I'LL Teach You Marianne

She's mine



She's mine

0"Jack, ini berlian asli?"     
0

"Kau yakin berlian ini terikat kuat di cincin ini?"     

"Ini pasti mahal sekali Jack, aku tak mau memakainya."     

"Bagaimana nanti kalau ada pencopet yang melihat cincin ini Jack?"     

"Lepaskan Jack, aku tak mau memakainya. Terlalu berlebihan untukku."      

Anne terus memprotes keberadaan cincin berlian mahal yang kini melingkar di jari manisnya itu pada Jack, kalau kebanyakan gadis-gadis lain akan terpesona akan keindahan cincin mahal itu Anne justru kebalikannya. Ia merasa tak pantas memakainya dan takut, ia takut kalau akan merusak cincin mahal itu jika ia pakai. Belum lagi dengan banyaknya penjahat di luar sana, memikirkan hal itu saja sudah membuat Anne tak tenang.      

"Cincin itu tak mahal Anne, aku bisa membelikannya yang lebih mahal lagi untukmu kalau kau tak suka pada cincin itu. Jadi stop bicara seperti itu, hilangkan semua kekhawatiranmu itu. Karena setelah ini kau akan diantar jemput oleh supir pribadi, tak mungkin aku membiarkan calon istriku naik kendaraan umum ke kantor,"jawab Jack datar, ia langsung menjawab semua pertanyaan Anne.     

"Tapi Jack, aku tak terbiasa memakai perhiasan. Tanganku gatal Jack dan juga aku tak se feminim itu untuk memakai cincin seperti ini, jadi lebih baik aku lepas dan…"     

"Coba saja kalau berani!! Kau akan menyesali tindakanmu itu nanti Anne,"hardik Jack dengan keras.      

Anne yang hampir berhasil melepaskan cincin berlian yang baru dipakaikan oleh Jack itu langsung mematung, akhirnya ia pun memakai dengan baik kembali cincin cantik itu ke jari manisnya. Karena teringat dengan ancaman Jack yang sebelumnya.      

Jack menahan tawa saat melihat Anne langsung memakai lagi cincinnya dengan tergesa-gesa, Anne akan menjadi lebih penurut jika sudah diancam. Karena angin laut semakin terasa dingin akhirnya Jack mengajak Anne untuk turun dari menara, ia tak mau Anne terkena flu. Sama seperti sebelumnya Jack turun terlebih dahulu, ia sengaja berjalan didepan Anne untuk berjaga dari kemungkinan terburuk. Menuruni tangga spiral setinggi 86 kaki di malam hari diperlukan kewaspadaan tingkat tinggi, karena itulah Jack memilih berjalan terlebih dahulu didepan Anne.      

Setelah menginjakkan kaki di tanah kembali Anne memeluk kedua lengannya yang terbuka, ia baru merasakan dinginnya angin setelah berada di bawah. Melihat Anne seperti itu Jack langsung berinisiatif melepas jas yang sedang ia pakai dan memakaikannya pada tubuh Anne.     

"Jack…"     

"Sudah jangan bicara lagi, aku melakukan ini karena tak mau kau merepotkan aku. Jadi jangan besar kepala, jangan pikir aku terlalu mencintaimu Anne,"ucap Jack dengan cepat.      

Anne menggigit bibir bawahnya, menahan tawa agar tak pecah saat ini. Sepertinya Jack sudah salah paham pada dirinya.      

"Aku lapar Jack, apa aku tak boleh bicara?"     

Deg      

Jack langsung menoleh ke arah Anne dengan wajah yang merah padam.     

"Kau lapar? Ki-kita baru makan beberapa jam yang lalu Anne dan sekarang kau lapar lagi?"tanya Jack tergagap, berusaha menyembunyikan rasa malunya.     

Dengan memasang wajah penuh harap Anne menatap Jack. "Aku lapar lagi, berlarian mengejar kepiting ternyata membuatku lapar."      

Melihat sepasang mata indah Anne membuat Jack tak kuasa menahan diri, ia lemah sekali kalau Anne sudah menatapnya seperti itu. Tanpa menoleh Jack lalu meraih tangan Anne dan mengajaknya berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh dari Naze tower. Di dalam mobil Anne menatap jalanan, berusaha mencari restoran yang masih buka di jam dua dini hari. Meskipun sudah makan sebelum pergi ke pantai, akan tetapi Anne lapar lagi.     

"Kenapa tak ada yang buka,"gumam Anne lirih sambil menatap deretan restoran cepat saji yang sudah tutup sejak berjam-jam yang lalu itu. "Aku lapar."     

Jack menggerakkan tangannya ke arah kepala Anne dan mengacak-acak rambut Anne dengan gemas.      

"Jack, kenapa ikh…"     

"Sabar, tenang saja. Kita akan menemukan satu restoran yang masih buka, duduk manis ya. Jangan bersandar pada kaca seperti itu,"ucap Jack lembut meminta Anne untuk duduk dengan tenang.      

