I'LL Teach You Marianne

Topik sensitif



Topik sensitif

0Anne yang merasa tak ada yang salah dengan perkataan terlihat tak gentar menghadapi Jack yang marah, ia justru terlihat menantang Jack dengan segala kemampuannya.      
0

"Tuan." Erick yang tak tahu tengah terjadi perang antara Jack dan Anne masuk begitu saja ke dalam kamar. "Ada telepon dari cleaning servis,"ucapnya lagi.     

Kemarahan Jack seketika memudar saat mendengar Erick menyebut soal cleaning servis, pasalnya cleaning servis yang dimaksud oleh Erick bukanlah benar-benar cleaning servis. Cleaning servis yang mereka bahas adalah salah satu anak buah Jack yang sedang melakukan tugasnya, mengawasi sekitar apartemen Anne dengan menyamar sebagai kepala cleaning servis di komplek apartemen itu.      

Jack meninggalkan Anne begitu saja, ia berjalan keluar menghampiri Erick dan terlibat pembicaraan serius dengan suara yang hampir tak terdengar oleh siapapun. Anne sendiri akhirnya memutuskan memeriksa ponselnya yang sejak kemarin tak ia sentuh pasca bertemu Jack setelah ponselnya kehabisan daya dan sempat di isi sebentar di konter kosmetik tempatnya menunggu Jack datang saat dibuntuti dua orang pria yang ternyata adalah suruhan Steffi di toko swalayan kemarin.     

Begitu ponselnya aktif, Anne langsung sibuk membalas pesan yang masuk. Baik dari Linda ataupun dari Edward yang membahas soal pekerjaan. Seperti wanita kebanyakan yang akan langsung larut dalam dunianya sendiri ketika sudah mendapatkan kesenangannya, Anne pun begitu. Ia tertawa sendiri saat membalas pesan Linda yang masih ada dikampung halamannya bersama Paul, mereka berdua akan datang kembali ke London beberapa hari lagi.      

"Aku iri padamu Linda, kau pasti sangat bahagia sekarang. Kau punya keluarga yang hangat dan menyenangkan." Anne bergumam mengomentari foto-foto Linda yang baru masuk dalam ponselnya, kehangatan dan kebahagiaan sangat terlihat dalam foto-foto itu. Bukan harta dan barang-barang mewah yang membuat Anne iri pada Linda, memiliki keluarga yang hangat lah yang membuat Anne iri pada Linda.      

Saat sedang melihat foto-foto Linda di ponselnya secara tak sadar air mata Anne keluar membasahi pipinya, ia mudah rapuh jika dalam kondisi seperti ini. Bahkan saat mengetahui Steffi ingin menghancurkan dirinya saja Anne tak meneteskan air matanya.     

"Semua sudah diatur dengan sangat baik Tuan, anda tak usah khawatir. Saya yang akan mengurus apartemen baru nona Anne." Erick menyudahi laporannya dengan membahas apartemen baru Anne.      

Jack yang puas dengan hasil kerja semua anak buahnya terlihat senang sekali mendengar perkataan terakhir Erick. "Aku percaya padamu Erick, kau pasti bisa mengurusnya dengan baik."      

"Baik, kalau begitu saya permisi Tuan. Saya harus pergi untuk mengurus semuanya." Pamit Erick sopan, meskipun sekarang akhir pekan namun Erick tetap memilih untuk bekerja. Baginya semakin cepat pekerja dilakukan, maka semakin cepat pula ia bisa bersantai.      

"Pergilah, kau tahu seleraku Erick."      

Erick menganggukan kepalanya dengan sopan merespon perkataan Jack, detik itupun ia berjalan pergi meninggalkan Jack menuju basement tempat dimana mobilnya terparkir. Suara mobil sport yang dikendarai Erick cukup bising saat keluar dari dalam rumah menuju jalan, Jack pun masuk kembali kedalam kamar baru Anne untuk melanjutkan perdebatannya dengan Anne yang belum selesai. Jack merasa urusannya dengan Anne belum menemukan titik terang, karena itulah ia berniat untuk menyelesaikan semuanya saat ini juga. Namun saat baru melangkah masuk Jack sudah dikejutkan dengan apa yang sedang ia lihat, Anne nampak sedang menyeka air matanya saat memainkan ponsel. Hati Jack pun luluh, ia merasa bersalah sekali saat ini. Melihat Anne menangis seperti itu hatinya terasa sakit.      

Dengan langkah tegap Jack mendekati Anne, ia lalu meraup tubuh Anne dalam pelukannya yang hangat. "Maaf, maafkan aku jika tadi perkataanku kasar dan membuatmu terluka,"ucapnya pelan penuh penyesalan.     

"Lepaskan aku Jack,"pinta Anne dengan suara parau.      

