I'LL Teach You Marianne

New home



New home

0"Turunlah."      
0

Suara Jack terdengar berat ketika meminta Anne untuk turun dari mobil, mereka saat ini sudah ada di sebuah bangunan apartemen mewah yang berada tak jauh dari komplek perumahan Jack.      

Dengan mengunci mulutnya Anne turun dari mobil, ia masih kesal pada Jack yang sudah berani memukul bokongnya di hadapan para pelayan. Padahal ia tak merasa bersalah sebelumnya, namun Jack tetap bersikeras mengatakan kalau apa yang ia lakukan adalah untuk menghukum Anne yang sudah asal bicara.      

Karena tak fokus Anne hampir saja jatuh terselip ketika high heels yang ia pakai tak sengaja menginjak batu yang cukup besar, beruntung Jack yang sigap langsung meraih tubuh Anne dan membuatnya selamat dari adegan yang pasti akan sangat memalukan kalau ia sampai terjatuh.     

"Kalau kau tak bisa berjalan dengan baik, aku dengan senang hati menggendongmu!" Jack bicara pelan tepat ditelinga Anne.      

Anne yang masih sangat kaget langsung tersadar ketika Jack sudah dekat sekali dengannya, ia langsung mendorong Jack dengan sekuat tenaga agar menjauh darinya. Akan tetapi tenaga Anne tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Jack, Jack bahkan tak bergerak sedikitpun. Ia masih sangat kuat mencengkram pinggang Anne.     

"Please, banyak pengawalmu Jack. Lepaskan aku,"bisik Anne lirih, mencoba untuk menyadarkan Jack agar membiarkannya berjalan sendiri.     

"Kalau kau ceroboh lagi jangan salahkan aku, kalau aku akan menggendongmu seperti tadi. Aku sama sekali tak keberatan menggendongmu di pundakku,"jawab Jack pelan bernada ancaman saat mulai mengendurkan cengkraman tangannya di pinggang Anne.     

Wajah Anne panas mendengar perkataan Jack, begitu tangan Jack terlepas dari tubuhnya Anne langsung berjalan dengan cepat. Ia berusaha menjauhi Jack, berjalan didepan Jack dengan cepat. Meskipun tak tahu tujuan Jack itu kemana, yang ada dalam pikirannya adalah menjaga jarak aman dengan Jack.     

"Melalui lift ini Nona." Seorang resepsionis cantik mengarahkan Anne untuk masuk ke sebuah lift yang cukup besar di sampingnya dengan sopan.     

Kebingungan terlihat sekali diwajah Anne, ia tak mengerti kenapa diminta naik ke sebuah lift yang sudah dijaga oleh tiga orang penjaga Jack. Belum hilang kebingungannya tiba-tiba Anne dikagetkan dengan Jack yang langsung meraih pinggangnya dan memeluknya erat.     

"Ayo masuk, jangan buang waktu. Jadwal kita padat setelah ini,"ucapnya pelan tanpa rasa bersalah ketika melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift sambil memaksa Anne untuk ikut dengannya.      

Anne yang tenaganya jauh lebih kecil dibandingkan dengan Jack hanya bisa pasrah saat diseret masuk ke dalam lift yang cukup besar itu, lift itu membawa mereka ke lantai delapan. Tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di lantai delapan, karena tak mau dipeluk-peluk lagi Anne langsung berinisiatif untuk langsung keluar dari lift ketika pintunya terbuka.      

"Kita kemana?"tanya Anne penuh semangat, ia berusaha menetralkan keadaan agar Jack tak marah padanya karena keluar begitu saja dari dalam lift.     

Seorang pria yang memakai name tag bertuliskan manager langsung mendekati Anne.      

"Selamat datang Tuan dan Nona, perkenalkan saya Anthony. Saya yang akan memandu anda berdua menuju ke unit 8018 yang sudah disepakati sebelumnya, mari ikut saya."     

"Sepakat? Sepakat apa?"tanya Anne bingung.      

Jack tersenyum mendengar perkataan sang manager apartemen mewah itu, ia senang karena pesanannya cepat sekali dikerjakan oleh pihak operasional. "Ayo ikut, jangan banyak bicara. Nanti kau akan tahu jika sudah sampai ditempat tujuan,"jawabnya lirih dengan senyum penuh arti saat meraih tangan Anne      

"Jack, jangan main rahasia seperti ini. Aku tak suka!! Kau tak sedang membuat sebuah rencana jahat untukku bukan?"tanya Anne ketus, ia juga menampik tangan Jack yang berusaha mengajaknya untuk berjalan.     

Bukannya marah akan sikap pembangkang yang ditunjukkan oleh Anne, Jack justru tersenyum. Ia kemudian berjalan mendekati Anne dan tersenyum lembut padanya.      

"Aku tak mungkin berbuat jahat padamu, kau tahu itu dengan baik Anne. Kalau aku mau, aku sudah melakukannya saat kau mabuk tadi malam. Buktinya aku tak menyentuhmu bukan, kita hanya tidur bersama berpelukan sampai pagi. Jadi jangan pernah berfikir kalau aku ingin berbuat jahat padamu, jauhkan pikiran bodohmu itu,"jawab Jack pelan sambil menyentil kening Anne dengan cukup keras.     