Anne yang mengerti dengan maksud Jack pun kemudian duduk kembali di kursi dengan baik, ia tak lagi menatap ke arah luar dengan bersandar pada daun pintu lagi seperti anak kecil. Setelah Anne duduk dengan baik, Jack lalu menaikan kaca jendela di samping Anne melalui tombol yang ada di sampingnya dan menginjak gas mobil untuk mencari sebuah restoran cepat saji yang ia tahu buka 24 jam. Sebuah restoran junk food kesukaan Anne yang menjual burger dan kentang goreng, yang kini mempunyai outlet jutaan di seluruh dunia.     

"Mcdonald yeaaaachhh!!!!" Anne menjerit kegirangan saat melihat papan nama dari restoran junk food kesukaannya itu terlihat jelas di depan matanya.      

Jack yang masih mengendarai mobil dengan hati-hati hanya tersenyum tipis, ia tak menyangka Anne akan sesenang itu diajak ke restoran junk food yang murah. Padahal saat tadi sore diajak makan malam Anne biasa saja, ia tak menunjukkan ekspresi senang seperti saat ini.      

"Ayo Jack aku sudah lapar sekali, parkir di depan restorannya saja,"pinta Anne penuh harap.     

"Sabar sayang, lihatlah aku sedang menuju ke area parkir paling dekat dengan restoran itu,"jawab Jack dengan cepat.      

"Hati-hati Jack, banyak mobil juga. Mobilmu ini mobil mahal, kalau tergores pasti tak akan indah lagi,"kelakar Anne sambil tertawa lebar.      

Jack tak merespon perkataan Anne lagi, ia fokus memarkirkan mobilnya dengan hati-hati. Seperti yang Anne katakan sebelumnya bahwa saat ini di tempat itu tengah penuh mobil-mobil lainnya, setelah berhasil mencari tempat parkir paling baik Jack lalu melepaskan sabuk pengamannya dan tersenyum ketika melihat Anne kesulitan melepaskan sabuk pengamannya.      

Dengan perlahan Jack membantu Anne melepaskan sabuk pengamannya. "Hati-hati nyonya, jangan terlalu bersemangat seperti itu. Kuncinya adalah tenang."     

"Aku juga tenang, sabuk pengamannya saja yang nakal,"sahut Anne ketus.      

Jack terkekeh mendengar perkataan Anne, ia lalu menyentuh hidung mancung Anne menggunakan jari telunjuknya karena gemas. "Benda mati tak bisa nakal, manusialah yang bisa nakal,"ujarnya pelan.      

Anne mengibaskan tangannya menampik tangan Jack, ia tak suka Jack memainkan hidungnya seperti itu. Karena sudah terlepas dari sabuk pengaman Anne lalu keluar dari mobil dengan hati-hati, ia tak mau membuat mobil Jack tergores karena di sebelahnya juga terparkir mobil yang cukup dekat. Jack tersenyum penuh kebanggaan saat melihat Anne yang sangat hati-hati memperlakukan mobilnya, Anne benar-benar tahu cara menjaga barang dengan baik. Karena melihat Jack sudah keluar dari area parkir Anne pun mempercepat langkah kakinya menyusul Jack, gaun yang ia pakai cukup mempersulit langkahnya.     

Jack menyipitkan kedua matanya melihat Anne yang berjalan sambil mengangkat bagian bawah gaunnya. "Are you ok?"     

"Huum, ya sudah ayo masuk. Aku lapar sekali Jack, cacing-cacing dalam perutku semakin menggila,"jawab Anne penuh semangat.     

"Ok, kau duduk saja. Aku yang pesan, seperti biasa kan?"tanya Jack kembali.     

Anne menganggukan kepalanya merespon pertanyaan Jack, setelah itu ia pun berjalan menuju ke sebuah meja yang cukup nyaman yang masih kosong. Sementara Jack langsung menuju ke bagian pemesanan, Jack yang sudah hafal dengan menu kesukaan Anne tak mengalami kesulitan. Dulu waktu masih tinggal di Newcastle Upon Tyne mereka sering sekali makan makanan ini bersama, setelah selesai melakukan pembayaran Jack lalu memasukkan dompetnya lagi kedalam saku bajunya dan berniat untuk menunggu makanan siap. Namun niatnya terpaksa ia batalkan ketika melihat Anne yang sedang dipandangi beberapa orang pemuda yang duduk tak jauh dari tempat Anne duduk, dengan penuh emosi Jack berjalan menuju meja Anne. Ia terlihat melepaskan beberapa kancing kemejanya dan melipat lengan bajunya, menunjukkan ototnya untuk mengintimidasi para pemuda yang sedang berbisik-bisik sambil melihat ke arah Anne.      

Brak     

Jack langsung menggebrak meja tempat Anne duduk.      

"Maaf membuatmu menunggu lama sayang." Jack bicara dengan suara cukup keras sambil menatap tajam ke arah beberapa orang pemuda yang menatap Anne penuh intimidasi.     

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus I'LL Teach You Marianne. Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS I'LL Teach You Marianne. mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Missreealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.