I'LL Teach You Marianne

Memintal Rindu



Memintal Rindu

0Selama perjalanan pulang Anne memilih berdiri meskipun banyak kursi kosong yang tersedia di bus, namun karena ia merasa tak nyaman jika duduk akhirnya Anne memilih untuk berdiri selama hampir satu jam perjalanan menuju apartmennya.     
0

"Kenapa moodku sangat kacau hari ini." Anne bicara sendiri saat berjalan menuju ke apartemen bersamaan dengan para penghuni apartment lainnya yang juga baru pulang bekerja.     

Senyum Anne mengembang saat melihat anak-anak kecil berlarian menyambut sang ayah yang pulang bekerja, sebuah tampilan keluarga harmonis yang Anne idam-idamkan selama ini. Karena hari semakin dingin akhirnya Anne mempercepat langkah kakinya menuju apartemen, ketika ada didalam lift Anne langsung membeku saat merasakan ada cairan hangat yang membasahi celana dalamnya.     

"Oh Tuhan,"pekik Anne spontan saat menyadari kalau datang bulannya datang.     

Dua orang wanita paruh baya yang baru pulang dari kantor langsung menoleh ke arah Anne yang berdiri dibelakang mereka. "Ada apa nona?"     

��Tidak nyonya, sa-saya tiba-tiba teringat kalau salah satu drama korea favorit saya sudah mulai,"jawab Anne berbohong.     

"Wah suka drama korea juga rupanya ya? Saya juga. Saya sangat menggilai Lee Min Ho dan Kim Taehyung yang cantik seperti perempuan itu,"ucap seorang wanita paruh baya berkaca mata penuh semangat.     

"Kim Taehyung?"     

"Iya, si pria cantik yang sudah saya idolakan sejak beberapa tahun yang lalu. Ini fotonya." Sang wanita paruh baya berkacamata itu dengan cepat menunjukkan ponselnya ke arah Anne.     

Melihat layar ponsel tetangganya itu Anne tersenyum kecut, pasalnya foto yang ditunjukka wanita itu padanya adalah salah satu personel boyband BTS. Yang notabene adalah seorang penyanyi bukan actor.     

"Kalau aku suka dengan temannya yang bernama Jungkook itu, melihat pria setampan itu benar-benar membuatku semangat lagi meskipun lelah bekerja seharian dikantor hehehe,"sahut wanita lainnya ikut bicara.     

"Hehehe iya Nyonya,"jawab Anne datar sembari mengembalikan ponsel yang ada ditangannya pada sang pemilik.     

"Kalau kau suka siapa nona?"tanya kedua wanita itu bersaman pada Anne.     

"Saya suka semua aktornya nyonya, karena saya tak bisa berakting jadi saya mengagumi mereka semua hehe,"jawab Anne pelan dengan senyum yang dipaksakan.     

Mendengar perkatan Anne membuat kedua wanita itu menganggukkan kepalanya bersamaan, alhasil selama didalam lift akhirnya Anne terlibat obrolan mengenai personel BTS dengan dua wanita paruh baya dihadapannya. Anne hanya tersenyum saja mendengar dua wanita dihadapannya bercerita penuh semangat, ia memilih untuk tak banyak bicara karena ia merasa kalau darah datang bulannya keluar makin banyak. Akhirnya lift pun berhenti dilantai delapan dan kedua wanita yang ternyata tinggal satu lantai itupun keluar bersamaan setelah gagal mengajak Anne untuk mampir ke unit mereka.     

"Janji ya Anne, nanti kalau libur kita bahas tentang idola kita lagi bersama,"ucap sang wanita berkaca mata yang bernama Emma penuh semangat.     

"Iya Nyonya,"jawab Anne singkat dengan tersenyum ramah.     

"Jangan hanya main ke tempat Emma saja Anne, ketempatku juga."nyonya Judy ikut bicara.     

"Iya Nyonya Judy, saya pasti akan berkunjung ke tempat anda juga. Kalau begitu saya permisi, selamat beristirahat nyonya dan sampai jumpa." Anne menjawab pelan perkataan dua wanita baik yang baru ia kenal dengan ramah.     

Tak lama kemudian pintu lift pun tertutup dan membawa Anne menuju lantai sepuluh, setelah pintu lift terbuka Anne lansung berlari menuju kamarnya. Ia tak mau mengotori lantai dengan darah menstruasinya yang keluar semakin banyak itu, begitu berhasil membuka kamarnya Anne meletakkan tas nya begitu saja dilantai tepat di depan pintu dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.     

"Pantas saja moodku kacau ternyata datang bulanku datang, tapi kenapa datang secepat ini ya? Padahal biasanya tanggal delapan belas, ini masih tanggal lima belas,"ucap Anne pelan setelah selesai membersihkan dirinya dan merapikan pakaiannya yang sudah dibersihkan dari noda darah ke dalam mesin cuci.     

Karena perutnya terasa tak nyaman Anne memilih untuk tidur, rasa nyeri yang menggigit mulai menyerang perutnya. Karena ponselnya masih belum di ganti dari mode diam alhasil Anne tak mendengar kalau saat ini Jack sudah menghubunginya berkali-kali, padahal saat ini ponselnya sudah ada di atas nakas yang ada disamping ranjangnya.     