"Aaaww… sakit Jack!!!"jerit Anne keras sambil memegangi keningnya yang memerah.     

Jack hanya tersenyum mendengar teriakan dari Anne, yang ia lakukan justru terus berjalan mengikuti Anthony sang manager dari apartemen mewah yang ia beli secara lunas untuk Anne itu. Jack rela membayar mahal apartemen yang sengaja ia pilihkan untuk Anne, yang mana harga satu unit apartemen di komplek ini sama dengan harga salah satu rumah yang ada di komplek perumahannya sekarang. Jack sengaja membelikan Anne apartemen mewah yang memiliki pengamanan sangat baik itu, hanya orang-orang tertentu saja yang diizinkan masuk ke apartemen. Dan untuk tamu atau pihak keluarga yang tidak memiliki akses masuk ke dalam gedung, mereka tak akan diizinkan masuk dengan alasan apapun      

Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk bebas ke apartemen itu selain Anne dan Jack, akses untuk masuk ke apartemen itu adalah menggunakan pemindaian retina mata. Memang terdengar sangat berlebihan, namun Jack memilih apartemen itu tanpa berpikir dua kali. Karena dengan sistem pengamanan yang sangat bagus seperti itu maka orang sekelas Aaron Sean Connery pun tak akan bisa menjangkau Anne, karena Jack sudah membuat beberapa nama saja yang diizinkan untuk masuk mengunjungi unit apartemen Anne yang baru itu. Orang-orang yang tidak memiliki akses masuk hanya bisa masuk ke dalam gedung apartemen jika mereka datang bersama sang empunya kamar, karena itulah Jack merasa tak keberatan membayar mahal apartemen itu. Karena menurutnya pengamanannya sepadan dengan harga yang harus ia bayar apalagi jika itu berkaitan dengan Anne, wanita yang ia terapkan menjadi miliknya itu.     

Langkah mereka semua terhenti ketika tiba di depan sebuah pintu yang memiliki nomor 8018, Anthony sang manajer pemasaran apartemen menggunakan id card miliknya untuk membuka pintu itu. Setelah berhasil membuka pintu kamar dengan sopan ia mundur satu langkah kebelakang.      

"Silahkan masuk Tuan, Nona,"ucapnya pelan sambil menunduk, tangannya pun membuat sebuah gerakan agar Jack dan Anne masuk kedalam kamar yang baru ia buka itu terlebih dahulu.     

Satu poin plus bertambah untuk management apartemen dari Jack, ia senang sekali dengan attitude dari pengurus apartemen. Karena baginya hanya orang-orang pandai saja yang memiliki attitude seperti Anthony.      

"Ayo masuk, lihat ke apartemen barumu Anne,"ucap Jack lembut pada Anne yang berdiri di.belakangnya.     

Anne menengadahkan wajahnya menatap Jack. "Apartemen baruku?"     

"Yes, ini apartemen barumu,"jawab Jack singkat.     

"Tapi Jack aku tak…"     

Anne tak mampu menyelesaikan perkataannya karena ia ditarik oleh Jack masuk ke dalam apartemen barunya, ketika masuk kedalam apartemen kedua matanya terbuka lebar karena melihat kemewahan yang berada di depannya.      

Anne menutupi mulutnya menggunakan kedua tangannya dan berkata, "Jack, ini terlalu berlebihan. Aku tak mungkin bisa tinggal di apartemen ini, aku tak memiliki cukup uang untuk membayar sewanya tiap bulan."     

"Maaf Nona, apartemen ini sudah dibayar lunas oleh Tuan Jackson Patrick Muller. Jadi anda tidak perlu membayar sewa tiap bulannya."Anthony menjawab dengan cepat perkataan Anne, ia merasa perlu meluruskan kesalahpahaman yang saat ini terjadi pada Anne.     

Glek, Anne menelan ludahnya perlahan.      

"Di-dibayar lunas? Apartemen semewah ini?"tanya Anne tergagap.      

Jack yang sejak tadi diam melihat keterkejutan tersenyum tipis, ia sudah menduga Anne akan bereaksi seperti ini. Mengingat Anne bukanlah seorang wanita yang silau harta.     

"Kalau kau tak mau tinggal disini, maka pilihanmu hanya satu yaitu tinggal bersamaku dirumah,"jawab Jack dengan enteng tanpa rasa bersalah sambil berjalan pelan menuju ke arah Anne.      

Wajah Anne langsung memerah mendengar perkataan Jack yang tak terduga itu. "Jangan gila Jack!!!"sahutnya dengan suara keras.     

"Maaf Anne, kau tak bisa menolak. Pilihanmu hanya itu, kau tinggal di apartemen ini sendiri atau tinggal bersamaku di rumah."     

Anne langsung jatuh terduduk dilantai sambil memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit, melihat Anne seperti itu Anthony ingin membantunya. Akan tetapi Jack memberikan kode pada manajer pemasaran apartemen itu untuk membiarkan Anne seperti itu, Jack tahu Anne sedang berpikir mencari pilihan terbaik. Pilihan yang sangat sulit untuk Anne ambil, karena kedua pilihan itu sama saja tetap membuatnya ada dalam jangkauan Jack.      

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus You Are Mine, Viona! Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS You Are Mine, Viona mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Missrealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.