"Kau tahu cara kerjanya Anne."Jack menjawab singkat perkataan Anne, mengingatkannya dengan apa yang sudah ia ucapkan beberpa detik yang lalu.      

Anne mengalah. "Aku tak perlu memaafkanmu, karena tak ada kesalahan yang kau buat. Ya sudah sekarang lepaskan aku Jack, aku tak bisa bernafas kau peluk seperti ini."     

Jack melepaskan tangannya dari tubuh Anne, ia menatap sepasang mata Anne yang sembab. Perlahan ia menggerakkan tangannya ke wajah Anne. "Lalu kenapa kau menangis?"tanyanya singkat.     

"Karena ini." Anne berhemat suara, ia menjawab sangat singkat pertanyaan yang Jack ucapkan.     

Melihat Anne mengulurkan ponsel padanya Jack bingung, ia tak mengerti. Namun karena tangan Anne terus terulur kearahnya dengan memegang ponsel tak urung Jack pun meraih ponsel itu. Kedua matanya menyipit saat melihat galeri foto yang penuh dengan foto-foto Linda dan keluarganya, pada detik-detik pertama Jack masih belum mengerti dengan foto-foto yang sedang ia lihat ini. Namun saat memasuki menit kedua akhirnya ia paham dengan maksud Anne menunjukkan foto keluarga Linda kepadanya.      

Tanpa bicara Jack kembali meraih tubuh Anne kedalam pelukannya lagi. "Kita bisa membuat keluarga seperti mereka jika kau mau, keluarga kecil kita sendiri Anne."     

Seketika tubuh Anne menegang mendengar perkataan Jack, entah bagaimana Jack langsung paham dengan apa yang ia pikirkan. Akan tetapi saat ini tak mungkin Anne mengiyakan apa yang Jack katakan, Anne memutar otaknya mencoba mencari jalan keluar untuk menyudahi perbincangan yang tak ingin ia bahas lebih jauh itu.     

"Bukan itu maksudku, aku hanya rindu pada Linda. Sudah hampir sepuluh hari ia pulang, aku rindu suara bisingnya yang sangat menggangu itu." Anne asal bicara, mengeluarkan apapun yang terlintas dalam pikirannya saat ini, mencoba mematahkan perkataan Jack sebelumnya.     

"Jadi kau rindu pada si cerewet itu?"tanya Jack tak percaya, ia terlihat menahan kecewa saat bicara. Pasalnya ia sangat yakin sekali kalau tadi Anne menangis karena merindukan keluarganya.     

Dalam pelukan Jack yang erat Anne menganggukan kepalanya, ia harus menyakinkan Jack agar percaya apa yang ia katakan.     

"Aku rindu Linda, Linda satu-satunya teman yang tulus padaku. Dia tak memiliki niat jahat padaku, tak seperti teman-teman lain yang pernah aku miliki sebelumnya,"jawab Anne jujur.      

"Kalau kau rindu padanya kita bisa menyusulnya Anne, kita bisa pergi ke kampung halamannya untuk menjemputnya pulang kemari,"ujar Jack dengan cepat memberikan ide bagus untuk Anne.     

Anne menggelengkan kepalanya perlahan, ia menolak ide yang Jack mentah-mentah.      

"Aku tak mau merusak kebahagiaannya Jack, ia pasti sangat menikmati waktunya bersama keluarga besar saat ini. Hanya orang jahat sajalah yang akan tega merusak suasana hangat seperti itu, lagipula libur kuliah masih cukup panjang. Jadi biarkan saja dia tetap dikampung halamannya bersama Paul, aku tak mau merusak kebahagiaan mereka Jack,"ucap Anne pelan, saat bicara Anne terlihat mengatur nafasnya supaya tangisnya tak pecah. Anne tak mau Jack tahu alasan yang sebenarnya ia tadi menangis.      

Jack diam, ia sedang mencoba mencerna kata demi kata yang terucap dari bibir Anne. Ia kini semakin yakin bahwa sebenarnya Anne menangis bukan karena rindu pada Linda, namun karena Jack tak mau membuat Anne menangis lagi akhirnya Jack membiarkan semuanya terjadi sesuai dengan kemauan Anne. Keluarga adalah topik sensitif bagi Anne dan ia paham sekali akan itu, karena itulah saat ini diam adalah pilihannya yang paling tepat.      

"Aku punya ice cream di kulkas, kau mau?"tanya Jack tiba-tiba, Jack berusaha untuk mengembalikan suasana hati Anne dengan mengajaknya makan.     

Tubuh Anne menegang, ia lalu mendorong tubuh Jack menjauh sehingga ia pun terlepas dari pelukannya. Kedua matanya yang masih basah seketika berbinar mendengar tawaran dari Jack.      

"Aku mau Jack, aku mau ice cream." Anne menjawab dengan penuh semangat.      

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus You Are Mine, Viona! Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS You Are Mine, Viona mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Misseealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.