Jack yang baru saja menyelesaikan meeting nampak sangat kesal sekali saat ini karena Anne lagi-lagi tak merespon panggilannya, Erick yang menyadari kalau mood Jack sedang tak baik pun akhirnya mencoba menenangkan sang tuan. Berkali-kali ia menepuk tangan Jack mengingatkannya untuk tetap tenang, pasalnya saat ini mereka masih berada ditempat klien. Meskipun meeting sudah selesai akan tetapi mereka harus masih menjaga sikap supaya tak memberikan kesan buruk di mata klien, karena itulah Erick berusaha keras untuk membuat Jack tenang. Sementara itu Alice terlihat merapikan dokumen yang ada diatas meja dengan cekatan.     

"Terima kasih Tuan Ron, saya harap kerjasama kita berjalan dengan baik kedepannya,"ucap Jack ramah saat menjabat tangan rekan bisnis barunya itu dengan kuat.     

"Saya juga harap begitu Tuan Jack, sebuah kehormatan bagi kami bisa bekerja sama Muller Finance Internasional yang sudah terkenal,"jawab tuan Ron dengan cepat.     

"Baiklah kalau begitu kami permisi Tuan, sampai jumpa di meeting yang akan datang,"pamit Jack kembali dengan senyum tersungging diwajahnya.     

"Sampai jumpa Tuan, hati-hati dijalan." Tuan Ron Perron menjawab ramah perkataan Jack.     

Tak lama kemudian Jack dan anak buahnya pun meninggalkan kantor tuan Ron Perron, tujuan mereka saat ini adalah ke sebuah restoran yang ada dihotel bintang lima di pusat kota. Jadwal Jack hari ini benar-benar full, ia tak memiliki waktu istirahat sedikitpun. Karena itulah sejak tadi ia protes pada Alice sang sekertaris yang sudah membuat jadwal yang sepadat ini.     

"Saya hanya melakukan pekerjaan saya sebagai sekertaris Tuan, lagipula sebelumnya anda kan juga sudah menyetujuinya. Jadi ini bukan salah saya,"jawab Alice ketus merespon ocehan Jack.     

"Iya aku memang menyetujuinya tapi kenapa jadi maraton meeting seperti ini maksudku,"sahut Jack kembali.     

"Tinggal satu meeting lagi Tuan, setelah itu besok jadwal anda kosong. Bersabarlah,"ucap Erick pelan.     

"Benarkah besok jadwalku kosong?"tanya Jack penuh semangat.     

"Semoga saja." Tanpa rasa takut Alice menjawab pertanyaan Jack.     

"Alice, kau benar-benar menyebalkan sekali,"pekik Jack dengan keras.     

Dari tempat duduknya di kursi depan Alice terkekeh, ia senang sekali bisa menggoda sang tuan. Alice merasa puas sekali hari ini bisa melihat bosnya setantrum itu karena tak bisa menghubungi Anne, karena tak mau membuat Jack semakin marah akhirnya Alice pun menyibukkan diri dengan membaca berkas-berkas penting yang akan dipakai untuk meeting sebentar lagi.     

"Kenapa kau tak membalas satupun pesan dariku Anne, kau baik-baik saja kan?"ucap Jack dalam hati sambil memejamkan kedua matanya.     

Erick yang duduk disamping Jack tersenyum saat melihat bosnya akhirnya tenang, sejak tadi dialah satu-satunya orang waras yang menjadi penengah Jack dan Alice yang bertengkar. Pekerjaannya sebagai asisten pribadi seorang Jackson Patrick Muller benar-benar menguras tenaga luar dan dalam.     

Connery Corporation     

Aaron yang juga sedang disibukkan dengan pekerjaannya dalam beberapa hari terakhir nampak baru saja selesai meeting dengan tuan Bob, proyek kerjasamanya dengan tuan Bob di Northampton hampir setengah jadi. Apartemen tiga gedung dengan tiga puluh lantai itu sudah memasuki tahap finising dengan pemasangan jaringan kabel listrik dan internet, mengetahui satu mahakaryanya hampir selesai Aaron menjadi sangat bersemangat.     

"Dengan ini aku akan memposisikan Connery Corporation ada di puncak, tak akan ada perusahaan properti lain yang bisa menyamai prestasi Conenry Corporation,"ucap Aaron penuh semangat.     

"Iya Tuan, tapi anda jangan lengah. Karena semakin anda ada dipuncak semakin banyak pula musuh anda yang akan mendekat,"sahut Daniel pelan.     

"Aku tahu soal itu Daniel, kau tak perlu khawatir. Selama kau ada disampingku semuanya akan berjalan dengan lancar Daniel,"kelakar Aaron sambil terkekeh.     

Daniel hanya menggelengkan kepalanya perlahan mendengar jawaban dari Aaron, karena tak mau mengganggu kebahagiaan Aaron akhirnya Daniel pun pergi meninggalkan ruang kerja Aaron untuk melanjutkan pekerjaannya lagi. Ia senang melihat Aaron kembali fokus pada pekerjaannya dan tak terus terfokus pada perseteruannya dengan seorang Jackson Patrick Muller demi mendapatkan perhatian dari Anne.     

"Tunggu aku benar-benar sembuh Aaron, aku akan datang lagi padamu. Kau adalah milikku, tak ada wanita lain yang bisa memilikimu. Kalau aku tak bisa memilikimu maka tak akan ada wanita lain yang bisa memilikimu,"ucap seorang wanita cantik yang kepalanya masih terbalut kain kasa bicara sendiri sambil mencengkram foto Aaron yang sedang dikelilingi para mahasiswi UAL diranjang tempatnya berada selama beberapa minggu terakhir, hari in ia sudah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter yang baru saja melakukan operasi plastik untuk menghilangkan luka yang ada ditubuhnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.