan masih berfokus untuk memarkirkan kendaraan dengan baik di area yang sudah menjadi tempat khusus mobil Aaron parkir.      

"Aku lapar, aku ingin pergi ke kantin sebentar,"ucap Daniel pelan saat Aaron turun dari mobil.     

"Aku temani."      

Daniel yang sedang memasukkan ponselnya ke dalam baju langsung menoleh ke arah Aaron seketika. "Apa aku tak salah dengar?"     

"Tidak, aku juga ingin membeli beberapa cemilan sebelum bekerja,"jawab Aaron santai dan berjalan menuju ke lift untuk naik ke lantai 3 di mana kantin para karyawan berada.     

Daniel mengangkat satu alisnya mendengar perkataan Aaron, ia benar-benar tak percaya melihat seorang Aaron mau pergi ke kantin para karyawan di jam sepagi ini. Dimana biasanya sebelum jam makan siang para petugas kantin akan sangat sibuk sekali untuk menyiapkan makanan, sehingga suasana di kantin pasti akan sangat ramai dan banyak sekali asap yang dihasilkan dari wajan wajan para koki yang sedang memasak.     

"Come on Daniel!!!" Panggil Aaron dari dalam lift.     

"Aku datang."     

Daniel berlari dan langsung menekan tombol angka 3 begitu masuk ke dalam lift, Aaron masih diam sambil melipat tangannya di dada. Ia tak berbicara apapun sehingga membuat Daniel merasa ada hal besar yang makan terjadi, setelah lift berhenti di lantai tujuan Aaron dan Daniel langsung keluar. Mereka berjalan menuju kantin yang sedang sangat bising.      

"Kau yakin ingin masuk ke dalam?"tanya Daniel pelan pada Aaron saat berhenti di depan pintu utama kantin.     

"Ada berapa koki yang kita miliki di perusahaan ini?"tanya balik Aaron datar.      

"Menurut data terakhir yang aku tahu kita memiliki 1 koki utama dan 5 koki pendamping dan beberapa orang asistennya sehingga jumlah orang yang bekerja di kantin ini ada sekitar 15 orang. Itu sudah termasuk petugas cuci piring dan petugas kebersihan,"jawab Daniel dengan cepat.      

Aaron menganggukan kepalanya dengan sebuah senyum aneh yang menghias wajah tampannya, tanpa bicara Aaron berjalan ke vending machine untuk membeli soft drink yang terpajang di mesin itu. Meskipun Aaron adalah pemilik perusahaan namun ia tetap membayar ketika ingin membeli minuman di vending machine yang disediakan patner bisnisnya yang menjual minuman soda itu, padahal sebenarnya ia tinggal menggesekan kartu identitasnya ke sensor yang ada di vending machine itu sehingga ia tak perlu membayar. Namun Aaron tidak mau melakukan itu, ia tahu kalau partner yang menyediakan vending machine itu membutuhkan uang jadi ia tak mau mengambil keuntungan dari hal itu baginya bisnis adalah bisnis.      

"Untukmu,"ucap Aaron pelan saat memberikan sekaleng minuman soda pada Daniel.     

"Terima kasih...tapi hei kau mau kemana?!"Daniel langsung berteriak keras saat melihat Aaron tiba-tiba berjalan lagi menuju lift.      

"Menjalankan tugasku sebagai pimpinan perusahaan ini,"jawabannya pelan tanpa menoleh ke arah Daniel, kaleng minuman soda yang masih utuh dalam genggaman Aaron sudah tak utuh. Terlihat jelas berkas genggaman kuat di kaleng soda akibat jari-jari Aaron.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.